NovelToon NovelToon
Dendam & Cinta Tuan Mafia

Dendam & Cinta Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Caesarikai

Lima tahun lalu, Liliane Lakovelli kehilangan segalanya ketika Kian Marchetti—pria yang dicintainya—menembak mati ayahnya. Dikhianati, ia melarikan diri ke Jepang, mengganti identitas, dan diam-diam membesarkan putra mereka, Kin.

Kini, takdir mempertemukan mereka kembali. Kian tak menyadari bahwa wanita di balik restoran Italia yang menarik perhatiannya adalah Liliane. Namun, pertemuan mereka bukan hanya tentang cinta yang tersisa, tetapi juga dendam dan rahasia kelam yang belum terungkap.

Saat kebenaran terkuak, masa lalu menuntut balas. Di antara cinta dan bahaya, Kian dan Liliane harus memilih: saling menghancurkan atau bertahan bersama dalam permainan yang bisa membinasakan mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caesarikai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perbincangan dengan Takeshi

"Yuri ..." panggil Hana yang membuat tiga manusia itu menguraikan pelukan mereka.

Liliane yang lebih dulu menghampiri Hana, sementara Kian dan Kin masih berada di tempat sebelumnya. Liliane menggantikan Takeshi mendorong kursi roda Hana menuju ranjang Kin.

"Halo, cucu Obaasan ..." sapa Hana pada Kin yang sedang tersenyum manis padanya.

"Halo, Obaasan! Lihat, Kin sudah sehat!" pekik Kin dengan riang.

Hana tertawa kecil seraya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ya, Obaasan senang melihatmu sudah sehat."

"Obaasan membawa mainan untukmu. Maukah bermain dengan Obaasan?" tanya Hana yang dibalas anggukan semangat oleh Kin.

"Tentu saja!"

Melihat itu, Liliane segera mengeluarkan mainan Kin yang dibawa oleh Hana dan Takeshi. Mereka bertiga bermain di sana, sedangkan Kian menyingkir perlahan. Kin perlu bermain dengan keluarga yang lain.

Takeshi memanggil Kian, pada saat ia melihat kehadiran Kian yang bergabung di ruang tamu. "Marchetti muda, aku ingin berbincang denganmu."

Mereka pun keluar dari ruang kamar Kin setelah Kian menyetujui permintaan Takeshi.

Pria tua itu membawa Kian menuju taman rumah sakit yang sepi. Mereka berdiri berhadapan dengan suasana yang cukup tegang. Baik Kian maupun Takeshi, keduanya memiliki aura intimidasi yang cukup kuat.

Takeshi menyalakan rokoknya, menghisap dalam-dalam cerutunya sebelum menatap Kian dengan dingin. "Kau sudah cukup membuat kekacauan, Marchetti muda."

Kian menyilangkan tangan di dada, ekspresinya tetap tak tergoyahkan. "Kau pikir aku datang untuk membuat kekacauan?" Ia tertawa kecil, tanpa humor.

"Aku datang untuk anakku, Takeshi. Bukan untukmu, bukan untuk Liliane." Ucapnya. Sial, ia hampir ikut merokok juga, namun ia teringat dengan Kin, dia tak bisa merokok bila ingin tetap di dekat Kin.

Takeshi mengembuskan asapnya perlahan. "Lalu setelah ini apa? Kau akan menyeretnya ke duniamu yang penuh darah dan tipu daya? Kau pikir itu yang terbaik untuknya?"

Kian menatap Takeshi lama, sebelum akhirnya berkata dengan suara lebih dalam. "Aku tidak butuh pengakuan darimu. Aku tidak peduli apa pendapatmu tentangku. Tapi satu hal yang pasti, Kin adalah anakku. Aku tidak akan meninggalkannya begitu saja."

Takeshi membuang puntung rokoknya, menginjaknya dengan ujung sepatunya. Matanya menyipit, penuh pertimbangan. "Aku takkan membiarkan Liliane kembali jatuh ke dalam hidupmu. Dia sudah cukup menderita."

