Permintaan Terakhir Istriku
Di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota, terlihat seorang wanita sedang tersenyum sambil memeluk pria yang ada di sampingnya. Tangan wanita cantik dengan pakaian seksi dan ketat itu, penuh dengan barang belanjaan.
Pria yang merupakan kekasihnya itu rupanya baru saja membelanjakan apapun yang diinginkan oleh sang wanita.
"Terima kasih karena sudah mau mengantarkan aku berbelanja."
"Tentu saja sayang, apapun yang kamu inginkan." Ucap Pria yang bernama Chiko sambil menol gemas hidung kekasihnya. Dinda.
Tiba tiba senyum kebahagiaan yang tadinya menghiasi wajah Dinda, kini berganti dengan kesedihan seolah-olah Ada kekecewaan yang mendalam di dalam hatinya.
"Ada apa?" Tanya Chiko sambil berhenti dan memutar tubuh Dinda sehingga keduanya kini saling berhadapan.
"Kapan kita akan nikah?"
Deg !!
Lagi lagi, itu yang dibicarakan oleh Dinda. Chiko bisa apa? walaupun sebenarnya dia juga sangat ingin membangun rumah tangga dengan Dinda. Tapi Chiko tidak bisa membuatnya menjadi mudah, mengingat dia masih terikat, ikatan pernikahan dengan Humaira.
Chiko dan Humaira sudah menikah selama 10 tahun dan dikaruniai dua orang anak.
Anak pertama yang sekarang berusia 7 tahun diberi nama Aisyah.
Anak kedua yang juga perempuan berusia 5 tahun bernama Almira.
Kehadiran Dinda rupanya menumbuhkan benih-benih cinta di hati Chiko yang sudah lama vakum. Entah kenapa, tapi Chiko merasa bahwa sudah tidak ada lagi cinta yang dapat dia rasakan di dalam biduk rumah tangganya dengan Humaira.
"Chiko, kok kamu malah bengong sih. Kamu tuh kebiasaan ya kalau diajak ngomong soal kapan nikah selalu saja bengong. Memangnya apa sih yang kamu pikirkan?"
"Tentu saja Humaira, siapa lagi," lirih Chiko.
Dinda kemudian mengatakan kakinya sebelum dia memilih untuk pergi meninggalkan Chiko.
"Dinda.." Chiko memejamkan mata sebelum dia mengejar kekasihnya.
"Tunggu." Chiko memegang tangan Dinda dan menghentikan langkahnya.
"Apa?"
"Beri aku waktu."
"Aku bosan mendengar alasan yang selalu mengatakan untuk memberikan kamu waktu. 6 bulan aku menunggu, tapi kamu belum pernah sekalipun membicarakan ini kepada istri kamu."
"Sekarang kamu pilih saja antara hubungan kita dan pernikahan kamu. Aku wanita, aku tidak bisa menjalani hubungan seperti ini tanpa adanya kejelasan."
Humaira kemudian meninggalkan Chiko. Chiko tidak bisa berbuat apa-apa selain menatap kepergian Dinda.
Di rumah, Chiko pulang dan langsung di sambut oleh Humaira.
"Assalamualaikum.." ucap Chiko.
"Walaikumsalam." Humaira tersenyum saat membuka pintu dan langsung mencium punggung tangan dari Chiko.
"Dimana anak anak?" tanya Chiko.
"Ibu baru saja menjemputnya, beliau bilang jika beliau ingin mengajak Aisyah dan Almira jalan-jalan."
Chiko hanya mengangguk-anggukkan kepala kemudian mengikuti langkah kaki Humaira memasuki rumah.
"Kebetulan sekali mas sudah pulang. Aku baru saja selesai memasak makanan untuk makan malam." Humaira tersenyum sambil mengambil dua piring dan menyiapkan satu piring nasi goreng untuk Chiko.
Humaira mulai memakan makanan yang ada di piringnya, namun ada yang berbeda. Jika biasanya Chiko dan Humaira akan makan bersama-sama.
Kali ini, Humaira melihat Chiko tidak menyentuh makanannya.
"Ada apa? apa mas tidak suka dengan makanan yang aku buat?"
Bagaimana caraku mengatakan bahwa aku ingin menikahi Dinda.
Chiko menatap Humaira, melihat mata wanita yang sudah menemaninya selama 10 tahun itu membuat Chiko seakan sulit untuk mengatakan keinginannya.
"Mas? jika memang mas tidak suka dengan makanan yang aku masak, katakan saja. Aku akan mengganti menu makan malam kita. Mas mau makan apa?" tanya Humaira dengan lembut.
