Penyesalan Anak Durhaka

"Siapkan meeting 2 jam lagi" titah Denis dengan suara dingin mengagetkan Sandro dari lamunannya.

"Baik bos" ucap Sandro dengan cepat tersadar dari lamunannya.

Sandro bergegas keluar dari ruangan Denis dan memberitahu sekertaris Denis, untuk memberitahu semua karyawan jika mereka akan melakukan meeting 2 jam lagi.

Rian sekertaris Denis dengan cepat memberitahu informasi tersebut lewat grup kantor mereka.

2 jam kemudian

Saat ini semua karyawan Denis berjumlah 10 orang termasuk satpam dan Cleaning service sudah berada di ruang meeting, menunggu kehadiran Denis dan Sandro yang masih berada di ruangannya.

Tak berselang lama keduanya masuk ke dalam ruang meeting dengan wajah datar dan dingin, membuat semua karyawan menahan napas merasakan aura Denis yang sangat menakutkan.

"Semua sudah disini bos" ucap Sandro.

"Heemmm"

"Meeting kita mulai" ucap Sandro dengan suara lantang.

"Aku puas dengan kinerja kalian bulan ini dan oleh karena itu aku akan beri kalian bonus bulan ini" ucap Denis dengan suara dingin.

"Terima kasih direktur" ucap semua karyawan dengan serentak.

"Tapi ingat! Pertahankan kinerja kalian dan jangan sampai bulan depan kinerja kalian kembali menurun. Jika bulan depan aku lihat kinerja kalian menurun maka siap-siap kalian aku pecat" ancam Denis dengan suara dingin dengan tatapan tajam seperti elang.

Suasana yang tadinya riuh karena mendapat bonus seketika hening, tak ada yang berbicara lagi setelah Denis memberi ancaman.

Membuat mereka merasa tidak ada hari untuk bersantai lagi mulai besok meski hari ini mereka mendapat bonus dari direkturnya.

"Apa kalian paham" hardik Denis dengan suara menggelegar.

"Paham direktur" ucap semuanya dengan serentak.

"Besok kumpulkan ide baru kalian untuk kedepannya dan laporan tentang klien kita" ucap Denis dengan tegas.

"Baik direktur"

Denis lalu berdiri dan pergi tak berkata apa-apa lagi diikuti Sandro dan Rian menandakan meeting sudah selesai. Semua karyawan seketika menghela napas dengan bebas saat direktur mereka sudah berlalu keluar dari ruang meeting.

"Aku tidak menyangka direktur sangat menakutkan jika sedang berbicara" ucap Alfa bagian keuangan.

"Meski direktur masih sangat muda tapi aura kepemimpinannya sudah terlihat jelas ya" ucap Mega bagian SDM.

"Sepertinya mulai besok kita tidak bisa bersantai lagi jika tidak ingin dipecat" ucap Lani bagian perencanaan investasi.

"Kamu benar" ucap Alfa.

"Jika kalian masih bergosip silahkan kirim surat pengunduran kalian" hardik Rian didepan pintu meeting.

Seketika mereka semua berlalu keluar dari ruang meeting tidak ingin membuat Rian marah.

Mereka tahu ucapan Rian tidak main-main sama seperti Direktur dan tangan kanan direktur mereka yang terkenal datar dan kejam kepada siapa saja.

~ Universitas Galaxy ~

"Tugas akhir kamu sudah bisa dipersidangkan Denis" ucap ibu Dina dosen pembimbing Denis.

"Baik Bu" balas Denis dengan suara dingin.

"1 Minggu lagi kamu naik ujian dan nanti masukkan nama kamu di bagian prodi agar segera diproses waktu ujian kamu Denis" papar ibu Dina sambil menandatangani berkas untuk ujian Denis.

"Iya bu"

...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...

Denis segera berlalu pergi dan memasukkan namanya di bagian prodi agar secepatnya jadwal ujiannya bisa dikeluarkan.

Selesai dengan semua urusannya Denis berpapasan dengan Arsen yang juga baru saja konsul dengan dosen pembimbing tugas akhirnya.

"Bos" ucap Arsen.

"Heemmm"

"Apa bos juga sedang konsul tugas akhir bos?" tanya Arsen dengan penasaran.

