NovelToon NovelToon
Diujung Rindu

Diujung Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:545
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 2

Zahira kembali kemeja kerjanya,kedua kakinya masih gemetar dia tidak percaya Jerri akan memintanya meski hanya membuat kopi,namun yang tidak habis pikir bukannya Jerri sudah memiliki tunangan dan dia sangat cantik,lalu untuk apa Jerri meminta membuat kopi untuknya.

"Ra,kamu kenapa?"tanya Safi

"Zahira mana kopinya?aku minda dikit aja."kata Celine

"Ra,kok bengong sih."kata Safi sambil menepuk pundak Zahira

"Ah,maaf Kak.Tadi kopinya tumpah."kata Zahira

Safi dan Celine percaya begitu saja,mereka kembali kemeja masing-masing.

Diruangan Presdir sendiri masih menikmati kopi yang masih tinggal separuh,dia kembali menyeruput dan menghabiskan.

"Martin."panggil Jeri

"Apa."jawab Martin yang setia menemani dan membantunya

"Menurutmu bagaimana jika aku melepaskan Aira?"tanya Jerri setelah membaca riwayat Zahira

"Kenapa?karena gadis tadi?"tanya Martin

"Aku tidak mau menutupinya darimu,tapi aku sudah menyukainya dari jaman kuliah dulu."jawab Jerri

"Ah,jadi dia cinta pertamamu?"tanya Martin dengan senyum

Jerri tersenyum saat Martin memandangnya,untuk kali ini Martin akan mati-matian membantunya karena Martin sendiri merasa tidak cocok dengan Aira.

"Apa kita lakukan sekarang?"tanya Martin

"Kamu yakin ini waktu yang tepat?"tanya Jerri

"Aku selalu menyuruh orang untuk mengikutinya,hanya saja kamu lebih percaya kepadanya waktu itu."jawab Martin

"Pelan-pelan saja,kumpulkan semua bukti dan lempar dihadapan mereka berdua."kata Jerri sambil melepaskan cincin yang melingkar dijari manisnya dan melemparnya kedalam tempat sampah.

"Bagaimana dengan orang tuamu Bos?"tanya Martin

"Mereka akan tahu siapa gadis pilihannya,apalagi Mama."jawab Jerri

Setelah jam istirahat siang Jerri kembali keruangannya,Aira yang sudah menunggu tengah memasang wajah marah kepadanya,kali ini dia siap melempar gelas yang sedang dia pegang

"Bukannya kamu pergi bersama temanmu?"tanya Jerri

"Kenapa kamu melakukannya Jerri?"tanya Aira

"Apa?"tanya Jerri

"Kartu kreditku kenapa kamu blokir?"tanya Aira

"Oh itu,dalam satu minggu ini kamu sudah belanja hampir seratus juta,darimana aku bisa menutupnya?"tanya Jerri

"Jerri,itu cuma seratus aku belum seperti temanku yang bisa menghabiskan satu M dalam semalam."jawab Aira

"Ya sudah kamu ikut temanmu,kalau sama aku nanti cuma kukasih sepuluh juta sebulan."tantang Jerri

"Jerri!kamu jahat banget sih sama aku!"kata Aira dengan suara tinggi

Aira keluar dengan membanting pintu,wajah cantiknya berubah merah karena marah,dia menggerutu dalam setiap langkahnya.Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Mama Jerri.

"Ada apa Aira?"tanya Mama Jerri

"Tante Jerri memblokir kartu kreditku."jawab Aira dengan isak tangis

"Emangnya kamu beli apa?"tanya Mama Jerri

"Aku cuma beli tas aja Tante."jawab Aira

Mama Jerri mencoba menenangkan calon menantu kesayangannya,dia akan langsung bicara saat Jerri pulang nanti,bagi Mama Aira adalah pengganti putrinya yang sudah tiada.

Martin sudah sudah menyiapkan bukti untuk jaga-jaga karena Jerri yakin setiba dirumah dia akan langsung kena hukuman sang Mama.

"Sudah siap Bos."kata Martin

"Ok,makasih."kata Jerri

Jerri mengancingkan jas setelah berdiri,dia melangkah keluar diikuti oleh Martin,kali ini dia melihat karyawan yang sebagian sudah pulang dan sebagian masih ada di depan laptop masing-masing.

Jerri mencari dimana meja Zahira,dia meletakkan pesan kepadanya bahwa besok pagi jam sepuluh harus membuatkan kopi untuknya.

