Ronald Leo, seorang remaja berbakat dari desa kecil di Kediri mendapatkan kesempatan emas untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain sepak bola profesional. Setelah mencuri perhatian pelatih selama seleksi Borussia Dortmund ||, Leo berkembang pesat dengan bantuan sebuah Sistem misterius yang meningkatkan kemampuan fisik dan tekniknya diatas rata- rata. Ditengah persaingan ketat dan berbagai tantangan, Leo memimpin timnya menjadi juara liga remaja Jerman dan mencetak prestasi luar biasa. Namun, perjalanan Leo baru saja dimulai, karena ia kini harus membuktikan kemampuannya di panggung yang lebih besar ~ Liga Profesional.
Dengan penuh aksi, persahabatan, dan impian besar, "SISTEM SEPAK BOLA" adalah kisah seorang remaja Indonesia dalam meraih kejayaan di dunia sepak bola internasional.
Novel ini tidak menganut jadwal dan regulasi liga Eropa secara menyeluruh, demi perkembangan jalan cerita, jadi mohon dimengerti bila ada jadwal yang melenceng jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Star24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Leo berjalan menuju lorong ganti sambil melihat statusnya.
Nama: Ronald Leo
Umur: 17 Tahun
Tinggi: 179 cm
Berat: 72 Kg
Kecakapan kaki kiri/kanan: 66/100
Atribut teknik
Passing: 74
Shooting: 80
Dribbling: 64
Shot accuracy: 70
Heading: 65
Atribut fisik
Kekuatan: 78
Kecepatan: 80
Stamina: 76
Serangan: 73
Kharisma: 50 (+10 hadiah misi) 60
Inventory:
Boost recovery stamina
Skill yang dimiliki:
Dribble ala Ronaldinho [LVL 4]
Kecepatan ala Thierry Henry [LVL 4]
Tembakan Jarak Jauh ala Frank Lampard [LVL 3]
Visi Permainan ala Inzaghi [LVL 3]
Heading ala Gerd Muller [LVL 2]
Tekad baja [LVL 4]
Tendangan bebas ala Beckham [LVL 3]
Leadership Aura [LVL 2]
Negosiator [LVL 1]
Visi bermain ala Pirlo [LVL 1]
Setelah pertandingan, Leo mendapat pujian dari pelatih Roger. “Leo, kau bermain sangat baik hari ini. Meski hasilnya imbang, kontribusimu luar biasa.”
“Terima kasih, Coach. Saya akan terus bekerja keras,” jawab Leo sambil tersenyum.
Pujian-pujian yang hanya tertuju pada Leo ini menimbulkan sedikit rasa iri di hati beberapa pemain lainnya.
Mereka menatap Leo dengan pandangan kebencian, meskipun mereka tidak menampakkannya secara terang-terangan.
Di luar lapangan, beberapa agen sepak bola yang datang menyaksikan pertandingan tampak mulai tertarik dengan bakat muda ini. Leo tahu bahwa masa depannya cerah, dan dia semakin termotivasi untuk terus memberikan yang terbaik di setiap pertandingan.
***
Jeda paruh musim liga 3 Jerman akhirnya tiba.
Setelah pertandingan melawan 1860 München yang berakhir imbang, para pemain Borussia Dortmund U17 mendapatkan waktu untuk beristirahat.
Suasana di tim sedikit berubah setelah pertandingan terakhir. Meski tidak kalah, hasil imbang tersebut terasa sebagai peluang yang terlewatkan.
Namun, Borussia Dortmund U17 tetap kokoh di puncak klasemen dengan 49 poin, tanpa kekalahan sepanjang paruh musim pertama.
Di ruang ganti, setelah pertandingan melawan 1860 München, suasana cukup santai.
Para pemain bercanda dan mulai merencanakan liburan mereka. Banyak yang berencana pulang ke rumah untuk bertemu keluarga, ada juga yang merencanakan liburan ke luar negeri untuk menikmati liburan musim dingin.
Pelatih datang dan semua pemain mulai diam dan mendengarkan apa yang di sampaikan oleh pelatih Roger.
"Baik, dengar semuanya, kita sudah menjalani banyak pertandingan yang melelahkan di paruh musim ini," Roger menjeda kata-katanya dan melihat semua pemainnya.
Pelatih mengambil nafas dan melanjutkan, "Kalian sudah bermain sangat bagus, terima kasih untuk itu, kami akan memberikan kalian waktu untuk berlibur, tapi dengan satu syarat, kalian harus menjaga pola makan dan jauhi dunia hiburan. Apabila ada yang melanggar…"
Dengan tatapan mengintimidasi, pelatih menatap pemain-pemain yang biasanya membuat ulah, "Kalian akan mendapatkan latihan neraka dariku. Baiklah, itu saja. Sekarang ayo kembali."
Para pemain bernafas lega setelah kepergian pelatih.
Sven mendekati Leo, dia ingin mengajaknya untuk berlibur bersama.
"Leo, kamu ikut liburan ke Mallorca bersama kami?" tanya Sven Kruger, penyerang tim yang menjadi salah satu teman dekat Leo.
Leo tersenyum kecil dan menggeleng. "Tidak, Sven. Aku rasa aku akan tetap di sini, aku ingin terus berlatih".
Sven Kruger mengerutkan kening. " Berlatih? Kita baru saja menjalani banyak pertandingan yang melelahkan, kau perlu istirahat, Leo".
"Aku tahu, tai ini kesempatan bagiku untuk meningkatkan kemampuan ku lebih jauh. Aku ingin pulang ke Indonesia sebagai juara, bukan hanya sekedar pemain yang baik" Jawab Leo dengan tekad yang kuat dimatanya.
Sven Kruger menepuk bahu Leo. "Kau memang gila, Leo. Aku salut dengan dedikasimu. Semoga sukses, dan kalau kamu berubah pikiran, kau tahu di mana mencariku".
Leo hanya tertawa sambil melihat rekan rekannya yang perlahan keluar dari ruang ganti. Dia tahu bahwa jeda ini adalah waktu yang berharga, dan dia ingin memanfaatkannya sebaik mungkin.
******
(Lanjut besok lagi ya guys)
ini copy paste atau karya asli?
sorry author bukannya meremehkan karyamu atau apalah tapi menurut saya pribadi jalan cerita yang author tulis tidak asing bagi saya🙏