Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - Isi Hati
BAB 15
“Hahaha”
Megan tertawa lepas karena Leon bersedia menerimanya kembali, duduk berdekatan menceritakan jika Dylan lah yang memaksanya untuk berpaling dari Leon.
“Kamu tahu, dia bilang memiliki segalanya lebih dari kamu Leon tapi aku tidak percaya begitu saja pada Dylan. Dia selalu mengejarku dan menerorku, jujur aku takut dan akhirnya memilih pergi meninggalkan kamu Leon. Maafkan aku, semua ini karena Dylan”, suara manja Megan yang sangat Leon rindukan.
“Dia selalu sibuk tak pernah ada waktu untukku, menyiksa batinku. Aku selalu ingin menemui mu Leon, aku merasa bersalah dan menyesal tapi Dylan selalu melarang dan mengancam. Aku tidak bisa melawannya”, meneteskan air mata palsu, Megan harap Leonard percaya pada cerita bohongnya ini, ia benar-benar mengkambing hitamkan Dylan.
“Lalu?”, tanya Leon simpati terhadap mantan kekasihnya.
“Dia....Sikap Dylan pun selalu buruk pada ku dan beberapa kali membawa wanita masuk ke apartemennya. Mereka melakukannya di depan mataku, jahat bukan? Walau pun aku tidak mencintai Dylan, tetap saja seharusnya ia tahu diri tidak boleh bersikap sepeti itu padaku”, tutur Megan.
“Hem, tentu”, Leon menanggapi santai semua perkataan mantan kekasih yang kini kembali padanya.
“Aku ingin kembali menjadi kekasihmu Leon, aku bersumpah tidak akan pergi dari sisimu”, Megan mengiba pada mantan kekasihnya ini.
Leon sedikit mengulas senyum seraya memainkan rambut panjang Megan. Menghirup aroma shampo yang dahulu menjadi kesukaannya. “Rambutmu masih sama, aku menyukainya Megan”, bisik Leon begitu sensual.
Megan terkesiap untuk pertama kasih Leon berani menggodanya seperti ini, padahal dulu prianya sangat menjaga hubungan mereka, namun berbeda saat ini Leon begitu menggoda bagi Megan.
“Leon”, sahut Megan.
“Hem?”
“Apa kamu masih mencintaiku? Aku mohon jawablah Leon”, tatapan mata Megan begitu menginginkan jawaban sesuai harapanya.
“Menurutmu, bagaimana?”, Leon beralih membelai pipi wanitanya lalu menyesap bibir seksi milik Megan.
“Ahh”, lenguh Megan dan mengalungkan tangan di leher mantan kekasihnya.
Tautan bibir itu terlepas, Leon menghapus sisa saliva di bibir Megan dengan mengusap lembut ibu jarinya. Memandang penuh arti pada wanita yang selalu membuatnya cemburu.
“Terima kasih Leon, mulai sekarang kita resmi berpacaran?”, rasanya Megan ingin melompat senang dan mengatakan pada dunia, ia adalah calon istri dari Tuan Muda Torres.
Cukup lama Megan tak mendapat jawaban dari Leonard, hingga ia mendengus kesal. “Leon, kita pacaran?”, tanyanya lagi dan pria tampan yang menciumnya tadi hanya mengangguk kecil. “Ah terima kasih sayang. Aku sangat mencintaimu Aleandro Leonard Torres”, ucap Megan dengan bangga menyebutkan nama itu, nama yang tak pernah ia tahu selama menjalin hubungan dengan Leon terdahulu.
**
Torres Inc
“Dimana tuan? Apa masih bersama Nona Megan?”, Alonso berulang kali menghubungi bosnya, namun tak kunjung menerima panggilan teleponnya. “Ayo, terimalah tuan”, Alonso berjalan gelisah di lobby gedung Torres Inc.
Ia ingin menyampaikan pesan dari Pamela yang masih terkurung dalam kamar. Ya akhirnya Alonso mengirimi Leon sebuah pesan singkat. Merasa iba pada Nyonya Muda yang selalu tersiksa dalam sangkar emas milik Leon.
Bahkan hanya untuk meminta tolong pun, Pamela menghubungi Alonso dan hanya itu nomor telepon yang dimilikinya, sedangkan Leon tak pernah memberi nomor ponselnya, ia berdalih hubungan diantara keduanya hanya terikat perjanjian untuk itu harus lebih dulu menghubungi Alonso untuk menyampaikan pesan sekalipun.
