Tamara adalah seorang wanita malam yang mempunyai banyak pelanggan. Dia menjadi salah satu wanita favorit di tempatnya bekerja.
Kehidupannya begitu bebas, karna dia hidup sebatang kara tanpa adanya keluarga, orangtua ataupun sanak saudara.
Tamara terus teringat di malam dia mendapatkan sebuah rasa yang tak dapat dia lupakan. Akankah dia mendapatkan cinta tulus dari seorang pria..? mengingat dia adalah cinta satu malam dari banyaknya pria.
Dan siapakah orangtua Tamara yang sebenarnya..?
Penasaran dengan kisahnya, ikuti terus kisah hidup Tamara dan jangan lupa like, coment,favorit dan votenya ya...
Salam manis semoga sehat selalu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi
Di hari itu juga Ara menjemput Heni untuk di bawa menuju rumah Nura.
Ara cukup tergesa karna tak ingin Radit tau keberadaannya dan Heni di rumahnya.
Sebelum sore Hari keduanya sudah sampai di rumah Nura.
"Ini rumah siapa Ra..."
tanya Heni dengan wajah penasaran.
Ara tak menjawab, ketika Nura membukakan pintu untuk keduanya Ara langsung saja menarik Heni masuk dan duduk di ruang tamu.
"Hen...ini Nura...dia adalah istri Radit...Kekasih gilamu itu...."
kata Ara menatap serius Heni.
Seketika Heni terbelalak menatap Ara dan Nura bergantian.
Apa benar dia istrinya... Sebenarnya apa maksud Ara....dia membawaku pada istri Radit....apa istrinya sudah tau tentang hubunganku dengan Radit...
batin Heni sambil menelan ludahnya dengan kasar.
"D...d..dia istri Radit..."
kata Ara lirih membisik pada Ara.
"Iya dia istrinya Radit...kau tak usah berbisik seperti itu padaku...Nura sudah tau semua tantang kau dan Radit...."
kata Ara berusaha mendorong tubuh Heni yang condong ke arahnya.
"Hey apa kau sudah gila kenapa kau membawaku kesini..."
jawab Heni masih berbisik.
"Heni...lebih baik kau tinggalkan Radit...dia bukan pria baik..."
kata Nura tiba-tiba dengan suara lembutnya.
Heni pun seketika menatap Nura dengan perasaan tak karuan, malu, marah, kesal,cemas semua menjadi satu.
"Kalau saya boleh tau..berapa usia kandunganmu sekarang..."
imbuh Nura lagi dengan nada santai.
apa dia juga sudah tau kalau aku hamil anak Radit....
batin Heni dengan mata yang semakin membulat sempurna, tapi kini kepala nya tertunduk malu di hadapan Nura.
Melihat Heni yang tak kunjung memberi jawaban pada Nura, Ara pun dengan segera menggoyangkan bahu Heni.
"Hen...jawab tuh...Nura bertanya pada mu...berapa usia kandunganmu sekarang..."
"Emm...belum genap 2 bulan...."
jawab Heni lirih sambil menundukkan kepala.
"Tinggalkan dia Heni...dia bukan pria baik seperti yang kau kenal...dia tak akan menikahimu seperti janjinya...kalau pun dia menikahimu dia juga bukan suami yang baik untukmu..."
kata Nura menatap Heni serius.
"Dia berjanji untuk itu...aku yakin dia akan menepati janjinya padaku...kau menyuruhku untuk meninggalkannya karna kau takut kehilangannya kan...tapi aku sedang mengandung anaknya sekarang...ku harap kau bisa mengerti hal itu..."
jawab Heni yang tiba-tiba mempunyai keberanian menatap Nura.
"Kau memiliki calon anaknya sedangkan aku sudah mengasuh anaknya...lihatlah..dia adalah anak Radit..."
kata Nura menunjuk pada box bayi, dari luar terlihat seorang bayi mungil yang sedang tergeletak memainkan sebuah mainan.
"Dia bukan suami yang baik Heni...kau juga perlu melihat ini..."
Nura menyingkap rok panjang yang sedang dia kenakan, dan terlihat banyak luka memar bahkan bekas luka yang sudah menghitam di kulit putihnya.
"Radit adalah pria yang ringan tangan...ketika dia marah dia tak segan-segan untuk memukuli ku..."
imbuh Nura lagi, sambil menunjukkan lagi banyak luka pukulan yang di milikinya.
Seketika Heni menutup mulutnya terkaget dengan apa yang di alami Nura, sementara Ara juga terbelalak melihat berbagai luka lebam di sekujur tubuh Nura.
"Kau tak bisa tinggal diam lagi Nura....dia sudah sangat keterlaluan... bagaimana dia bisa melakukan itu semua padamu...padahal kau telah melahirkan keturunan untuknya...."
kata Ara sambil mengernyitkan dahinya bergidik ngeri dengan apa yang terjadi pada Nura.
Dengan berbagai percakapan yang terjadi antara ketiganya hari itu, Heni pun percaya dengan apa yang sudah dia lihat dan dengar dari Nura, Nura bahkan juga menceritakan awal pertemuannya dengan Radit dulu sampai Radit berubah menjadi seperti sekarang.