"Aku daftar ujian akhir" jawab Denis dengan suara dingin.

"Woww! Bos selamat" pekik Arsen dengan kaget.

"Heemmm"

Denis berlalu pergi diikuti Arsen menuju kantin karena ia sudah sangat lapar. Saat hendak ke kantin, tiba-tiba saja Denis bertabrakan dengan Kenzo yang hendak menuju ke kantin juga.

"Brengsek! Apa kamu tidak punya mata!" bentak Kenzo dengan suara tinggi sambil berbalik melihat siapa yang menabraknya.

Glek............

Kenzo menelan salivanya dengan susah melihat siapa yang barusan bertabrakan dengannya. Sedangkan Denis hanya menatapnya dengan wajah datar dan dingin tak ada ekspresi apapun di wajahnya.

Semua mahasiswa yang sudah mengetahui kalau Denis dan Kenzo sudah tak bersahabat lagi, menatap keduanya ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

"MOVE" (minggir) hardik Denis dengan suara menggelegar membuat Kenzo dengan reflek menyingkir ke samping.

Denis dan Arsen dengan santai berlalu begitu saja, membuat Kenzo mengepal kedua tangannya dengan erat sambil menatap Denis dengan tatapan penuh kebencian dan dendam.

Sial! Kenapa aku selalu tidak bisa menghadapi bangsat itu, batin Kenzo dengan geram.

Kenzo berlalu pergi bersama anak buahnya mencari tempat duduk di kantin tapi matanya selalu saja mengintip Denis mencuri pandang.

Denis tersenyum menyeringai saat matanya menangkap apa yang dilakukan oleh Kenzo sedari tadi.

Bodoh, batin Denis mencemooh.

"Bos apa akan ke kantor sepulang dari sini?" tanya Arsen dengan suara pelan.

Denis melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 15:00 dan sisa 2 jam lagi jam kantor akan berakhir. Denis melihat Arsen sambil menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Arsen barusan.

"Oh oke bos" ucap Arsen.

"Kamu ikut aku dari sini" ucap Denis dengan suara dingin.

"Iya bos"

Selesai makan keduanya bergegas pergi dari sana dan tanpa keduanya sadari Kenzo tersenyum smirk sambil menatap kepergian keduanya, merencanakan sesuatu yang ingin membalas Denis karena perbuatannya waktu itu di rumahnya.

Selamat menikmati hadiah dari aku berengsek, batin Kenzo sambil tersenyum menyeringai.

~ Ritz Mall ~

Arsen bingung saat melihat bangunan mewah didepannya, yang ia tahu ini adalah mall khusus orang kaya di Jakarta dan hanya orang yang mempunyai uang banyak yang bisa berbelanja di mall ini.

Meksi bingung ia tetap mengikuti kemana Denis pergi dan tak berselang lama disinilah keduanya berada, di salah satu central handphone bermerek dengan lambang apel dibelakangnya.

Denis lalu meminta hp paling mahal disana dengan 2 varian warna yang berbeda.

"Bungkus keduanya" ucap Denis dengan suara dingin sambil menyodorkan black card miliknya.

"Baik tuan silahkan ditunggu tuan" ucap manajer toko dengan senyum manis.

Arsen melongo melihat Black Card yang disodorkan Denis barusan dan tak menyangka jika Denis memiliki kartu kredit jenis Black Card, yang hanya bisa dimiliki oleh orang berpengaruh dan memiliki kekayaan yang sangat banyak.

Gila ternyata bos sangat kaya, batin Arsen dengan kaget.

Selesai melakukan pembayaran keduanya bergegas pergi dari mall dengan mengendarai motor mereka masing-masing.

Saat sampai di tengah jalan yang sepi tiba-tiba mereka dihadang oleh beberapa motor sambil membawa balok dan sabit.

"Siapa kalian?" tanya Arsen.

"Malaikat pencabut nyawa kalian" jawab salah satu orang yang menghadang mereka.

Denis dengan santai turun dari motor sambil melepas helmnya dan berjalan menuju 5 motor yang menghadangnya.

Arsen sendiri sudah ketakutan karena ia tidak bisa berkelahi membuat orang yang menghadang mereka tertawa dengan sinis.

...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...

To be continue............