Kian mendekat selangkah, suaranya lebih rendah dan tajam. "Kau pikir aku akan merebutnya kembali? Aku tidak butuh izinmu, Takeshi. Jika Liliane ingin menjauh, biarkan dia. Aku tidak memaksanya. Tapi aku akan tetap ada di sisi Kin."

Takeshi terdiam sejenak, menatap pria di hadapannya. Ia tahu, Kian bukan pria yang bisa dihentikan dengan ancaman atau peringatan.

Akhirnya, dengan helaan napas berat, Takeshi berkata. "Baik. Kau bisa bertemu dengannya. Tapi jangan salah paham, Kian." Ia menatap lurus ke mata pria bermata hitam legam itu. "Aku melakukan ini untuk Kin. Bukan untukmu. Bukan untuk Liliane."

Kian menyunggingkan senyum tipis. "Itu cukup."

Mereka berdiri dalam keheningan beberapa saat, sebelum Takeshi akhirnya berbalik meninggalkan Kian. Keputusan sudah dibuat. Kian mungkin belum memenangkan perang ini, tetapi setidaknya, ia telah mendapatkan satu pijakan untuk tetap berada di sisi putranya.

Namun, saat akan kembali, Takeshi tiba-tiba menghentikan langkahnya. Tanpa berbalik, dia berkata pada Kian. "Aku pernah ada di posisimu, Marchetti muda."

Kian mendongak ketika mendengar Takeshi kembali berbicara. Dia masih menatap punggung lebar itu yang mulai terlihat renta. "Mempertahankan keluarga yang kau cintai dalam dunia gelap seperti yang kita jalani, sangat sulit. Pilihannya hanya dua, Kian. Mempertahankan sampai mati atau merelakan mereka tak kembali."

Kian terdiam dan membiarkan Takeshi melangkah pergi meninggalkannya. Di taman rumah sakit itu, Kian sendiri termenung. Sebelumnya memang ia tak memiliki ketakutan apapun dalam membunuh atau dibunuh. Tetapi sekarang, ia begitu takut Liliane atau Kin terbunuh.

Takeshi benar, apabila ia ingin mempertahankan Liliane dan Kin, maka Takeshi perlu melihat keterampilannya dan kesungguhannya. Pria tua itu pasti tak akan dengan mudah memberikan izin untuknya kembali pada Liliane, dan Liliane sendiri tidak akan dengan mudah kembali padanya.

...****************...

Kian melangkah masuk bersama Takeshi. Udara di dalam kamar terasa lebih hangat dibandingkan udara pagi di luar, tetapi suhu di hatinya justru terasa lebih dingin saat matanya menangkap pemandangan di sudut ruangan.

Liliane duduk di sofa dengan Ryuu di sampingnya. Di tangannya ada sekotak cokelat yang sudah sedikit terbuka—cokelat kesukaannya. Di atas meja kecil, ada nampan sarapan yang masih mengepul, makanan favorit Liliane yang dibawa oleh Ryuu.

Kian berhenti di ambang pintu. Matanya menyipit, memperhatikan bagaimana Ryuu berbicara dengan nada lembut, dsn bagaimana Liliane tersenyum kecil saat meraih sepotong cokelat dari tangannya.

Rasa panas perlahan menjalari hatinya. Kian merasa kepanasan di ruangan yang dingin ini, namun sebelum ada yang sempat mengatakan apa pun, suara kecil memecah keheningan.

"Daddy ..."

Kian tersentak. Ia menoleh dan melihat Kin berbaring di tempat tidurnya, matanya sedikit mengantuk. Anak itu menggeliat, menarik selimutnya lebih erat.

"Aku kedinginan… boleh peluk Daddy?"

Sorot mata Kian yang semula tajam kini melunak. Ia segera melangkah mendekat, duduk di tepi tempat tidur, lalu merengkuh Kin ke dalam pelukannya.

