NovelToon NovelToon
Duke, Mari Berpisah

Duke, Mari Berpisah

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Aliansi Pernikahan / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .

Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.

"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.

Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?

"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.

Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lost Control

Killian mengingatnya, benar-benar mengingatnya. Bagaimana Grisela menangis, berlari ke arahnya, menepis tangan Duchess Matilda Frederick.

Apa dirinya menemukan seseorang yang ada untuknya? Perlahan mata Killian terbuka. Tidak ada orang, hanya pelayan yang segera datang, segera setelah dirinya membunyikan bel.

Matanya menelisik, jendela masih berembun, pertanda musim semi mungkin tidak akan pernah terlihat di dukedom (wilayah kekuasaan Duke). Tidur di atas rerumputan? Sebuah mimpi yang indah.

"Apa dia peri?" Gumam anak berambut putih dengan pupil mata merah itu tersenyum. Sejenak menggeleng kembali menikmati sarapannya, yang hanya berupa makanan cair.

"Dimana dia... maksudku dimana Grisela?" Tanya Killian, menghela napas. Belum sempat sang pelayan menjawab.

Mata Killian menelisik menuju ke arah jendela yang sedikit berembun. Grisela berada di sana, tengah berbicara dengan seorang budak.

Krak!

Bagaimana jika mana dapat sedikit dikendalikan? Bahkan tanpa mantra atau lingkaran sihir, sendok yang dipegangnya bengkok. Raut wajahnya datar, tapi menyimpan dendam.

Hal yang membuat wajah sang pelayan sedikit pucat, menatap bentuk sendok yang zig-zag, bagaikan anak alai yang suka bergoyang di media sosial. Kita anggap saja begitu untuk membayangkan bentuk sendok saat ini.

"Aku ingin ke taman." Ucap Killian datar, kala sendok nya diganti. Kembali menikmati makanan di hadapannya. Dirinya harus cukup kuat untuk bermain di luar, di tengah cuaca dingin yang menerpa. Agar peri saljunya (Grisela) terlihat.

***

Memakai gaun berwarna biru, lengkap dengan pakaian yang begitu hangat. Grisela berdiri di hadapan budak yang mungkin beberapa tahun lebih tua darinya. Berapa usianya? Apa mungkin 13 tahun? Entahlah.

"Nona, jangan memberi perhatian khusus pada budak. Ingat ini adalah kastil Duke, bukan mansion Count Nicolas." Bisik Ana, pada majikannya.

"Perbudakan, seharusnya dihapuskan." Grisela menatap jengkel. Dimanapun selalu sama, termasuk di dunia modern. Perbudakan masih ada, hanya saja perbudakan dengan cara halus.

"Apa Duchess yang mencambuk mu?" Tanya Grisela berhati-hati.

Remaja itu mengangguk, pakaian yang lusuh, tidak begitu tebal. Ditambah luka yang belum mengering. Kasihan sekali! Apa lagi Grisela terlalu mudah luluh oleh wajah tampan dengan rambut hitam dan mata ungu ini.

"Kakak, mau aku obati?" Tanya Grisela penuh senyuman. Ingin rasanya berteriak dalam hati orang ini seperti selebriti, walaupun masih terlalu muda.

"Saya, tidak pantas menerima kebaikan nona." Ucap anak laki-laki itu tertunduk.

"Nona! Saat bicara pada budak, jangan terlalu halus. Derajat budak tidak---" Kalimat Ana terhenti, kala Grisela mengamati lebih baik.

Menelan ludahnya, apa ini sosok kejahatan diantara kejahatan di masa depan? Pria pembunuh yang menguasai kemampuan sihir walaupun tidak sehebat Killian. Tangan kanan kejahatan yang keren. Pria dengan rambut hitam dan mata ungu, melayang perlahan memberikan tatapan kematian.

Astaga! Astaga! Astaga! Ternyata memang benar! Antagonis tinggal bersama antagonis. Hingga dapat menjadi kejahatan sempurna yang menyerbu istana kekaisaran. Mungkin itulah yang ada dalam otak Grisela saat ini, berbinar-binar kagum. Mengingat novel yang dibacanya di kehidupan yang lalu.

