NovelToon NovelToon
Pahitnya Cincin Di Jari Manis

Pahitnya Cincin Di Jari Manis

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO
Popularitas:375.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Dwi cahya rahma R

Maura Geraldin, wanita cantik yang berprofesi sebagai Dokter kandungan, akhirnya menerima lamaran dari sang kekasih yang baru di kenalnya selama 6 bulan, yaitu Panji Kristian anak terakhir dari keluarga Abraham yaitu pemilik perusahaan batu bara.

Namun tidak menyangka Panji, Laki-laki yang di cintai Maura ternyata mempunyai wanita lain di belakang Maura, padahal mereka berdua sudah bertunangan, akan kah Maura membatalkan pertunangannya, atau malah mempertahankan hubungan mereka.

Jika kalian penasaran simak terus yukk perjalanan mereka.. jangan kasih kendor.. Dan jangan lupa untuk like nya juga.

Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15

"Sini pah tidur dulu, biar Dinda panggilin dokter buat papa." ucap Dinda kepada sang Ayah.

"Tidak usah Din.. papa tidak apa-apa." tuan Guntoro yang menarik tangan anaknya.

"Papa yakin tidak apa-apa?." Dinda yang kembali memastikan bahwa sang ayah baik-baik saja.

"Iya.." jawab tuan Guntoro dengan nada sangat lemah.

"Baiklah.. papa istirahat dulu ya, ucapan Maura jangan terlalu di pikirkan."

"Bagaimana papa tidak memikirkan Din, tidak biasanya adikmu itu bersikap seperti itu."

Saat Dinda dan tuan Guntoro sedang berbincang-bincang nyonya Geraldine pun sudah masuk ke dalam kamar dengan membawa beberapa obat milik tuan Guntoro.

"Ini pah obatnya di minum dulu, biar cepat sembuh." nyonya Geraldine yang membantu suaminya untuk minum obat.

Setelah memastikan sang ayah sudah tidur dengan di temani nyonya Geraldine di dalam kamar, Dinda pun segera keluar dari kamar ia mencoba merenungkan apa yang di ucapkan oleh adiknya Maura, Dinda antara percaya dan tidak percaya. Karena Dinda juga tidak sengaja pernah melihat gelagat mamanya saat berbicara dengan Panji, Dinda pernah mendengar sang mama memanggil nama Panji dengan sebutan sayang, namun itu tidak membuat Dinda curiga sama sekali, karena menurut Dinda kata sayang bisa di ungkapkan kepada siapapun. Apa lagi nyonya Geraldine adalah orang tua Maura, mana mungkin seorang ibu tega merusak kebahagian anaknya sendiri.

Namun di sisi lain Dinda juga bingung, dengan ucapan adiknya, karena selama ini Maura tidak pernah berbohong tentang apapun, bahkan jika Maura ada masalah ia akan cerita dengan sang kakak, sekecil apapun masalah itu. Kak Dinda pun sudah duduk di sebuah ayunan yang terbuat dari rotan di belakang rumah sambil menikmati pemandangan di pagi hari, hari ini Dinda memutuskan untuk tidak bekerja karena ke adaan sang ayah yang sedang drop.

Dinda merasa bingung antara percaya sang mama atau adiknya, namun bagaimana jika yang di katakan Maura itu semua benar, Dinda benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan sang ayah nanti, dan bagaimana nasib pertunangan adiknya dengan Panji, jika memang benar mereka berdua mempunyai hubungan, Dinda benar-benar tidak bisa memaafkan mereka.

Di tempat lain, Maura baru saja tiba di ruangannya, sebenarnya hari ini jadwalnya tidak padat, hanya ada beberapa pasien saja yang akan ia tangani, Maura pun seketika menjatuhkan tubuhnya di kursi dan segera memulai pekerjaannya. Ponsel ia matikan begitu saja, ia tidak ingin mendapat telfon dari siapa pun apa lagi mendapat telfon dari Panji, ia benar-benar sudah malas untuk berurusan dengan Panji.

