Rhys Alban, terpaksa menikah dengan wanita bernama Celine Danayla Matteo, demi mempertahankan harta milik Keluarga Alban. Ia tak mau harta milik keluarganya jatuh ke tangan asisten pribadi Daddynya ataupun pada dinas sosial.
Celine yang sangat senang, menerima pernikahan tersebut, bahkan ia memaksa Rhys untuk menyatakan cinta padanya agar ia tak membatalkan pernikahan itu.
Namun, pernikahan yang didasari dari perjodohan tersebut membuat cinta Celine bertepuk sebelah tangan, juga membuat dirinya bagai hidup di dalam sangkar emas dengan jerat yang semakin lama semakin melukainya.
Hingga semuanya itu meninggalkan trauma besar dalam dirinya, pada cinta masa kecilnya. Apakah ia mampu memutus benang merah yang telah mengikatnya lama atau justru semakin membelit ketika ingatan Rhys kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#15
Celine sulit sekali untuk memejamkan matanya malam ini. Ia berusaha sekuat mungkin untuk terlelap, namun terus gagal. Ia perlu istirahat agar besok ia bisa kembali bekerja.
Baru saja ia memejamkan matanya, ia mendengar suara pintu kamar tidurnya terbuka. Meskipun ia tak mengintip, ia tahu siapa yang masuk dari wangi maskulin yang menguar dari tubuh Rhys.
Ia berpura-pura tidur karena ia ingin melihat apa yang dilakukan oleh pria yang sah adalah suaminya itu. Tubuh Celine terangkat karena Rhys kini menggendongnya. Celine mengira Rhys akan membangunkannya dan menyuruhnya melakukan sesuatu.
Ceklekkk
Pintu kamar tidur Rhys terbuka dan Celine masih memejamkan matanya. Ia merasakan perbedaan pada Rhys karena membawanya dengan pelan dan sangat hati-hati. Rhys meletakkannya di atas tempat tidur bagaikan ia adalah barang pecah belah.
Celine diam ketika Rhys mulai membuka pakaiannya satu persatu. Kini ia tahu apa yang akan dilakukan oleh Rhys. Ia tak ingin membuka mata karena ia tahu Rhys akan kembali kasar memperlakukannya. Jadi ia terus berpura-pura tidur.
Ketika Rhys mulai mencium dan melummat bibirnya, ia diam. Tapi karena sikap Rhys yang lembut dan tubuh Celine mulai bereaksi, ia pun membalas ciuman itu, membuat ciuman Rhys semakin panas terasa.
Dessahan pun keluar dari bibir Celine pada akhirnya, untung saja Rhys menyangka bahwa Celine tengah bermimpi. Ia pun memasukkan juniornya dengan perlahan karena takut Celine akan terbangun. Pelan ia menghentakkan tubuhnya, namun karena ia merasakan sesuatu yang berbeda, ia pun kini ikut mendessah.
Saat mencapai puncak, Rhys menyemburkan benih miliknya pada rahim Celine. Setelah selesai, ia tak langsung tertidur, tapi ia kembali memakaikan pakaian tidur milik Celine kemudian menggendong wanita itu dan mengembalikannya ke dalam kamar tidurnya di lantai 3.
**
Rhys langsung merebahkan tubuhnya setelah mengantarkan Celine kembali ke kamarnya. Sensasi dan kenikmatan yang ia rasakan benar-benar berbeda. Perasaannya terasa menggebu ketika melakukannya, apalagi baru kali ini ia mendengar suara merdu Celine saat mendessah di bawah kungkungannya. Ia pun tertidur dengan lelap.
Sementara di dalam kamar Celine, wanita itu membuka matanya. Meskipun ia merasakan kehangatan dan kenikmatan saat melakukan hubungan kali ini dengan Rhys, namun ia tak merasa senang. Perlahan perasaannya mulai membeku.
Keesokan paginya, Rhys terbangun dengan mood yang sangat baik. Apa yang ia lakukan bersama Celine semalam seakan berdampak pada pagi harinya. Ia bahkan tak memikirkan kekesalannya pada Eve karena tak menghubunginya kembali.
Celine yang baru selesai membersihkan halaman depan pun masuk ke dalam rumah. Kini ia menggunakan sweater yang diberikan oleh Alice. Meskipun dingin, namun masih terlihat sedikit peluh di kening Celine karena ia harus mengangkat salju-salju yang menutupi area pintu masuk.
Rhys yang melihat Celine, langsung membayangkan kembali malam panasnya yang terasa begitu nikmat. Jika biasanya Celine melihat ke arahnya, kini Celine sama sekali tak melihatnya. Wanita itu langsung ke belakanh untuk mengerjakan pekerjaan lainnya. Ia sama sekali tak mengindahkan kehadiran Rhys di sana.
Namun, hati Rhys tak merasa kesal. Ia justru ingin Celine tak mengetahui apa yang ia lakukan semalam. Jika Celine sampai tahu, mau ditaruh di mana wajah Rhys, karena ia begitu menikmati hubungan itu.