Alonso yang kini di apartemennya pun masih terus memikirkan Nyonya Muda Torres, karena hingga 1 jam lamanya Leon masih tak membaca pesan singkat yang ia kirimkan.
“Tuan muda ku harap anda tidak menghabiskan malam bersama mantan kekasih anda”, gumam Alonso.
**
Cafe
“Sayang, aku ke toilet ya. Kamu mau antar?”, manja Megan.
“Aku tunggu di sini, jangan lama Megan”, lidah Leon begitu kelu mengucapkan kata ‘sayang’ untuk Megan. Ia pun kembali menyesap coklat hangat yang di pesannya entah sudah berapa gelas minuman yang mereka pesan sejak sore tadi.
Leon merogoh saku jasnya mengambil sesuatu yang ia simpan dalam mode silent. Malam hari Leon baru memeriksa ponselnya, matanya membola betapa terkejutnya ia mendapati belasan panggilan tidak terjawab dari Alonso dan beberapa pesan, “Tidak biasanya Alonso seperti ni”, pikir Leon.
Ia mulai membuka satu pesan dari asisten pribadinya dan betapa tersentaknya membaca isi pesan itu. Leon mengepalkan tangan mengingat jika istrinya masih dalam kamar.
“Pamela”, gumam Leon
Beranjak dari kursi dan keluar privat room. Dirinya pergi meninggalkan Megan yang berada di toilet cafe.
**
Tiba di Penthouse, Leon yang khawatir langsung menaiki undakan tangga menuju lantai 2 kamar Pamela, suasana ruangan yang minim cahaya tidak membuatnya tersandung benda apapun.
Membuka kunci pintu tidak sabaran, terkejut mendapati istrinya tergolek lemah di atas ranjang. “PAMELA”, panggil Leon. “Pamela bangun”, panggilnya tanpa mendekat dan hanya berdiri di ambang pintu masuk.
Kesal tak kunjung mendapat jawaban, Leon menarik pergelangan tangan wanitanya hingga hampir terjatuh dari atas ranjang, “Kau bisa mendengar bukan? Aku memerintahkan kau bangun”, Leon menatap tajam pada Pamela, “Buka mata mu, bodoh”, umpat Leon. Membangunkan Pamela tanpa kelembutan,dan ia kembali menaik paksa Pamela karena merasa ada yang tidak beres.
Menahan pungung Pamela dengan satu tangan kekar Leon, menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah sendu sang istri. Kedua pasang mata itu langsung beradu pandang, Leon menyentuh kening istrinya seketika di tepis kasar oleh Pamela. “Kau Demam”, ucap Leon.
“Kau menyusahkan”, geram Leon karena bayang-bayang Dylan menyentuh bibir Pamela kembali membuat Leon marah, menghempas kasar wajah wanitanya.
“Apa yang membuat anda begitu marah padaku tuan?”, isak tangis Pamela.
“Anda menginginkan ku sebagai pelampiasan, dan aku rela melakukannya, bahkan anda merenggut kesucianku tanpa kelembutan, aku tidak pernah protes sedikit pun, aku hanya berteman dengan Tuan Dylan, aku ingin mengucap terima kasih padanya karena telah membantu membawaku ke rumah sakit, mengobati luka di tangan ini”, Pamela menunjukkan tangan kanannya.
Leon hanya diam mendengar setiap untai kata yang keluar dari bibir Pamela.
“Bahkan tuan mencium wanita lain di depanku, ya aku akui hubungan kita terikat pada kontrak jadi tidak perlu tuan menghargaiku dan memikirkan perasaanku. Aku tidak peduli tuan pergi kemana dan dengan siapa, hanya saja aku mohon jangan menghukumku seperti ini, tuan aku mohon tarik hukuman mu, aku sangat membutuhkan uangmu”, tangis Pamela yang merosot di lantai dan untuk pertama kalinya Pamela berani mengutarakan apa yang dirasakannya selama mendapati sikap buruk dari Leon.
Ia bersimpuh di depan suaminya yang hanya diam sedari tadi. “Aku akan melakukan apapun yang tuan perintahkan tapi aku mohon jangan menghukumku lagi, maafkan aku tuan”.
...TBC...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat