melati adalah seorang wanita cantik dari kampung yang ikut merantau suaminya ke Surabaya, dengan berbekal ijazah SMA ia pun di terima kerja di sebuah perusahaan dengan posisi hanya sebagai karyawan produksi biasa, tapi di saat itulah anak dari bosnya jatuh cinta pada nya, akankah melati bisa sepenuhnya setia atau malah jatuh cinta pada bos nya, ikuti terus kisahnya ya guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seindah Permata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Athar kembali ke apartemen nya menemui mamanya sekalian bersiap untuk pulang nanti sore.
Saat masuk apartemen Athar mendapati mamanya sedang tidur di sofa.
"Ma mama" panggil Athar, mamanya mulai mengerjabkan mata dan bangun.
"mama ngapain tidur sini? Kenapa nggak di kamar aja?" kata Athar membangunkan mamanya lembut.
" kamu baru pulang?" tanya ambar sewot, Athar mengangguk.
" kenapa tidur sini ma, di kamar aja, tadi kayaknya juga udah rapi" kata Athar sambil duduk dan menyandarkan punggungnya ke sofa.
"Setelah kamu pakai kamar itu untuk berbuat zina, kamu suruh mama tempatin itu kamar?nggak Sudi mama, mama juga nggak ikhlas kamu pake apartemen pemberian papa kamu ini buat lakuin yang enggak-enggak disini" ujar mamanya dengan nada nyolot dan sama sekali tak ramah, membuat Athar lumayan terkejut.
"Maksud mama apasih" tanya Athar pura-pura bodoh.
"Kamu kira mama nggak tau kelakuan kamu disini?!! Di lemari kamu banyak baju cewek, apalagi di tempat sampah, banyak tissue bekas ngelap cair*n hina kamu itu" bentak Ambar, Athar terdiam, ia tidak bisa menjawab perkataan mama nya.
"Maaf ma" gumam Athar pelan.
"Athar, kamu itu laki-laki, ya meskipun mama nggak terlalu suka sama si Marissa ya jangan kamu selingkuhin dia dong,, inget kamu juga punya adek cewek, apalagi Sampe sejauh ini! Berapa lama hubungan kamu sama wanita itu?" Tanya ambar
"Ti.. tiga bulan ma" jawab athar.
ambar hanya bisa menggeleng.
"Kamu keterlaluan Athar, kamu nggak takut itu cewek hamil? kalo hamil gimana ? kamu mau tanggung jawab?? yang ada cuma bakal malu-maluin papa sama mama aja tau nggak" ujar Ambar.
"Maafin Athar mah, Athar ... khilaf " ujar athar tapi alasannya itu sama sekali tak masuk akal untuk Ambar.
" khilaf kok Sampe tiga bulan, itu mah bukan khilaf tapi ketagihan" sela Ambar membuat Athar makin menunduk,
"Oke, kalau gitu putusin Marissa kalau kamu mau sama itu cewek" Athar terdiam, bagaimana bisa Athar melanjutkan hubungannya dengan melati, sedangkan dia sudah bersuami, mereka telah sepakat selama Athar bertugas disini, selama itu pula mereka menjalani hubungan terlarang itu, setelah Athar kembali otomatis hubungan itu stop, itu kesepakatan Athar dan melati.
"Lihat nanti lah ma" ujar Athar membuat ambar makin ingin marah saja.
"Athar siap-siap dulu ya habis itu kita ke bandara" tanpa persetujuan mamanya Athar bangkit menuju kamarnya.
ambar menghela nafas berat, ia masih belum memahami pemikiran putra kesayangannya ini, tapi apapun nya nanti pasti ia dukung asal tidak merugikan Athar sendiri dan Ambar berharap Athar menghentikan kelakuan bejatnya merusak anak orang itu.
.
.
Setelah sampai di kamar kos nya melati membersihkan diri, rencananya setelah ini ia akan tidur, karena sampai rumah baru terasa remuk badannya, bagaimana tidak, Athar melakukannya sepanjang malam bahkan pagi tadi juga, mereka melakukan di rumah yang Athar berikan untuknya.
Memikirkan bagaimana dari kemarin Athar selalu mengucapkan kalimat-kalimat manis saat berc*nta membuat melati tersenyum tipis.
"Selamat tinggal mas Athar, semoga kamu bisa melupakanku, tapi rasanya aku nggak bisa lupain kamu, kamu kenangan paling indah dalam hidupku" gumam melati meneteskan air mata.