"Ana, bagaimana jika aku mensponsori kakak ini, kemudian menjadikan dia kesatriaku?" Tanya Grisela bangga dengan dirinya sendiri. Setidaknya ketika dewasa nanti, dirinya memiliki perisai jika Killian benar-benar berubah menjadi jahat dan ingin membunuhnya.

Ana menghela napas."Nona tidak punya kekuasaan untuk itu, kita kembali ke kelas ya?"

"Kalau aku minta pada Duke muda (Killian)?" Tanya Grisela.

"Nona punya uang?" Tanya Ana mengangkat sebelah alisnya.

"Ana..." Grisela memasang wajah imut, tapi sekali lagi. Pesona yang memantul tidak mempan sama sekali pada sang pelayan.

"Nona harus kembali ke kelas." Tegas Ana.

Tapi, Grisela menghela napas, melepaskan pakaian hangatnya, serta memberikan sepotong roti. Kemudian memberikannya pada sang budak."Kakak tunggu aku mengumpulkan uang. Saat itu aku akan mensponsorimu, agar menjadi kesatriaku."

"Terimakasih, atas kebaikan nona..." Ucap Milarian tertunduk, tangannya gemetar. Menatap anak kecil yang begitu rapuh melangkah pergi.

Bukankah seharusnya dunia ini kejam? Matanya menatap ke arah hujan salju yang turun perlahan. Memakan kebaikan kecil yang didapatkannya dengan lahap.

***

Gadis kecil yang menyadari banyak hal harus diperbaiki di tempat ini. Belum lagi dirinya yang datang tanpa membawa mahar. Bagaimana caranya untuk membuka usaha. Mengalahkan Duchess juga merupakan hal penting saat ini. Mengingat Ana, menemukan serpihan kristal batu mana bertipe es di dapur.

Itu dapat sebagai indikasi, ada yang bermain dengan makanan Killian. Hingga kondisi mana yang tidak stabil, dapat menjadi lebih buruk. Tapi apa kepentingan Duchess untuk menyingkirkan Killian? Bukankah Duchess saat ini tidak memiliki keturunan?

Benar-benar berbagai hal yang membuatnya pusing.

Brak!

Dirinya terjatuh, menabrak seseorang."Killian... maksudku Duke muda." Ucapnya gugup.

"Ini menyakitkan..." Killian terduduk di lantai, berusaha bangkit. Entah dimana anak yang beberapa menit lalu dapat membengkokkan sendok menjadi bentuk abstrak.

Wajahnya benar-benar berbeda, bagaikan menuntut belas kasih. Membuat Grisela yang tidak tega memeluknya."Sakit ya? Maaf, aku yang salah..."

Senyuman menyeringai tersimpan, Grisela akan semakin memperhatikannya jika semakin sakit. Entah kenapa, jika anak ini (Grisela) memperhatikan orang lain, segalanya terasa tidak nyaman. Seperti saat memperhatikan budak tadi.

Haruskah menghancurkannya saja?

"Killian, udara begitu dingin. Kenapa kamu keluar?" Tanya Grisela padanya.

"Aku ingin bermain bola salju lagi. Tapi..." Killian tertunduk tidak mengatakan apapun lagi. Begitu manis, begitu baik, seperti kelinci putih manis. Tidak mungkin orang ini akan berubah menjadi villain kan?

Penggambarannya di novel, pria dengan rambut putih panjang terikat. Tangannya membawa pedang, pipinya terkena cipratan darah. Tersenyum, bahkan tertawa ketika membunuh, menggunakan sihirnya untuk membakar lebih dari setengah istana.

Benar-benar kontras dengan anak ini. Karena anak ini membuat jiwa melindungi Grisela terhadap pria tampan bangkit. Atau lebih tepatnya anak tampan.

"Tidak boleh bermain bola salju. Sebagai gantinya kita membaca buku ya? Ada banyak buku menarik tentang sihir. Mungkin akan berguna untuk membuatmu, mengendalikan mana." Ucap Grisela, mengusap pucuk kepala Killian.

"Aku akan menuruti apapun yang dikatakan Grisela." Jawaban yang benar-benar membuat hati Grisela tertusuk. Anak penurut yang manis.

"Kalau begitu ayo!" Grisela menarik tangan Killian.

Tapi satu hal yang tidak disadari Grisela. Walaupun sedikit, hal yang terjadi kemarin menbuat Killian sudah dapat sedikit mengendalikan mana-nya.