"Presdir ada yang bisa saya bantu?"tanya Celine

"Tidak ada."kata Jerri menempelkan kertas dalam agenda dimeja Zahira

Zahira baru saja keluar dari mushola,dia melihat Celine berbincang dengan Jerri didekat meja kerjanya.Karena merasa tidak bersalah Zahira mendekat dan meraih tas dan kunci motornya,dia pergi begitu saja tanpa bicara dengan Celine.

"Dia temanmu?"tanya Jerri

"Ah,iya Pak."jawab Celine

"Tidak sopan kali."kata Jerri

Jerri melangkah mengikuti Zahira,meski Zahira berjalan lebih dulu namun dia harus antri karena dari tadi liftnya penuh,Jerri menarik lengannya untuk bergeser dilif satunya,tanpa menunggu lagi mereka masuk kedalam lift namun hanya berdua sementara Martin masih tertinggal.

"Pak kenapa Pak Martin ditinggal?"tanya Zahira

"Dia sudah dewasa,bisa mencari jalan sendiri."jawab Jerri setelah menekan angka dengan acak dan membuat lift hanya naik turun

"Bapak sengaja memainkan tombolnya?"tanya Zahira

"Jangan panggil aku Bapak,aku gak suka."kata Jerri

Zahira bersandar disudut lift karena yakin tidak akan terbuka dalam beberapa saat,bahkan saat terbuka bisa-bisa mereka berada di lantai paling atas,dan dugaannya benar,kali ini mereka berada diatas.

Jerri menarik lengan Zahira,membawanya kesebuah rooftop yang didesain dengan sempurna sehingga bisa dijadikan tempat tinggal sementara saat lelah.

"Apa ini milikmu?"tanya Zahira

"Iya,khusus yang ini."jawab Jerri

"Kenapa kamu membawaku kesini?"tanya Zahira

"Kamu harusnya tahu jawabannya,kenapa harus kamu yang kubawa kesini."jawab Jerri

Zahira memandang jari jemari Jerri sudah tidak ada cincin yang melingkar disana,padahal tadi pagi cincin dengan mata berlian melingkar dijari manisnya yang ada hanya bekas pemakaiannya.

"Sudah malam,aku harus pulang."kata Zahira

"Menikahlah denganku,malam ini juga kalau kamu mau aku akan melamarmu."kata Jerri

Zahira menoleh kearah Jerri,sungguh diluar dugaannya laki-laki yang sudah memiliki tunangan bahkan dia sangat cantik namun kenapa Jerri malah berpaling dan memilihnya.

"Kamu sudah tunangan,tidak mungkin kita bersama."kata Zahira

"Siapa yang bilang?bagiku itu mungkin saja."kata Jerri

"Presdir sudah cukup,bercandamu itu tidak lucu."kata Zahira sambil berdiri

"Jawab dulu baru aku temui Ayahmu malam ini juga."kata Jerri

"Bagaimana dengan tunanganmu?"tanya Zahira

"Itu urusanku,lagian dia tunangan pilihan Mama bukan pilihanku sendiri."jawab Jerri

"Baik,aku terima dengan syarat selesaikan dulu urusan dengannya aku tidak mau menjadi orang ketiga dalam hubungan kalian."kata Zahira

Zahira meninggalkan Jerri begitu saja,meski begitu Jerri hanya tersenyum karena dalam beberapa waktu dia akan kembali karena tidak memiliki akses untuk turun.

Zahira kembali mendekati Jerri kali ini dia yang menarik tangannya dan memintanya untuk membuka lift.

"Berikan ponselmu."kata Jerri

Zahira memberikan ponselnya kepada Jerri,namun Jerri malah menahannya sampai masuk kedalam lift,dia mengisi kontaknya dalam ponsel Zahira dengan diam-diam.

****

Dirumah Jerri sudah ditunggu Mama,Martin juga sudah mandi dan berganti baju,Aira juga sudah menunggu dengan senyum penuh kemenangan.

"Mana Papa?"tanya Jerri

"Pergi."jawab Mama

"Pergi sendiri atau Mama yang suruh?"tanya Jerri

"Iya Mama yang suruh daripada nanti berantem."jawab Mama

"Mama sih belain Aira terus ujung-ujungnya berantem sama suami."kata Jerri

Mama Jerri sudah geram malam ini apalagi ucapan Jerri menambah kemarahannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!