NovelToon NovelToon
Gejolak Cinta Tuan Erick

Gejolak Cinta Tuan Erick

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Diam-Diam Cinta
Popularitas:531.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: Park alra

"Berapa uang yang harus saya keluarkan untuk membeli satu malam mu?"

Erick Davidson, pria tajir dengan sejuta pesona, hendak menjebak seorang gadis yang bekerja sebagai personal assistan nya, untuk jatuh ke dalam pelukannya.

Elena cempaka, gadis biasa yang memiliki kehidupan flat tiba-tiba seperti di ajak ke roler coster yang membuat hidupnya jungkir balik setelah tuan Erick Davidson yang berkuasa ingin membayar satu malam bersama dirinya dengan alasan pria itu ingin memiliki anak tanpa pernikahan.

Bagaimana kisah cinta mereka? ikuti bersama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Park alra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GCTE | Bab 15

"Maaf pak. Tapi lebih baik bapak pergi duluan aja," kata Elena pelan, sebisa mungkin nada suaranya tidak menyinggung bos nya itu.

Sorot mata Erick meredup, ada mendung yang menggelayuti wajahnya, perlahan cengkraman Erick di tangan Elena melemah lalu terlepas begitu saja. Menimbulkan rasa tak enak bagi Elena pada pria itu.

"Jadi kau lebih memilih pergi bersama pria asing itu di banding dengan saya?" tanya Erick dengan raut sendu, membuat Elena semakin tak enak. Kenapa semuanya seketika jadi rumit begini sih? batinnya.

"Maaf pak Erick menyela." potong Marvin maju ke tengah di antara mereka. "Kau menganggap ku sebagai pria asing untuk Elena? for you information, saya dan Elena sudah mengenal sejak kecil, kita tumbuh bersama- sama bahkan sebelum dia menjadi asisten mu. Jadi saya rasa salah jika anda menganggap saya orang asing untuk Elena."

Erick menatap horor padanya. "Simpan ocehan mu, saya tidak sedang bicara dengan mu."

Hal itu membuat harga diri Marvin seolah tergores. "Kau!!" Marvin yang tersulut pun sudah siap mengangkat tinjunya. Namun Clarissa menghentikan itu.

"Sudah cukup!" pekik keras wanita di samping Erick tersebut. Lagi, semua orang menoleh padanya, terkejut.

"Erick aku ingin pulang dengan mu. Kita kembali saja ya?" tanpa mempedulikan tatapan terkejut ketiga orang itu padanya kali ini, Clarissa dengan santainya menggamit lengan Erick. Ia tak ingin semuanya semakin parah.

"Kita kembali saja ya?" Rajuk Clarissa dengan gurat memohon. Akhirnya Erick hanya bisa menurut, dia pun tak ingin orang-orang yang ada di sekitar mereka semakin terganggu dengan perdebatan yang sedang terjadi.

"Yaya, lebih baik kau kembali dengan wanita mu itu," kata Marvin, sarkas.

"Kak." Elena menyorot tajam padanya. Memperingati.

"Wah, kalian sudah mau pergi?" tiba-tiba saja seorang pelayan muncul entah dari mana.

"Ya, tolong kasih bill- nya pada kami," ujar Clarissa seraya tangannya yang semakin bergelayut mesra di lengan Erick. Seakan menunjukkan jika pria itu miliknya, dan juga ingin memberi peringatan pada gadis yang kini tengah menatap ke arah mereka. Yang menyebabkan semua huru- hara ini terjadi.

"Eh, gak apa-apa nona. Terkhusus kali ini kan ada diskon besar-besaran untuk pasangan, jadi semuanya gratis," tutur pramusaji itu berusaha menjamu dengan baik. Setelah tahu siapa kedua orang yang ada di depannya ini.

"Orang kaya tidak mengenal yang namanya diskon," kata Clarissa jemawa.

"Ini." ia memberikan sebuah kartu kredit pada pramusaji itu. "Gesek saja, bila perlu untuk semua orang yang makan di sini, aku yang mentraktir. Jika sudah, asisten ku yang akan mengambilnya kembali nanti." Semakin pongah saja sikap yang coba di tunjukkan Clarissa. Ia ingin menunjukkan semua itu pada Elena. karena menganggap gadis itu adalah ancamannya.

"Ayo kita pergi." ajaknya kemudian, menggandeng mesra Erick. Yang di gandeng hanya diam saja, Erick sudah semakin pusing dengan semua yang terjadi, juga kekecewaan nya pada Elena yang lebih memilih pria lain di banding dirinya.

**

"Ck, ck sombong sekali mereka," ujar Marvin yang melongo dengan kejadian yang baru terjadi di depan nya.

"Ini semua karena kakak." decit Elena menatap bengis.

"Kok salah ku?" yang di tuding menatap dengan perasaan tanpa dosa.

"Iya, kakak tau apa yang tadi kakak lakukan? sikap kakak tadi gak mencerminkan jika kak Marvin itu seorang dokter, seorang yang berpendidikan. Terkesan seperti anak berandalan yang tak kenal tata krama." panjang lebar Elena mencurahkan segala gerunek di hatinya.

Marvin terperangah lalu ia tersenyum tipis. "Maafkan aku ya."

"Kakak sadar jika kakak salah. Hanya saja yang coba aku lakukan ini agar bisa akrab dengan mu Elena. Aku tak ingin ada batas di antara kita, apalagi kau yang terlihat berkecil hati ketika tahu profesi ku kini. Aku tak ingin ada tembok yang menghalangi hubungan kita, aku hanya ingin kita bisa akrab seperti dulu. Maaf jika kesannya aku terlalu berlebihan dalam bersikap."