Anak laki-laki yang menyimpan segalanya. Lebih baik berpura-pura lemah bukan, agar Grisela selalu melihat padanya.

Area perpustakaan yang luas, seperti sudah diduga, ada ribuan...atau mungkin puluhan ribu di tempat ini. Sebuah tempat yang dijaga seorang pustakawan.

Dua orang anak mulai duduk, membaca buku mereka masing-masing.

"Sejak kapan Duke muda---" Kalimat Grisela disela.

"Panggil Killian, Grisela bilang setelah menikah kita berteman bukan?" Pertanyaan dari anak laki-laki yang benar-benar murni. Tanpa cinta dan cemburu, mungkin karena usia mereka yang masih 9 tahun.

"Killian, dari kapan kamu mulai sakit?" Tanya Grisela.

Killian sedikit berfikir."Mungkin aku membangkitkan kemampuan terlalu awal. Saat kematian ibu, kemampuanku mulai bangkit. Apa mungkin karena kehilangan? Karena semakin sakit rasa kehilangan, penyihir akan semakin kuat, tapi juga semakin lepas kendali."

1
Inah Ilham
terima kasih thor Ko, akhirnya dapat menikmati puisi puisi indahmu lagi
yesi yuniar
bisa nggak ya killian sedikit terbuka pada grisella tentang buku tsb... atau setidaknya grisella menemukan buku tsb dan membacanya lagi 🤔
imau
cari jln aman saja dgn cara menyembunyikan pakat yg di miliki Grisela, seperti Annette yg menyembunyikan bakatnya dari dunia luar
Nur Wahyuni
jangan bawa2 sarah grisela.. dia itu nanti yg akan membunuhmu...
Eka suci
cerita sudah sedikit berubah, entah kapan Sarah akan bertemu dgn kaisar, semoga cerita nya happy ending ngga ada yg benar benar jahat
imau: iya semoga happy ending
total 1 replies
Blue Shappier
maling teriak maling, dia sendiri yang serakah malah menuduh orang lain.
Nur Wahyuni
Sarah dari kecil udah punya sifat iri dengki sama grisela.. dan mungkin pas annete mati si sarah nanti ngaku2 siantess dan memfitnah grisela Saintes palsu..
yesi yuniar
mungkin inilah kematian grisella dimasa lalu
yesi yuniar
ini nih yg selalu bikin kangen karyamu kak 🤗🤗
vj'z tri
😱😱😱😱 tidak jangan bilang karna ulah Sarah nanti grisela jangan jangan semoga berubah
Eka suci
duuuh Annette adikmu itu orang jahat, semakin menarik misteri masa depan grisela
Senjaa💞
pantas saja dikehidupan sebelumnya killian marah besar n kekuatan jahatnya bangkit ternyata grisela dibunuh secara tragis...
nurul zakiyah
lah.. malah saintessnya grisela, brti sarah mengaku saintess dong saat di novel...
Jeng Ining
pdhl mungkin otak pembunuhan Grisella adalah Sarah sndiri, Anette ga melihat bibit² pendengki dr adiknya krn saking sayangnya dg Sarah🙄🙄🙄
imau: nyesek banget bayangi Grisela di siksa, di lempari baru, dan di penggal di depan semua rakyat 😭.
di sini kesalahan Annete memberi kalung itu kekuatan dan di salah gunakan oleh Sarah
total 1 replies
i_r cute
ternyataaaaa.....Sarah adalah antagonisnya.....
i_r cute
karya yang bagus.....tidak tertebL jalan ceritanya.....bikin penasaran
Ufi Yani
ttik terang pnyebb kmatian grisella
Aisyah Ranni
Hmm penyembuh sebenarnya adlh Grisella sudah kuduga,dan Sarah mengaku Santess karena kalung peninggalan Annete ,karena sifat tamaknya dia fitnah Grisella.
Kachikito
sedikit ada titik terang,ternyata otak pembunuhan grisella adalah sarah.
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian
imau
terjawab sdh apa penyebab Killian murka pada kerajaan, penjaga kuil Sarah dan Kaisar memang terlibat dlm kematian Grisela, Sarah cuma saintess abal-abal dan saintess sejati adalah kakaknya yg akan meninggal 12 thn lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!