Baru saja akan memejamkan mata, hp melati berdering, karena melihat ibunya menelfon segera melati angkat.
"Halo assalamualaikum buk"
"Waalaikumsalam nduk, kamu apa kabar? Sehat to??" Tanya ibu di seberang telpon.
"Sehat buk Alhamdulillah, ibuk bapak Faiz Disana juga gimana? Sehat kan?"
"Kita semua juga sehat nduk"
"Alhamdulillah kalau gitu buk"
"melati .."
"Iya buk kenapa?"
"Kamu kapan sih punya anak? Ibuk udah pengen nimang cucu tau, udah lah, nggak perlu KB KB an segala, si Tika aja umurnya dibawah kamu setahun udah mau lahiran " ujar Bu wati tiba-tiba.
"Ya biarin lah buk, nggak perlu lihat orang lain, melati sekarang lagi seneng kerja, pengen nabung biar punya rumah sendiri" jawab melati
"Ya tapi kan ibu udah tua melati, ibuk takut nggak nyampe umur ibu dan kamu masih belum punya anak"
"Kok ngomong gitu sih buk, ibuk masih sehat ini, udah ya jangan ngomong gitu lagi, kalian semua bakalan sehat terus, melati kan selalu do'a in" jawab melati.
"Nak, ibu sebenarnya nggak apa-apa kamu masih nunda punya anak, itu semua terserah kamu, tapi hati ibu sakit kalau orang-orang kampung sini selalu bilang kamu itu mandul" Akhirnya Bu Wati menyampaikan uneg-uneg nya pada putrinya.
"Udahlah buk, nggak perlu dengerin omongan orang, tutup kuping aja" kesal melati karena ibunya terlalu baper dengan omongan beberapa tetangga yang memang sering mengatai melati mandul, padahal kan memang melati memasang KB.
"Pokoknya ibu mau kamu segera hamil melati, ibu mohon" terdengar suara isakan di telinga melati, melati menghela nafas kasar.
"Yaudah yaudah, ntar melati pikirin lagi" akhirnya melati mengalah, agar tidak terus berdebat dengan ibunya.
Setelah menutup telponnya melati segera tidur.
Maghrib melati bangun segera ia membersihkan badannya, setelah itu melati keluar membeli nasi goreng untuk malam malamnya.
melati makan di warung nasi goreng langganan nya, saat makan melati memikirkan ucapan ibunya tadi membuatnya melamun. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang duduk di depannya.
"Sendirian aja neng? Suaminya kemana?" Tanya seorang laki-laki, dia orang yang sama dengan yang Arif pergoki melihat melati sedang menjemur pakaian.
Laki-laki berusia sekitar 27 tahunan kira-kira, dengan postur badan tinggi kurus, dengan warna kulit eksotis dan tidak terlalu tampan tapi manis, yang melati tau namanya kang doni kata tetangga kos nya, dia memang asli Bandung dan tinggal di kampung ini ikut istrinya.
"Eh.. iya sendirian kang , mas Arif belum pulang" ujar melati agak ragu.
"Ohh, nasi goreng satu ya pak de, kayak biasa" pesan kang Doni pada penjual nasi goreng.
melati cepat-cepat melanjutkan makannya agar segera bisa pulang.
"Buru-buru amat neng?, Awas keselek loh" melati yang mendengar kang doni ngomong kaget dan langsung tersedak.
"Tuh kan, ini minum" kang doni mengambil teh hangat di depan melati dan di sodorkan kapada melati.
melati segera mengambilnya dan meminum nya segera.
"Makasih ya kang" ujar melati setelah tersedak nya mereda. Kang doni pun mengangguk.
melati pun melanjutkan makannya dengan perlahan, meskipun ia sangat risih di lihat kang doni menatap segitunya di depannya.
Setelah selesai melati akan membayar.
"Nggak usah di bayar Neng, biar saya bayarin" ujar kang doni.
"Eh.. nggak perlu kang, saya ada kok ini" melati menyodorkan uang limapuluh ribuan.
"Udah nggak apa-apa, sebagai perkenalan kita" kang doni mengedipkan satu matanya membuat melati semakin muak.
"Udah neng, kata kang doni kan mau di bayarin, nggak boleh tolak rejeki " penjual nasi goreng itu pun juga menolak uang melati.
"Yaudah, makasih kalau begitu kang, saya permisi dulu" kang doni mengangguk, melati segera pergi dari sana, jalan kaki dengan buru-buru menuju kos nya yang memang tidak jauh dari sana.