NovelToon NovelToon
Permintaan Terakhir Istriku

Permintaan Terakhir Istriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:259.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: idaa_nafishaa

Sepuluh tahun pernikahan, Chiko merasa sudah tidak ada lagi cinta dengan Humaira.

Chiko mengungkapkan keinginannya untuk bercerai, agar bisa menjalin hubungan yang baru dengan Dinda. Sekertaris baru yang sudah menjadi kekasih Chiko selama beberapa bulan terakhir.

Satu bulan memenuhi keinginan terakhir Humairah sebelum bercerai, membuat Chiko merasa bahwa cintanya kepada sang istri masih sama besarnya seperti dulu.

Akankah Chiko memutuskan kekasihnya? atau tetap pada pendiriannya untuk bercerai dengan sang istri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idaa_nafishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu

Setelah mengantarkan anak anak ke sekolah, Chiko bergegas menuju kantor. Semalam tidak mencicipi bibir Dinda, rasanya seperti hilang sesuatu dalam dirinya.

Chiko langsung masuk ke dalam ruangan nya, dia tersenyum saat melihat Dinda sudah menunggu nya.

"Ketika aku ingin tersenyum, aku tahu persis apa yang harus dilakukan. Aku hanya memejamkan mata dan memikirkanmu," ucap Dinda.

Dinda langsung berjalan dan menabrakkan diri kepada Chiko.

"Aku merindukanmu."

"Aku juga," Chiko semakin agresif menyerang.

"Aku tidak pernah benar-benar mengerti apa artinya merasa hidup sampai kamu menyelubungiku dengan cintamu," ucap Chiko.

Dinda tersenyum penuh kemenangan karena merasa dia masih menjadi pemenang di hati Chiko.

Chiko kemudian teringat jika dia tidak boleh terlalu dekat dengan Dinda.

"Ada apa?" tanya Dinda saat Chiko menghentikan aktivitasnya yang mencoba untuk melepas kancing pakaian Chiko.

"Dinda, bukankah kita sudah sepakat untuk tidak melakukannya selama satu bulan ini? aku harus menjadi ayah dan suami yang benar-benar baik dan menyenangkan untuk mereka sebelum kami berpisah."

"Huft.. baiklah."

Dinda menghilangkan nafas panjang kemudian mencium pipi Chiko sebelum akhirnya dia kembali ke ruangannya.

Maaf Dinda, aku tidak bermaksud untuk membuat kamu tersinggung. Tapi aku benar-benar ingin menikmati momen 1 bulan terakhir ini bersama dengan anak-anak dan juga Humaira. Aku ingin meninggalkan kesan yang bahagia sebelum aku membahagiakan dirimu.

...----------------...

Chiko dan Dinda sama-sama disibukkan dengan pekerjaan masing-masing.

Humaira dan anak-anak baru saja sampai di kantor Chiko untuk memberikan kejutan dengan membawakan makan siang.

Bersamaan dengan masuknya Humaira dan anak-anak ke dalam lift, Dinda baru saja keluar menggunakan lift yang lain untuk membelikan makanan dan akan melakukan makan siang bersama Chiko di dalam kantor.

"Chiko pasti tidak akan mau jika aku mengajaknya makan siang di kantin, jadi lebih baik aku turun dan membeli makanan sehingga kita bisa makan di dalam kantor bersama. Pasti akan menyenangkan," ucap Dinda.

"Walaupun Aku tidak akan bisa untuk memeluknya selama satu bulan ini, setidaknya aku harus selalu mewarnai hari-harinya di kantor agar dia tahu bahwa masih ada diriku dan juga janji yang harus dia tepati. Menikah aku." Dinda tersenyum sambil merapikan rambutnya dan berkaca pada cermin yang ada di dalam lift.

Humaira dan anak-anak sudah sampai di depan ruangan Chiko.

Dengan perlahan Humaira mengetuk pintu.

"Masuk.."

Suara Chiko dari dalam yang membuat Humaira dan anak-anak tersenyum karena sepertinya Chiko tidak mengetahui siapa yang datang.

Humaira membuka pintu dengan hati-hati, Humaira melihat bahwa suaminya itu masih sibuk bekerja padahal ini sudah hampir memasuki jam makan siang.

Dengan langkah kaki yang berusaha agar tidak menimbulkan suara, Humaira mengajak kedua putrinya untuk berjalan mendekati Chiko.

"Letakkan saja di meja." Ucap Chiko sambil terus fokus pada layar laptopnya.

"Ayah.."

Chiko terkejut ketika mendengar suara putrinya, dia langsung mendongak dan mendapati bahwa Humaira datang ke kantor bersama dengan kedua putrinya.

"Kalian?" Chiko tampak bersinar-binar melihat kedatangan mereka.

"Kejutan..., karena Ayah sudah memberikan kejutan untuk ibu. Jadi hari ini Ibu mengajak anak-anak untuk memberikan kejutan juga kepada ayah."

Chiko tersenyum dan menutup laptopnya kemudian segera mencium pipi Humaira dan memeluk kedua putrinya.

"Terima kasih, ini adalah kejutan yang sangat membahagiakan. Ayah baru saja terpikir untuk mengajak kalian makan siang di luar."

"Jika ini adalah kejutan yang membahagiakan. Kenapa Ibu tidak dari dulu saja mengajak kami untuk makan siang bersama dengan ayah?" tanya Aisyah yang membuat Humaira binggung.

Humaira dan Chiko saling berpandangan, kemudian Humaira mengajak mereka untuk makan dengan alasan dirinya sudah sangat lapar.