Maura terus menyibukkan dirinya pada pekerjaan, karena ia tidak ingin terganggu oleh masalah perselingkuhan mamanya dan Panji, namun itu tidak bisa di pungkiri, Lagi-lagi Maura teringat dengan wajah Panji yang sedang mengecup mamanya. Bayangkan itu membuat Riri menjadi marah dan sedih. Maura yang dari tadi menatap komputer di depannya seketika langsung mengusap wajahnya, ia benar-benar merasa lelah dan lesu, ia benar-benar tidak semangat sama sekali, kejadian itu membuat Maura tidak semangat bekerja.

Seketika Maura pun menyenderkan kepalanya pada meja kerjanya, kepalanya begitu sangat pusing kerena terlalu banyak menangis, bahkan dirinya juga kurang istirahat hingga tubuhnya merasa menjadi tidak fit. Mata yang mulai berat, Maura pun tidak sadar ia pun tiba-tiba tertidur. Namun saat tidur baru beberapa menit pintu ruangan terbuka begitu saja seketika membuat Maura terkejut.

"Masih pagi loh.. udah tidur aja lo." ucap Keke sesama dokter kandungan.

"Eh lo.. iya nih, cape banget gue." Maura yang terbangun, sambil memijat beberapa bagian-bagian tubuhnya.

"Mata lo kenapa? kok sembab gitu, kamu ngga enak badan?." tanya Keke yang menatap wajah Maura begitu pucat, bahkan terlihat Maura pagi ini tidak memakai make up, dia hanya memaki bedak dan lipstik saja.

"Iyah ni.. beberapa hari badanku lagi tidak fit."

"Kalau sakit ngapain berangkat kerja, mending istirahat aja dulu di rumah, lagi pula hari ini pasien juga ngga banyak, pulang aja ya, gue anterin gimana." Keke yang menawarkan diri.

"Tidak usah, aku lebih suka di sini dadi pada di rumah." Maura yang menolak tawaran Keke temannya.

Saat Keke dan Maura sedang sibuk berbincang-bincang, dan Maura yang tertawa sesekali karena cerita Keke, Tiba-tiba telefon genggam di ruangan berdering. Maura yang mendengar telfon berdering pun dengan cepat langsung mengangkatnya.

"Hallo..." Maura yang sudah mengangkat telfon.

"Hallo buk, ini ada tamu ingin bertemu dengan ibu katanya." ucap Pak Dion yaitu security di rumah sakit tersebut.

"Siapa ya pak? dan ada kepentingan apa ya?." tanya Maura.

"Tidak tahu buk, katanya ingin mengembalikan barang ibu yang kemarin ketinggalan."

"Barang saya, barang apa ya?." tanya Maura lagi yang bingung sepertinya tidak ada yang ketinggalan barangnya.

"Saya juga kurang tahu buk, dia sedang menunggu di ruang tamu di bawah, ibu bisa menemuinya di sana." ucap pak Dion lagi.

"Ah.. baik Pak, saya akan segera turun ke sana." ucap Maura.

"Biak buk.. selamat pagi."

"Pagi" sahut Maura.

Sambungan telfon pun sudah terputus begitu saja, dan Maura pun kembali meletakkan ponsel genggam di tempatnya.

"Siapa? pak Dion?." tanya Keke.

"Iya.. katanya ada tamu yang mencari ku di bawah, aku turun dulu ya." ucap Maura yang mulai beranjak berdiri dari tempat duduknya.

"Oke.. jangan lama-lama."

"Iya-iya." Maura yang udah keluar dari ruangannya.

