Nathan menjadi duda setelah menikah untuk ke dua puluh kalinya. Semuanya berakhir di saat malam pertamanya. Dia tak bisa melakukan kewajibannya pada istrinya hingga membuatnya mendadak untuk kesekian kalinya.
Jovita seorang gadis yang menikah dengan Deon karena suatu perjodohan dan tanpa ikatan cinta di antara mereka. Di malam pertamanya setelah menikah, Deon bersama wanita lain untuk menghabiskan malamnya.
Karena sering diabaikan oleh Deon, Jovita akhirnya mencari kesenangan sendiri. Secara tak sengaja dia bertemu dengan Nathan.
Awalnya hubungan mereka hanya teman biasa. Namun Nathan menaruh rasa pada Jovita yang mempunyai paras mirip seperti Cinta Pertamanya yang telah meninggal.
Bagaimanakah kelanjutan kisah cinta mereka? Apakah mereka bisa bersatu atau hanya sekedar menjadi teman saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ruby kejora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 15 Trauma
Nathan menangkap tubuh Jovita yang roboh di depannya sebelum gadis itu ambruk ke tanah.
“Qiana... apa kau hidup kembali ?” Nathan tersenyum lebar di tengah derasnya hujan menatap intens gadis dalam dekapan nya itu. “Ini benar-kau !” Nathan melihat dari ujung kaki hingga ke ujung rambut, sosok gadis yang di tabraknya itu benar-benar mirip sekali dengan Qiana.
“Qiana aku senang bertemu denganmu lagi.” Nathan tersenyum lebar mengusap pipi gadis yang di tabraknya. “Ya, kenapa gadis ini tiba-tiba pingsan ?” tersadar kembali pada kondisi gadis yang masih ia dekap erat seolah mendekap Qiana, meskipun itu membuat bajunya basah kuyup.
“Hey bangun...” Nathan menepuk-nepuk pipi Jovita dengan lembut mencoba untuk membangunkannya.
Tak ada reaksi.
“Baiklah aku akan membawamu ke rumah sakit saja jika begitu. Mungkin terjadi sesuatu pada kepalamu karena terbentur mobil.” Nathan mengangkat tubuh Jovita dan membawanya masuk ke dalam mobil.
Setelah memberikan gadis itu di kursi belakang Ia pun kembali duduk di depan dan mengemudikan kembali mobilnya menuju ke rumah sakit terdekat.
“Suster tolong pasien ini.” Nathan keluar dari mobil begitu tiba di rumah sakit dengan menggendong Jovita. “Baik tuan.” beberapa petugas medis kemudian datang untuk membantu Nathan dan memberikan perawatan segera pada Jovita.
Nathan duduk di luar menunggu petugas medis yang sedang menangani gadis yang mirip dengan Qiana itu.
“Bagaimana keadaannya ? Semoga saja tidak ada luka serius.” Nathan berulang kali menatap pintu ruangan tempat Jovita dan terlihat cemas setelah satu jam menunggu dan petugas medis belum keluar juga dari sana.
“kriek...” dua puluh menit kemudian pintu ruangan tempat Jovita di rawat terbuka.
Nathan segera masuk ke ruangan itu dan menghampiri petugas medis yang ada di sana.
“Dokter bagaimana keadaan pasien ? Apakah menderita sesuatu yang serius ?” tanya Nathan dengan cemas. “Pasien tidak mengalami luka serius hanya saja pasien mengalami trauma hebat yang sangat mengganggu pikirannya. Apakah anda yang bertengkar dengan istri anda ?” petugas medis menjelaskan kondisi yang terjadi pada pasien.
“A-apa...istri...? Dia bu--” Nathan tak melanjutkan ucapannya karena baginya saat ini hal itu tidaklah penting dan yang terpenting adalah kondisi dari gadis itu. “Trauma ? Kami tidak bertengkar.” lanjutnya karena terkejut pada penjelasan dokter yang sama sekali tidak dimengerti olehnya.
“Tenang saja tuan, selama tuan terus mendampingi pasien dan bersikap baik padanya pasien akan segera pulih.” Dokter pemain menjelaskan kondisi pasien dan segera keluar dari ruangan itu setelah selesai menjelaskan untuk memeriksa pasien lainnya yang masih memerlukan pemeriksaan.
Nathan duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur di mana Jovita berbaring.
“Siapa kau sebenarnya ?” Nathan kembali menatap intens gadis yang masih belum sadarkan diri di depannya. “Jika bukan karena aku yang membuatmu jadi seperti ini, lalu masalah apa yang membuatmu sampai trauma ?” mencoba berpikir dan menebak apa yang sebenarnya terjadi pada Jovita.
Satu jam berikutnya, gadis itu membuka mata.
“Argh... dimana aku ?” Jovita membuka mata dan duduk sambil menatap ke sekitar. “Oh, kau sudah sadar.” Nathan yang sedari tadi duduk menunggu menoleh ke samping kanan menatapnya. “Kenapa aku tiba-tiba bisa berada di rumah sakit ? Bukankah tadi aku sedang berada di jalan ?” Jovita kembali mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
“Ya Qia... nona, tadi kau berlari ke arah mobilku meskipun aku sudah membunyikan klakson berulang kali untuk memperingatkan mu.” Nathan menjelaskan kronologis kejadiannya.
“Oh...” jawabnya singkat dan menatap sosok pria yang telah menyelamatkan dirinya dengan tatapan kosong.