Bintang yang mengalami kebangkrutan terpaksa harus menjual semua asetnya dan juga pindah dari kota tempat dia tinggal
beruntung dia masih punya warisan sebuah rumah dari sang Kakek Bagaskara
Tapi rumah itu tidak berani di dekati penduduk karena terkenal Angker dan tidak bisa di masuki siapapun kecuali oleh sang pemilik
mampukah Bintang dan keluarganya bertahan disana? dengan banyak gangguan dan juga musuh sang kakek yang mengincarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kesedihan Herman
"Kalian salah faham kami akan pulang, tadi paman dan bibi akan kesini tapi di tunggu malah tidak datang juga" jawab Herman
"Iya bapak bapak kami hanya duduk saja di dalam tidak melakukan apapun" jawab Sumi ketakutan
"Kami percaya pada Herman bapak bapak, dia juga akan menikahi Sumi dalam waktu dekat" ucap Yana yang ada disana juga
"Tapi tetap saja mereka ini sudah berduaan di dalam rumah, sebaiknya kita arak saja keliling kampung!" Ucap seorang warga yang sebenarnya di rasuki jin anak buah dari Hala
"Kami tidak mau, saya dan Sumi tidak melakukan apapun, hanya menunggu orang dan tidak kunjung datang" jawab Herman emosi, dia menyembunyikan Sumi di belakang badannya agar Sumi tidak terlihat oleh para warga yang memandang penuh nafsu pada Sumi
"Kalian ini kenapa sih? Saya ini ketua RT disini, apa kalian tidak menghormati saya!" Bentak Karman berkacak pinggang
"Pokoknya kami tidak terima ada sepasang kekasih yang berudaan saja di rumah, dan kami yakin mereka sudah berbuat mesum" teriak beberapa warga mulai memprovokasi warga lain
"Tolong jangan arak Kami, kami tidak melakukan apapun" lirih Sumi
"Telanjangi mereka dan arak keliling kampung!" Bentak Hala yang menyamar menjadi salah seorang warga
"Berani Kalian maju, akan aku habisi kalian!" Bentak Herman
"Tenang man, kami akan bantu kamu" bisik Yana juga Karman
"Tolong telepon pak Bintang, dia pasti bisa bantu kita" bisik Sumi yang batre handphone nya habis
"Biar saya yang telepon" ucap Karman
"Bawa mereka ke balai desa dan ikat mereka!" Teriak seorang warga
"Kalian jangan main hakim sendiri! Kalian ini tidak punya bukti apapun!" Bentak Karman
"Ah.. pak RT bela mereka pasti karena pak RT dekat dengan majikan perempuan ini kan" cibir seorang warga
Plak
"Kamu berani menuduh saya berat sebelah! Ingat saya ini dipilih langsung oleh tetua desa disini dan saya punya tanggung jawab yang besar di kampung ini!" Bentak Karman kesal sampai menampar seorang warga
"Maafkan kami pak RT, kami hanya ingin mereka di bawa ke balai desa dan di adili" jawab seorang warga
"Mereka akan kesana tapi nanti setelah fajar, malam ini biarkan mereka pulang karena mereka tidak akan kabur, saya jaminannya" jawab Karman
"Ah.. tidak perlu tunggu sampai besok, lihat saja itu di leher perempuan itu ada bekas tanda cinta si Herman" ucap samaran Hala semakin membuat warga penasaran
Mereka memegangi Herman dan menarik Sumi dengan cukup kasar hingga pakaian Sumi sedikit sobek
"Ini karena saya alergi udang, tadi saya sudah minum obat di rumah kang Herman, kalau kalian tidak percaya lihat saja bekas obatnya masih ada disana
"Bohong!" Bentak seorang warga menjambak Sumi
Bugh Bugh
"Anjin*! Lepaskan Sumi!" Bentak Herman menerjang orang yang sudah menjambak Sumi
"Hiks.. pak RT Sumi mau pulang" ucap Sumi terisak di pelukan Herman
"Maaf ini ada apa ya?" Tanya Bintang yang datang bersama Lingga
"Ini pak bintang, mereka di tuduh berbuat mesum di rumah Herman" jawab Yana
Bintang melihat ke arah Herman dan Sumi yang terlihat berantakan, bahkan baju Sumi sampai robek dan Herman terlihat emosi
"Kami tidak melakukan apa apa pak Bintang, tolong percaya pada kami" ungkap Herman
"Saya percaya kang Herman, saya sudah mengenal bi Sumi sejak saya kuliah, dia bekerja dengan papa saya dan setelah saya menikah dia ikut dengan saya" jawab Bintang
"Ah.. dia pasti sama saja dengan pembantunya, dia juga pasti kelakuannya bejat" cibir anak buah Hala yang merasuki seorang warga