"Humaira, dengarkan baik-baik apa yang ingin aku bicarakan."
"Oke, kenapa aku merasa bahwa akan ada kejutan menyenangkan dari yang akan kamu katakan?" Humaira tersenyum sambil memasukkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya.
"Humaira, Aku ingin kita bercerai."
Humaira refleks meletakkan sendok dan garpu di piringnya sehingga menimbulkan suara dentingan yang memecah keheningan malam.
"apa aku berbuat salah sehingga Mas memutuskan untuk bercerai?"
"Kamu tidak salah, aku hanya merasa bahwa aku tidak lagi menemukan kebahagiaan dalam pernikahan kita."
"Aku ingin cerai saja."
Deg !!
Hati wanita mana yang tidak sakit ketika mendengar kata itu dari sang suami.
Tidak ada yang terjadi sebelumnya, angin dan badai pun tidak masuk dan mengusik rumah tangganya. Lalu tiba-tiba sang suami mengatakan jika dirinya ingin bercerai saja hanya karena sudah tidak lagi menemukan kebahagiaan di dalam rumah tangga, itu benar-benar hal yang menyakitkan.
"Mas..."
"Maafkan aku, Humaira. aku tahu mungkin keputusan ini mengejutkan kamu. Tapi keinginanku sudah bulat untuk bercerai dengan mu."
"Apa alasan kamu ingin bercerai karena wanita itu?"
Chiko terdiam, dan diamnya Chiko membuat Humaira tersenyum. Senyuman yang sebenarnya menandakan kesedihan.
"Jadi benar kabar yang selama ini aku dengar tentang kamu yang menjalin hubungan dengan sekretaris mu?"
Chiko terdiam, jujur saja dia sangat tidak tega untuk menyakiti hati wanita yang sudah memberinya dua putri yang sangat cantik. Sayangnya, keinginan untuk menjalin hubungan yang baru bersama dengan Dinda membuat nya harus kuat untuk menentukan pilihan.
"Aku akan memberikan hak asuh kedua putri kita kepada kamu, aku yakin mereka akan lebih bahagia saat mereka bersama dengan kamu. Aku jika tidak akan lepas dari tanggung jawab. Aku akan tetap membiayai hidup mereka hingga mereka menyelesaikan pendidikan terakhir yang mereka inginkan."
Chiko menghela nafas panjang sebelum dia memberikan sebuah berkas yang berisi surat perceraian kepada Humaira.
Tes !!
Air mata Humaira tidak dapat lagi dia tahan, Humaira menggunakan jilbab yang dia kenakan untuk menghapus air mata yang sudah membasahi kedua pipinya.
Humaira membuka surat perceraian yang sudah ditandatangani oleh Chiko.
"Tidakkah kita bisa membicarakan hal ini lagi? apakah kamu tidak memikirkan perasaan Aisyah dan Almira?"
"Humaira, jangan membuatku semakin sulit untuk menentukan pilihan."
"Jadi mas lebih berat untuk meninggalkan selingkuhan Mas daripada mempertahankan istri dan juga anak-anak?"
"Letakkan saja dokumen itu di sini setelah kamu menandatanganinya." Chiko memilih untuk pergi dari hadapan Humaira.
"Tunggu," ucap Humaira yang membuat langkah kaki Chiko terhenti.
"Aku akan menandatangani surat ini setelah mas mau menuruti permintaan terakhir ku."
Chiko terlihat masih stay pada posisinya yang berdiri membelakangi Humaira.
"Aku ingin selama satu bulan penuh. Mas akan menghabiskan waktu bersama dengan aku dan anak-anak. Membantu aku untuk menyiapkan semua keperluan Aisyah dan juga Almira. Setiap malam, Aku ingin mas menggendong aku menuju tempat tidur. Sama seperti saat kita pertama kali memasuki rumah ini."
"Hanya itu?"
"Ya. Hanya itu." Humaira meremas ujung jilbab yang sudah basah dengan air mata.
"Baiklah."
Chiko kemudian pergi meninggalkan Humaira tanpa menoleh lagi ke belakang.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
nabila
knp ceritanya sprt loncat2 ya?
2023-06-02
0
Nurmalia Irma
aku kayaknya pernah liat visual seperti ini..entah itu video klip atau film atau apa yaa lupa krn sudah lama bgt..tapi memang sangat sedih
2023-02-03
2
Adiba Shakila Atmarini
ceritax sdih bngt
2023-01-31
0