Benci jadi cinta, atau cinta jadi benci?
Kisah mereka salah sejak awal. Sebuah pertemuan yang didasarkan ketidaksengajaan membuat Oktavia harus berurusan dengan Vano, seorang idol terkenal yang digandrungi banyak kalangan.
Pertemuan itu merubah hidupnya. Semuanya berubah dan perubahan itu membawa mereka ke dalam sebuah rasa. Cinta atau benci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Kenangan
Pagi itu, Okta berinisiatif memberesi baju-baju yang agak berantakan di dalam lemari. Sebenarnya bisa saja dia minta bantuan kepada pelayan, tapi hari ini mereka terlihat sibuk karena Vano meminta mereka menata ulang ruang tengah. Okta jadi sungkan mau minta tolong.
Akhirnya dia turun tangan sendiri. Perempuan itu mengeluarkan semua baju dari rak paling atas lemari Vano untuk ditata ulang. Tangannya sibuk memilah, sambil sesekali dia melihat merek baju Vano. Okta terkagum-kagum, semua baju cowok itu berasal dari merek-merek ternama yang tidak lain adalah brand yang dia pegang sebagai brand ambassadornya.
"Gak heran sih, artis. Ya kali idol kayak dia pake baju grosiran di pasar malem" gumam Okta.
Saat dia sedang sibuk menata baju, tiba-tiba dia menemukan sebuah bingkai foto di pojokan lemari, seperti sengaja disembunyikan. Okta mengambil foto tersebut. Dia melihat lamat-lama foto seorang perempuan cantik yang sedang tersenyum kearah kamera sembari memegang sebuket bunga mawar merah.
Perempuan itu sangat cantik, Okta yang perempuan saja terpesona, apalagi laki-laki. Sekarang dia berpikir siapa sebenarnya perempuan itu?. Kenapa fotonya ada di lemari Vano?.
"Lo lagi ngapain?" suara Vano mengagetkannya saat cowok itu baru keluar dari kamar mandi. Rambutnya yang cokelat alami basah menutup sampai ke alis. Dia menatap Okta kemudian melihat ke sebuah foto yang ada di tangan Okta. Vano segera merebutnya dengan kasar.
"Ngapain lo buka-buka lemari gue?!" bentaknya dengan kesal.
Okta terjingkat kaget. Setelah hampir tiga minggu tinggal bersama, baru kali ini Vano membentaknya. Dan itu cuma karena sebuah foto.
"Gue cuma mau beresin lemari lo yang berantakan kok" Okta memberikan alasan. Perempuan itu menunduk, takut melihat Vano yang sepertinya sedang marah. "Terus gue gak sengaja nemuin foto itu" cicitnya.
"Udah ada pelayan, jadi lo gak usah repot-repot beresin lemari gue!" ucap Vano
Cowok itu berbalik badan, meletakkan kembali foto itu ke tempat semula, "Satu lagi, jangan pernah lo sentuh fotonya Kiara!"
Setelah mengucapkan itu Vano langsung pergi. Okta melihat mobilnya keluar rumah dari jendela kamar. Perempuan itu berdecak, tidak terima karena diomeli.
"Kemaren-kemaren aja baik banget, hari ini ngeselinnya minta ampun. Timbang foto doang apa pentingnya sih. Lagian Kiara, Kiara itu siapa juga coba. Kayak penting banget sampe foto aja gak boleh dipegang", dia tidak henti-hentinya menggerutu. Vano aja tidak menyimpan fotonya, tapi kenapa giliran foto perempuan lain dia malah punya.
Perempuan itu memilih turun ke lantai bawah untuk mengalihkan pikirannya dari sosok Kiara. Tapi rasa penasarannya membumbung tinggi, Okta gak tahan pengen cari tau.
Saat di lantai bawah, para pelayan sedang bersih-bersih. Salah satunya Bi Inah, pelayan yang katanya paling lama kerja disini. Dari info yang dia tau, Bi Inah sudah bekerja dengan Vano sejak cowok itu berumur 10 tahun. Dulunya dia adalah pelayan di Keluarga Vano, tapi saat cowok itu memilih tinggal di rumah sendiri, Bi Inah pun diajak untuk ikut serta.
"Bi..." Okta memanggil dengan sopan. Bi Inah yang sedang membersihkan meja pun segera menghampiri, lalu membungkuk sopan kearahnya.
"Iya, Non?" ucap Bi Inah.
"Ihh Bibi gak usah formal gitu ke saya. Panggil Okta aja, gak usah pake Non. Aku gak suka" Okta segera memprotes dengan muka lucu, membuat Bi Inah menahan senyum melihatnya.
"Tapi kan Non istrinya Tuan Vano, berarti majikan saya juga. Saya mah cuma pembantu mana berani panggil Majikan cuma nama aja Non" sahit Bi Inah.
"Yaudah deh terserah Bibi aja" putus Okta kemudian.
"Oh iya Bi, Bi Inah ikut sama Vano sejak kapan?" Okta mulai mengorek informasi. Semoga Bi Inah gak curiga.
"Saya ikut Tuan Vano sudah lama Non, hampir 11 tahun lah" perempuan itu menjawab.
"Terus Bi Inah tau gak tentang Kiara?"