Kin menyelipkan kepalanya di dada Kian, tubuh kecilnya terasa dingin. Kian mengusap punggung Kin perlahan, memberikan kehangatan yang diminta.

Namun, bahkan saat ia memeluk putranya, ia tetap bisa merasakan tatapan Liliane yang terarah padanya—tatapan yang sulit diartikan.

Dan di sudut ruangan, Ryuu hanya diam, menatap pemandangan itu dengan ekspresi yang sulit ditebak.

"Apakah dia sudah tahu bahwa Kian adalah ayahnya?" tanya Hana yang duduk tak jauh dari Liliane.

Wanita muda itu mengangguk kecil. "Anak itu sungguh licik, menjebakku dengan pertanyaan. Mau tak mau aku harus mengatakan yang sebenarnya." Gerutu Liliane dengan wajah memberengut.

Takeshi tertawa. "Darah Kaneshiro melekat dalam dirinya."

Liliane menggeleng. "Tidak. Belakangan ini aku baru menyadarinya, Jiisan. Karakter Kin benar-benar duplikat Daddy-nya. Dan aku mulai mengkhawatirkan itu."

Kini tak hanya Takeshi, Hana pun ikut tertawa. Namun, berbeda dengan Ryuu yang hanya tersenyum kecut. Hatinya memanas mendengar ucapan Liliane yang sebenarnya tak bermaksud apa-apa.[]

...****************...

1
Monica Gendut Gendut
ceritanya bagus Thor, lanjutkan💪
scarlet
maaf Thor,, perlu belajar lg ttg Golda ya,,, klo Golda ayah O dan ibu AB,,, maka tdk mgkn anaknya Golda O,,, pasti A atau B
klo Golda ayah O dan ibu O, maka anaknya pasti O
Caesarikai: Halo, Teman Kai! Terimakasih untuk koreksinya, ya ... Kai akan belajar lagi untuk kedepannya🙌🏻✨
total 1 replies
scarlet
ryuu
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novel berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih /Joyful/
total 1 replies
scarlet
klo cinta,,, dia tdk akan gegabah sprti itu,,, membunuh ayahnya di dpnx kekasihnya
scarlet
mampukah melupakan orang yang telah membunuh ayahnya,,, ???
putrie_07
gawat😱
putrie_07
itu anakmu 😬
Roha12
suka /Smile/
Caesarikai: Halo, Teman Kai! Terimakasih untuk penilaiannya, ya ...🫶🏻✨
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut
kalea rizuky
moga banyak like karena ne novel bagussss
Caesarikai: Halo, Teman Kai! Terima kasih untuk dukungannya selalu ya ...😍
total 1 replies
kalea rizuky
q ksih hadiah bunga
Caesarikai: Halo, Teman Kai! Terimakasih untuk hadiahnya ya🫶🏻 Have a good day✨
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donkk bagus bgt loh novel mu
Caesarikai: Halo! Terimakasih telah ikut serta dalam keseruan kisah Kian dan Liliane, ya🙌🏻✨ Mohon ditunggu untuk update selanjutnya, karena cerita akan update setiap harinya😉
total 1 replies
kalea rizuky
novel keren kok g ada like
kalea rizuky
seru
kalea rizuky
penulisannya rapi
Erma Wati
ceritanya menarik
Caesarikai: Halo! Terimakasih telah ikut serta dalam keseruan kisah Kian dan Liliane, ya🙌🏻✨
total 1 replies
putrie_07
y ampunnnn kasihannn
seruny......
putrie_07
huaaa😭😭😭😭
nyesel klo g baca karya ini
Caesarikai: Halo! Terimakasih sudah mampir untuk ikut serta dalam keseruan kisah Kian dan Liliane🙌🏻✨
total 1 replies
putrie_07
/Cry/😭😭😭😭😭😭😭😭sesak
putrie_07
pnasaran/Tongue//Tongue//Tongue/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!