"Bakar rumah mereka saja atau kita arak mereka keliling kampung!" Teriak warganya
"Bakar rumahnya, rumah ini sekarang sudah jadi pembawa sial untuk kampung ini!" Teriak warga
"Bagaimana ini pak Bintang, warga sepertinya sedang terpengaruh seseorang, mereka bahkan tidak mendengarkan saya" ucap Karman terus melindungi Herman dan Sumi bersama Yana dan Bintang
"Kalian tidak boleh membakar rumahku, ini rumah peninggalan orang tuaku!" Teriak Herman
"Bakar saja pak, jangan biarkan kesialan menghampiri rumah lain, rumah ini sekarang sudah menjadi rumah pembawa sial!" Teriak warga
Wuss wuss wusss
Warga mulai melempar rumah Herman dengan obor yang mereka bawa, bahkan Yana dan Karman yang masuk untuk mengambil barang berharga milik Herman pun tak mereka pedulian dan terus melempar rumah Herman dengan obor mereka
"Man pegang ini man, ini adalah yang bisa kami ambil dari rumah kamu" ucap Karman memberikan tas berisi buku tabungan, uang, perhiasan dan juga surat surat rumah milik Herman yang ada di dalam lemari kamar Herman
"Ini juga man, ini pasti berharga untuk kamu" ucap Yana memberikan foto keluarga milik Herman yang berisi fotonya bersama kedua orang tuanya
Herman hanya bisa menatap nanar rumah peninggalan orang tuannya yang terbakar karena amukan warga, dia terduduk sambil menangis pilu dalam pelukan Sumi
"Pak, Bu, maafkan Herman, rumah kita sekarang harus terbakar habis pak, meski hanya terbuat dari anyaman bambu tapi rumah itu adalah harta peninggalan bapak dan ibu yang masih tersisa, Herman tidak bisa menjaganya" ungkap Herman
Ctass ctass ctass
"Aakhhh" pekik beberapa warga yang tubuhnya di rasuki jin suruhan Hala, dan Hala sendiri sudah pergi dari sana saat Bintang tiba di sana
"Mereka kenapa?" Tanya Yana penasaran karena para warga itu berguling guling di tanah dengan wajah memerah
"Aakhhh panas... Tolong lepaskan kami" teriak para warga itu terus berguling guling di tanah
"Mereka kerasukan pak Karman" ucap Bintang
"Kapan gue bebas dari hal hal mistis disini" gerutu Lingga merinding
"Pegangi mereka Ngga, bantu kami" ucap Bintang menghampiri para warga itu
"Bismillahirrahmanirrahim.. " Bintang mulai membacakannya ayat kursi dan juga tiga kul yang dia tahu bisa menghalau gangguan jin, dia juga mengusapkan garam yang dia bawa pada kening para warga yang kerasukan itu dengan membaca dua kalimah syahadat hingga mereka kembali tenang
"Sepertinya saat mereka kerasukan, mereka sengaja memprovokasi warga lain untuk membakar rumah Herman pak" ungkap Bintang menatap rumah Herman yang semakin habis terlalap api
"Sepertinya iya pak, karena mereka terlihat sangat kasar dan ganas" ucap Yana dan Herman juga merasakan itu
Para warga di bantu untuk bisa pulang bersama warga yang tidak kerasukan
"Lalu Herman sekarang akan tinggal dimana?" Tanya Karman
"Tinggal di rumah kami saja Herman, setelah menikah dengan Sumi kalian tinggal di tempatku" bujuk Bintang
"Tapi pak, saya merasa kurang nyaman jika mengganggu keluarga bapak" ungkap Herman merasa tak enak
"Saya tidak keberatan kang, nanti akang bisa membersihkan paviliun di belakang rumah kami, disana cukup luas, karena ada kamar dan juga lengkap dengan dapurnya, kita tinggal bangun kamar mandinya saja kang Herman" jawab Bintang
"Iya kang, kita juga kan memang bekerja disana, kita bisa tinggal disana saja, rumah peninggalan orang tua akang bisa kita bangun lagi setelah uang kita sudah cukup" bujuk Sumi
"Baiklah jika kamu juga tidak keberatan, tapi sekarang aku tidak punya apa apa sum, apa kamu masih mau denganku?" Tanya Herman
"Sumi menyayangi akang tulus, jadi seperti apapun keadaan akang, akan Sumi terima selama akang bisa setia pada Sumi" jawab Sumi yakin
"Terima kasih sum" ungkap Herman memeluk Sumi
Bintang bisa merasakan Aura kemarahan yang ada di balik semak semak dekat mereka berkumpul, dengan seringai tipis Bintang melihat ke arah Hala yang terlihat terus mengepalkan tangannya
Bersambung
padahal ceritanya bagus.
gw demen.
lancar ampe tamat ye