Hari ini, sejak siang hari, Rhys kembali mencoba menghubungi Eve, namun tetap tak ada jawaban. Ia meletakkan ponselnya dan beralih pada acara televisi yang ada di hadapannya.
“Sepertinya aku tak melihat Uncle beberapa hari ini, Aunty,” kata Rhys pada Aunty Anna.
“Uncle-mu sedang bertemu dengan saudara jauhnya.”
“Saudara jauh?” tanya Rhys.
“Ya, Aunty juga tidak tahu pasti. Tapi semalam ia menghubungi Aunty dan memperkenalkannya. Katanya saudaranya itu bekerja di perusahaan besar.”
“Hmm …, kapan Uncle akan kembali?”
“Aunty tidak tahu. Mungkin setelah tahun baru. Ia ingin menikmati malam tahun baru dengan saudaranya itu.”
“Bagaimana kalau kita makan malam bersama saat malam pergantian tahun, Aunty?”
“Makan malam?”
“Tentu saja. Sudah lama kita tak melakukannya. Aku ingin makan malam bersama keluargaku,” ujar Rhys.
“Baiklah. Aunty akan memberitahu Alice,” Aunty Anna sangat senang sekali dan menyambut baik ajakan Rhys. Ini bisa menjadi salah satu cara mendekatkan Rhys dengan Alice.
**
Malam Natal terasa begitu sendiri bagi Celine. Dad Harry sama sekali tak menghubunginya. Ia sedikit bingung karena tak biasanya seperti itu.
Tahun lalu, Celine masih merayakan Natal bersama dengan Dad Harry. Tahun ini, ia sendiri dan hanya ditemani dengan salju yang turun dengan begitu indahnya.
“Selamat Natal, Dad,” gumam Celine sambil memperhatikan salju dari jendela kamar tidurnya.
Ia pun akhirnya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Celine menatap langit-langit kamarnya dan menggambar dengan tangannya. Ia tersenyum dalam kesepiannya.
Celine memejamkan matanya. Ia akan mencoba untuk tidur dan berharap pagi akan segera datang. Ia seakan ingin setiap hati berlalu dengan cepat agar masa 3 bulan yang dikatakan oleh Rhys di dalam ruang kerjanya bisa segera terlewati.
Sakit, hatiku sakit! Mengapa kakak memanfaatkanku? Jika memang hanya memanfaatkan, itu mungkin tak terlalu menyakitiku, tapi kamu menambahnya dengan segala siksaan, cacian, hingga sebuah perselingkuhan. - batin Celine seakan ingin menangis saat ini.
Celine memutar tubuhnya beberapa kali, namun matanya masih belum bisa terpejam. Hatinya tiba-tiba merasa gelisah tak terkira.
Dan akhirnya, kejadian semalam kembali terulang. Rhys kembali masuk ke dalam kamar tidurnya. Namun kali ini Rhys tidak menggendongnya. Ia menuntaskan semuanya di dalam kamar tidur kecil yang ditempati oleh Celine.
Rhys mengganjal pintu kamar tidur tersebut dengan sebuah meja. Ia pun mulai membuka pakaian tidur Celine. Suasana dingin di dalam kamar itu membuat Rhys semakin ingin menyatukan tubuhnya dengan Celine.
Ia kembali mencium dan melummat bibir Celine yang terasa begitu dingin. Ia berusaha membuka bibir Celine dan masuk ke dalam rongganya untuk mengabsen dan menjepit lidah wanita itu.
Perlahan namun pasti, tubuh Celine mulai bereaksi. Sebuah senyuman terbit di wajah Rhys. Ia suka saat Celine membalas apa yang ia lakukan. Ia pun mulai membuka pakaian Celine. Hassrat yang begitu tinggi membuatnya meninggalkan jejak kemerahan pada tubuh Celine.
Ia memasukkan kembali juniornya dan menghentak. Dessahan disertai asap yang keluar dari mulut membuat dirinya tak kuasa lagi melakukannya dengan perlahan.
Mata Celine akhirnya membuka karena Rhys terus menghentak dan menciptakan kenikmatan yang tak bisa disangkal oleh keduanya. Rhys yang melihat itu, sempat kaget. Namun, ia tak bisa menahan kenikmatan yang sedang ia rasakan.
Hentakan semakin cepat membuat dessahan kini memenuhi kamar tidur, dan mungkin seluruh lantai 3. Hingga keduanya mencapai puncak, Rhys pun terjatuh di atas tubuh Celine. Ia menghirup harum tubuh Celine dan membuat hassratnya kembali bangkit.
Rhys akhirnya mengulang pergulatan itu untuk kedua kalinya dengan keadaan Celine yang sadar. Namun, tak ada dessahan keluar dari bibir Celine, hanya wajah dingin dan datar. Ia melakukannya seakan tanpa rasa.
🌹🌹🌹