Humaira dan Chiko tersenyum saat melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah keduanya.

Dengan semangat mereka menceritakan bahwa mereka baru saja libur sekolah dan sudah menyusun agenda ke mana mereka akan menghabiskan waktu libur itu bersama dengan Chiko.

"Ayah, bisa kan kita pergi jalan-jalan bersama dan ayah tidak bekerja untuk satu pekan saja?" pinta Aisyah.

"Tentu saja sayang, katakan saja ke mana kalian ingin pergi?" tanya Chiko.

"Bagaimana jika ke puncak? bukankah kita sudah lama tidak pergi ke villa kakek dan nenek?" ucap Humaira.

Chiko terdiam, dia tidak menyangka ingatan Humaira masih tajam mengingat villa tempat di mana dulu mereka sering ke sana untuk melakukan bulan madu.

Awal menikah, Chiko masih mengijinkan Humaira menjadi dokter anak. Karena keduanya dulu sama-sama sibuk dengan profesi masing-masing, mereka memutuskan untuk sering berbulan madu ke villa keluarga yang letaknya sekitar 4 jam perjalanan dari tempat tinggal mereka.

"Bagaimana? apa Ayah bersedia mengajak kami untuk ke sana?" tanya Humaira.

"Humaira, kamu memang tahu bagaimana cara untuk mengingatkan aku tentang apa-apa saja yang selalu kita lakukan saat kita pertama kali menjadi pasangan suami istri," ucap Chiko sambil tersenyum.

Karena ini adalah tujuanku untuk mengingatkan kembali bahwa cinta kita masih sama besarnya hanya saja kesibukan dan badai yang menyapu kamu sedikit melenceng dari jalan yang seharusnya.

"Ayah, dari tadi ibu menyuapi kami dan ayah. Bagaimana jika sekarang Ayah menyuapi Ibu juga?" ucap Almira.

Humaira terdiam, dia takut jika Chiko akan menolak. Ternyata tidak.

"Boleh."

Chiko segera mengambil alih wadah yang berada di tangan Humaira dan mulai menyiapkan makanan untuk Humaira.

Humaira sangat bahagia, ini adalah momen yang sudah lama tidak pernah mereka lakukan.

Ya Allah, semoga aku bisa membalikkan hati suamiku. Atau, jika memang takdirku untuk menjadi istrinya hanya akan sampai pada titik ini. Biarkan kami berpisah tanpa adanya dendam.

Di balik pintu, Dinda terlihat berulang kali menghentakkan kakinya ke lantai saat dia hendak memasuki ruangan, melihat Humaira ada di sana bersama dengan anak-anak.

"Kurang ajar, dia menggunakan anak-anak untuk memikat hati Chiko. Tidak masalah, Chiko tahu bahwa ini hanya sementara. Aku akan tetap menjadi pemenang."

Dinda akhirnya memilih untuk kembali ke ruangannya sendiri dan memakan makanan itu sendiri juga.

"Aku harus bertahan untuk menantimu meski penantian ini begitu berat kesabaran dalam iman telah menepis kegalauan hatiku."

"Argh, baru satu hari dan aku sudah merasakan kecemburuan yang sangat panas."

Humaira tidak sengaja berpapasan dengan Dinda saat dia akan masuk ke dalam lift.

Humaira tersenyum saat dia bisa menangkap ekspresi cemburu di wajah Dinda.

"Jika kau mencari harta, maka berpalinglah pada dirinya yang punya segala. Tapi jika kau mencari cinta, maka hati ini akan berbicara. Tak perlu mengeluh cemburu, ia akan tetap milikmu jika ia adalah jodohmu. Jika bukan jodoh, aku harap kamu tidak akan menangis," ucap Humaira sambil tersenyum.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

1
Rahmah
Humaira bodoh memaksakan diri sekali
Rahmah
percuma kamu nasehatin suami mu sampai berbusa mulut mu gak akan ngaruh.kasih terapi kejut aja suami KY gitu bodoh betul JD wanita
Rahmah
ini cerita atau apa sih
Siti Aminah
bahasa ny membingungkan..kita hrs pinter2 memahami kata2ny dan menafsirkan ny sendiri
Siti Aminah
good job humaira...bikin dinda kena karma ny...
Dina Sutarlim
bagus
Windarti08
typonya parah banget...
jadi gak nyambung bacanya
siti salamah
laki otak dengkul
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
terimakasih kak..karya yg sangat bagus
saya baca maraton 👍👍👍❤️❤️
Yati Syahira
semoga nggak bisa punya anak dinda d chiko
nabila
knp ceritanya sprt loncat2 ya?
The Lovely
Yg mati itu Dinda apalagi lo yg pantas jdi penghuni neraka jngn ajak" Humaira
Arriati Se
gregetan
Eri Erisyah
beri pelajaran juga buat dinda
Wati Julaeha
aduuh jangan terlalu bertele tele dong ceritanya 😑
💦Mak Phi-khun: Jangan di baca kak. di skip aja 😌
total 1 replies
Nurmalia Irma
seandainya bercerai pada akhirnya akan lebih bahagia pasti wanita yg tersakiti akan lebih memilih bercerai daripada bertahan
Nurmalia Irma
bertanyea tanyeaaa 😂
Nurmalia Irma
lieuuur si ciko mah diihhh
Nurmalia Irma
lieuuur si ciko mah diihhh
Nurmalia Irma
kirain keburu ketauan selingkuh tuh si dinda..aahh ternyata kawin juga tuh mereka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!