Lift sudah terbuka, Maura pun segera menuju ke tempat ruang tamu yang sudah di sediakan oleh rumah sakit untuk staf yang ingin bertemu dengan tamunya. Saat tiba di depan ruangan tersebut dari dinding kaca ia melihat seorang laki-laki yang sedang duduk di dalam ruangan, namun Maura bisa melihat bahwa itu bukan Panji dari postur tubuhnya. Maura pun segera segera masuk ke dalam ruangan.

"Permisi.. apakah anda yang ingin bertemu dengan saya?." ucap Maura kepada laki-laki yang membelakangi nya.

Laki-laki yang sedang duduk pun seketika menoleh kearah Maura, mereka berdua pun saling beradu pandang. Maura yang melihat laki-laki di depannya merasa tidak asing, karena laki-laki itu adalah laki-laki kemarin yang membawanya ke rumah sakit, yaitu Kenan.

Kenan yang melihat wanita yang sedang memakai almamater berwarna putih, dengan rambut di biarkan terurai, dan tinggi semampai seketika terperangah, Kenan yang melihat kecantikan Maura seketika merasa kagum, aura Maura benar-benar berbeda dengan kemarin saat bertemu di rumah sakit, ia begitu terlihat anggun dengan baju dinasnya.

"Hallo." Sapa Kenan terlebih dahulu.".

"Kamu? bukannya kamu yang kemarin membawa saya ke rumah sakit ya?."

"Iya benar." jawab Kenan.

"Ah iya.. ada perlu apa ya ke sini?." tanya Maura.

"Maaf mengganggu mu, pasti kamu sangat sibuk dengan profesimu sebagai dokter, saya hanya ingin mengembalikan dompet kamu yang kemarin ketinggalan di rumah sakit, dan saat saya lihat identitas kamu akhirnya saya ke sini untuk mengembalikan dompet ini." Kenan yang sudah memberikan sebuah dompet berwarna merah muda kepada Maura.

Maura pun segera meraih dompet dari tangan Kenan. "Astaga.. kenapa aku tidak sadar kalau dompet aku ketinggalan, terimakasih banyak ya." ucap Maura begitu senang karena masih ada orang baik yang mengembalikan dompetnya saat hilang.

1
Capricorn 🦄
.
Setya
Lha kalo trtukar waktu bayi is okelah, tpi kalo dah balita atau anak2 masa ortunya ga kenal muka anaknya sih 🤦‍♀️🤦‍♀️
Setya
Gas bor apaan thor kok aku ora mudeng 😁😁
kimiatie
bodoh sendiri
kimiatie
egois terlalu tinggi
kimiatie
bodohnya...kalau mengandung macam mana?
Ester Hadasa Ruru
Luar biasa
Anna Wamey
hallo tuan Guntoro,,,dalam hal ini bukankah Maura dan kenan sama sama bersalah,,,?,atas kejadian sebelumnya,,?,,bijaksanalah,,,,,,,jangan mendendam ,,,,itu tidak baik,
Tua Jemima
maura taik
Anna Wamey
mama Geraldine dan panji kemana thor,,,?ga ada kabarnya,,🤔
Tua Jemima
bokar maura jangan diem diem baek
Anna Wamey
Lumayan
sweetpurple
Luar biasa
sweetpurple
kartu nama ya thor...
Adity Hartati
kasian Maura dari sekian laki laki yg dekat semuanya gak ada yg beres
Pandra Tour
dashboard Thor, dashboard BUKAN gas bor wkwkwkw. apa pula gas bor
Adity Hartati
masa sekelas dokter bego,kamu bukan anak kecil Maura,bikin buktinya dg photo atau video
Mesra Turnip
sebenarnya Maura sama Kenan cocok, yang satu terlalu gingging(koras)yang satu plin-plan, gak bakal bahagia, lanjot,..semangat Thor !
Yunerty Blessa
Makasih banyak kak thor buat karya indah nya
sungguh mantap sekali 👍✌️
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘
Yunerty Blessa
akhirnya Maura hidup bahagia bersama keluarga tercinta....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!