Heni pun mengucapkan berkali-kali kata maaf pada Nura, dia tak ingin semakin menyakiti Nura karna hubungannya dengan Radit.
Ara sendiri juga mengatakan akan membantu Nura untuk pergi dari kehidupan Radit. Dia membuat janji dengan Nura untuk menjemput nya besok dan membawa Nura juga anaknya pergi dari sana.
Sore itu sebelum Radit pulang, Ara dan Heni sudah pergi dari rumahnya.
Hari itu Heni meminta ijin pada Bu bos untuk pergi selama beberapa hari, dia ingin memenangkan diri setelah tau semua perbuatan Radit.
Hari itu Heni ikut bersama Ara di rumah pribadinya, Ara menyuruh Heni untuk tidur di kamar tamu, dia juga berkata pada Heni untuk istirahat dulu beberapa hari di rumahnya sampai Heni bisa tenang kembali.
Hari itu Heni menangis tak henti-henti, dia bahkan memukul-mukul perutnya melampiaskan rasa kesalnya pada Radit.
"Jangan lakukan itu pada anak mu hen... dia tak bersalah apapun.. Raditlah yang pantas menerima pukulan mu itu.."
kata Ara sambil menangkis tangan Heni yang ingin memukul perutnya lagi.
"Dia benar-benar pria brengsek Ra...dia pria brengsek...."
kata Heni dalam isaknya.
"Sudahlah...dia tak pantas untuk kau tangisi Hen...tenangkan dirimu..."
Kata Ara sambil mengelus-elus bahu Heni memenangkan nya.
"Lalu bagaimana denganku Ra...bagaimana dengan anak ini..."
kata Heni menatap Ara dengan wajah memelas.
"Tenangkan dirimu dulu....jangan berfikir tentang itu...biar aku yang memikirkannya...sekarang kau makan dulu ya...baru setelah itu kau tidur...istirahatkan tubuhmu...kau butuh banyak istirahat..."
"Atau kau ingin ikut aku..."
imbuh Ara lagi.
"Kau mau kemana Ra..."
"Aku mau ke panti asuhan seperti biasanya...kau mau ikut...siapa tau itu bisa menghiburmu..melupakan sejenak apa yang telah kau alami..."
jawab Ara dengan tersenyum tulus.
"Emm...Tidak Ra...aku sudah cukup malu karna pergi tanpa ijin mereka....jika aku kembali kesana apa yang akan mereka katakan nanti..."
Heni merasa malu karna semenjak dia kabur dari panti asuhan itu dia tak pernah lagi berkunjung kesana.
"Ya sudahlah aku tak akan memaksamu...kalau begitu istirahatlah ya di rumah...aku mau pergi dulu..."
Ara pun berkunjung ke panti asuhan seperti biasanya dengan membawa banyak oleh-oleh tentunya.
Hari pun berganti, sesuai janji pagi itu Ara mengendarai mobilnya menuju gang rumah Nura. Dia menunggu Radit pergi bekerja baru dia akan membawa Nura beserta anaknya pergi dari sana.
Radit telah pergi, Ara pun masuk ke dalam rumah dan membantu Nura membawa barang-barang yang harus dia bawa, termasuk perlengkapan untuk bayinya.
Tengah berkemas dengan sedikit tergesa Ara melihat Nura yang sedang berkemas dengan menitikkan air mata.
"Nura kenapa kau menangis...kau tak mau pergi dari sini..."
tanya Ara sambil menghampiri Nura.
"Tidak Ra...aku ingin pergi dari sini dari kehidupan ini...Tapi aku tak tega dengan bayi ini...bagaimana nanti dia bisa hidup tanpa sosok ayah di sampingnya..."
"Masih ada kau Nura...kau akan menjadi sosok ibu dan ayah yang baik untuknya...apa kau mau anakmu nanti tumbuh menjadi sosok pemarah seperti ayahnya...Radit sungguh bukan contoh orang yang baik untuknya Nura..."
"Ya kau benar Ara...terimakasih kau telah membantuku...terimakasih Ara..."
mereka pun saling memeluk, sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah tersebut dengan mengendarai mobil Ara.
Di tengah perjalanan, Ara menghentikan mobil di sebuah bangunan yang bisa jelas di baca itu adalah sebuah bangunan apa.
"Kantor polisi... kenapa kita berhenti di depan kantor polisi...."
tanya Nura dengan wajah penuh tanda tanya menatap Ara.
"Untuk apa lagi....kita harus melaporkan kejahatan Radit yang telah dia perbuat padamu... dia telah menyiksamu...itu bukan hal sepele bukan..."
jawab Ara ringan sambil tersenyum dan mengangkat kedua alisnya.
.
.
.
.
.
Bersambung....
Semoga ada bonus chapter nya,dengan ara yg bnyk ank🤭
karena rasanya gak rela deh udah tamat aja😢
nih ku kasih vote untuk mu thor,karena cerita nya Sangat bagus😘
ah seneng banget aku🥰🥰