Sepasang manik coklat Elena berkaca- kaca, mendengar betapa begitu tulusnya Marvin padanya.

"Gak adil, kenapa aku yang justru merasa bersalah dalam situasi ini?!"

Marvin mengulum senyum. "Memaafkan ku?"

"Baiklah. Tapi janji kakak jangan mengulangi nya? bersikaplah apa adanya saja, seperti dirimu seharusnya," kata Elena.

"Baiklah, aku berjanji. Maafkan aku."

Keduanya lantas tertawa. Elena mengusap sudut matanya yang berair.

"Mau lanjut makan? aku masih lapar." rujuk Marvin jenaka.

"Baiklah, ayo kita lanjut makan," kata Elena sambil terkekeh.

***

Selesai makan, Marvin mengantar kembali Elena ke kantor nya. Dan ia kembali untuk bertugas.

Begitu sampai di kantor, Elena di sambut dengan berkas yang sudah menggunung di mejanya, berkas-berkas laporan yang harus di tanda tangani Erick juga masih ada di atas mejanya.

Akhirnya ia memilih satu persatu berkas laporan itu menyusunnya rapi untuk kemudian akan di berikan pada Erick.

Ngomong-ngomong tentang pak CEO. biasanya pria itu akan langsung memanggilnya setelah jam makan siang, sudah kebiasaan Erick ia akan minta di buatkan kopi tanpa gula, dan harus Elena yang membuat untuknya. Namun kali ini tidak, membuat Elena bertanya-tanya.

Akhirnya sambil membawa berkas di tangan Elena menuju ke ruangan pak CEO itu.

**

"Pak ini berkas ... " kalimat Elena berhenti saat mendorong kenop pintu saat matanya tak sengaja melihat pemandangan yang seharusnya tak ia lihat.

Erick pria itu sedang terduduk di sofa, punggungnya bersandar di lengan sofa itu, sementara yang membuat Elena tercengang dan langsung mengalihkan mata adalah saat seorang wanita yang bertumpu di kedua paha Erick, dengan posisi mereka yang terlihat ambigu ketika di lihat dari arahnya.

"Ah, maaf saya datang di waktu yang tidak tepat." spontan saja Elena berbalik dan menutup wajah dengan berkas yang di bawa nya.

Sementara Clarissa menatap dengan tersenyum sinis. Ia bangkit dari tempat nya bertumpu.

Sebenarnya apa yang di lihat Elena tidaklah seperti kenyataan nya.

Beberapa waktu lalu Erick mengeluh sakit kepala ketika mereka tiba di ruangan pria itu, Erick sudah lebih dulu ambruk di atas sofa, Clarissa awalnya berniat membantu dengan melepaskan jas pria itu agar Erick tak terasa pengap.

Tanpa sengaja ia tersandung hingga bokong nya terjatuh di pangkuan Erick. Awalnya ia hendak bangkit tapi terkesima dengan wajah rupawan Erick dengan titik-titik bulir keringat membuatnya terlihat seksi.

Karena bisikin setan, Clarissa hampir saja memanfaatkan Erick yang sedang tak berdaya, namun kedatangan Elena menghancurkannya.

Meski kesal, tapi Clarissa merasa menang karena Elena melihat apa yang akan ia lakukan pada Erick. membuat wanita itu berfikiran yang tidak-tidak justru memberikan kepuasan pada Clarissa.

Setidaknya Elena harus tau diri tentang posisinya.

"Tidak apa-apa, Erick sedang tidur," ucap Clarissa bangkit membenarkan penampilan nya. Seolah semakin meyakinkan Elena tentang apa yang ia lihat.

"Jika kau mau menaruh dokumen itu, taruh saja di mejanya. Setelah itu kau harus pergi," ucapnya, terdengar nada ancaman di sana.

"B- baik. maaf menganggu waktu pribadi kalian." cicit Elena menunduk, lalu segera menaruh berkas di atas meja Erick.

"Elena!"

"Elena!"

Tiba-tiba saja Erick mengigau, mengucapkan nama Elena berulang kali dalam tidurnya, membuat kedua wanita itu menoleh, kaget.

Carissa menggeram kesal.

"Lebih baik kau cepat pergi dari sini!"

1
fayna
sama mas dokter aja clar 🫰🏻
Mayora
tenanglah Elena,,,tuh ada Erick💜💜💜
Flowers
Lumayan
Aris Bos
Menarik tapi kok konfliknya panjang bangat
Devi Handayani
duh bahagia nya bila dicintai😍😍😍😍
Devi Handayani
bagus erick ini baru laki..... punya prinsip👍🏻👍🏻👍🏻😍😍😍
Devi Handayani
bisa yaa begicuu.... oke deh😌😌😅😅
Devi Handayani
waduhh 😳😳😳😳😳😳
Devi Handayani
yaahhhhhh😩😩😩😩
Devi Handayani
jangan kasih nikah ama bagas dong thor elenanya 😒😒😒😒
Devi Handayani
aahhh..... so tuittt deh pak bos😍😍😍😍
Devi Handayani
wow kaka ketemu gede🤭😁😁
Devi Handayani
lanjut thor😍😍
Devi Handayani
semoga ada malaikat tanpa sayap nolongin elena.... yang sabar yaa😥😥😥
Devi Handayani
waahhh cowo matre cowo matre ga ada otak nyeee..... ke laut sje sono😒😒😒😒
Inar Fajar
Kecewa
deta
jangan dulu tamat donk thor.... kasih lah bagaimana kehidupan erick dan elena setelah menikah dan punya anak...
Sry Ainun
haduh GK sabar pengen lanjut cerita Marvin deh
Sry Ainun
aduh selamat kan dua" nya thor
Rahmi Rahmi
rasaiin itu mona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!