"Oh Non Kiara yang mantannya Tuan Vano itu ya?" Bi Inah kontan menutup mulutnya menggunakan kedua tangan karena keceplosan. Okta mengerutkan kening, dia baru tau kalau Vano pernah punya pacar. Karena selama menjadi fangirl, dia tidak pernah mendengar berita pacaran cowok itu.
"Jadi Kiara itu mantannya Vano?" tanya Okta memastikan.
Bi Inah menggaruk pelipisnya, bingung harus jujur atau tidak. Okta yang menyadari itu pun memegang bahu Bi Inah untuk meyakinkan kalau dia tidak apa-apa.
"Cerita aja Bi, aku gapapa kok. Aku malah seneng kalo Bibi mau jujur"
"Jadi Non Kiara itu mantannya Tuan Vano. Mereka sudah pacaran lama. Setau Bibi, Tuan Vano sama Non Kiara udah bareng sejak kecil. Mereka selalu satu sekolah sejak dulu, sampai akhirnya mereka pacaran. Non Kiara itu model, cantik, Tuan Vano sampai gak bisa move on dari dia" Bi Inah menjelaskan, dan Okta mendengar dengan seksama.
"Dulu waktu masih pacaran Non Kiara sering dateng kesini, masak bareng, nginep, apa-apa selalu mereka lakukan berdua. Tuan Vano cinta banget sama dia Non. Tapi setahun yang lalu saya denger-denger Non Kiara mutusin Tuan Vano. Dan gara-gara itu Tuan Vano jadi sering uring-uringan, seperti gak ada semangat hidup"
Mendengar penjelasan Bi Inah tadi, Okta jadi tau sepenting apa Kiara di hidup Vano. Bahkan lebih penting dari posisinya sekalipun. Melihat bagaimana marahnya Vano tadi, dan bagaimana dia menjaga foto Kiara supaya tetap aman, dia bisa melihat bahwa cinta Vano untuk Kiara masih membumbung tinggi.
"Secinta itu Vano sama Kiara, gak heran sih Kiara aja cantik banget. Selevel sama dia. Gue mah apa, cuma butiran marimas"
Membayangkan sebucin apa Vano pada Kiara dulu membuat bulu kuduk Okta merinding. Karena setahunya Vano adalah orang paling menyebalkan di dunia.
Dia akhirnya menelfon Rina, dia butuh teman curhat. Beruntung sahabatnya itu habis landing jadi bisa mengangkat telfon.
"Widihh, istri artis nihh. Tumben lo nelfon gue, ada apaan?"
Okta merebahkan dirinya di kasur sembari memeluk guling. Kenapa dia jadi galau sih.
"Rin, mungkin gak sih Vano bisa cinta beneran sama gue?" tanyanya.
"Ngapain lo nanya gitu?. Bisa kali ya, lo sama dia kan udah nikah. Mau punya anak juga"
Perempuan itu menghela nafas gusar, dia gak PD. "Gimana ya Rin, si Vano itu belum bisa move on dari mantannya. Dia masih cinta banget sama perempuan yang namanya Kiara. Fotonya aja masih dia simpen. Mana mantannya cantik banget lagi, gue mah gak ada apa-apanya"
"Si Vano punya mantan?!"
"Punya, mereka udah deket sejak kecil terus pacaran selama 6 tahun. Dan sampe sekarang Vano belum bisa lupain dia Rinnn"
"Ya lo usaha dong Ta, bikin Vano jatuh cinta sama lo. Gini ya Ta, meskipun dia sekarang cinta banget sama mantannya, tapi hubungan mereka kan cuma sebatas itu. Sedangkan lo, lo istrinya. Gimana pun ikatan pernikahan itu lebih kuat, apalagi lo lagi hamil anaknya dia. Lo harus bikin Vano lupain mantannya, emang lo mau anak lo hidup tanpa peran seorang ayah kalo sampek si Vano balik lagi sama si Kiara itu?!"
Omongan Rina bener sih, tapi dia bingung bagaimana caranya. Dia juga jadi tidak percaya diri. Kiara sangat cantik, berprestasi, dan berasal dari keluarga terpandang. Sedangkan dia cuma perempuan biasa yang mendapat keajaiban bisa menikah dengan seorang Geovano.
...****************...
Ruang latihan siang itu sepi karena anggota The Boys yang lain sedang makan siang. Vano sendirian yang ada disana. Duduk di sofa panjang sembari melihat instastory terbaru milik Kiara, mantannya.
Dia dan Kiara dulu seperti manusia yang tidak bisa dipisahkan. Dimana ada Kiara, pasti disitu ada Vano. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama setiap hari. Dan kenangan tersebut tidak semudah itu untuk bisa Vano lupakan.
"Lo kapan pulang sih Kia?" gumamnya sembari melihat foto perempuan itu sedang berpose di sebuah cafe yang ada di Italia. Kiara memang tinggal disana sejak setahun yang lalu, untuk menghindari Vano.
Di foto berikutnya, cowok itu harus menahan umpatan dalam hati saat Kiara berfoto dengan Felix bersama dengan kedua orang tuanya. Mereka berdua dijodohkan untuk kepentingan bisnis. Dan karena hal itu juga Vano harus putus dengan Kiara.
"Gue masih nungguin lo, Kia"
bener itu amp hamidun🤔
kasian tuh sana sini musti pinter nyari jln