Korban Rahim Sewaan

Kini Eva telah berganti dengan dress pendek berwarna coklat muda, memperlihatkan betisnya yang mulus dengan warna kulit sawo matang.

Seorang pelayan telah di tugaskan khusus oleh Vincent untuk membantu Eva setiap hari berdandan. Seperti saat ini Eva telah di dandani dengan make up yang simple namun tetap memperlihatkan kecantikan alaminya.

Eva berwajah manis dengan senyuman lebar yang menjadi ciri khasnya. Tubuhnya ramping namun tidak terlalu tinggi. Kulit mulus berwarna sawo matang menambah kesan manis saat memandangnya. Rambutnya lebat sedikit bergelombang berwarna hitam pekat, hidungnya mancung dan memiliki bibir yang sensual.

Dengan Riasan wajah dan juga dress mewah Eva di sulap menjadi gadis yang menawan. Vincent seperti melihat 2 orang gadis yang berbeda saat melihat Eva yang sekarang.

Sedangkan Toni keluar dari kamarnya dengan sebuah kemeja pendek dan celana hitam, rambutnya di sisir rapi ke belakang. Toni yang mempunyai perawakan yang tinggi dan besar, dengan tubuh tak begitu kurus juga tak begitu gemuk. Wajah tampannya tersamarkan karna kulit yang tak terawat dan juga menghitam akibat terlalu banyak terpapar sinar matahari saat bekerja.

ternyata dia bisa terlihat lebih berwibawa dengan pakaian yang bagus seperti itu...hanya saja kulit hitamnya tetap membuat dia seperti orang kampung...dan dia siapa namanya Eva ya...ternyata cantik juga jika mengenakan sedikit saja riasan di wajahnya di tambah baju yang sedikit manis..dia sudah pantas menjadi penghuni villa mewah ini....

batin Toni.

"Hmm baiklah karna kalian sudah selesai..sekarang duduk lah dan dengarkan semua kataku baik-baik..."

Vincent yang sedang ada di ruang tamu dengan memegang ponselnya segera menaruh di meja dan fokus pada keduanya.

"Mulai hari ini..anggap ini adalah rumah kalian...pakai semua fasilitas yang ada di sini...bertingkahlah seperti tuan dan nyonya selayaknya...jangan lagi ada acara-acara makan bersama dengan para pelayan lagi..."

Vincent menatap tajam pada Eva.

darimana dia tau...

batin Eva.

"Kau Toni mulai hari ini juga rawat tubuhmu dengan segala fasilitas yang ada...tuan Daniel dan nona Arsana tentu tak mau melihat wajah dan tubuhmu yang seperti itu....rawat kulit terbakarmu itu biar tak seperti daging panggang...apa kau mengerti..."

memang aku seburuk itu ya...

batin Toni menatapi dirinya sendiri.

"Dan kau Eva...mulai hari ini akan ada seorang dokter yang akan kesini setiap hari....dia akan selalu mengecek kondisimu selama seminggu kedepan...dia akan memberimu vitamin untuk menunjang kandunganmu...dan ya aku juga sudah memberikan daftar makanan apa saja yang harus selalu kau makan setiap hari.. atas perintah dari nona Arsana, aku menempatkan seorang perawat yang akan mengawasi aktivitas dan apa saja yang kau makan setiap harinya...."

"Mulai hari ini sampai 1 minggu kedepan kau harus memakan lebih banyak sayuran, daging dan buah...untuk menunjang tubuhmu agar siap untuk menerima calon anak dari tuan Daniel dan nona Arsana....kau juga harus rutin berolahraga ringan seperti jalan-jalan pagi...berenang..atau apapun jangan hanya berdiam diri dan malas-malasan...kau harus membuat tubuhmu lebih sehat untuk program kehamilan yang akan kau jalani sebentar lagi..."

"Siapkan tubuhmu...pastikan semua racun dalam tubuhmu keluar...aku bisa menebak kau pasti sering makan mie instan di dalam kostmu itu kan...jelas itu tak baik untuk kesehatan...dan aku tak mau racun dalam tubuhmu nanti membahayakan calon anak tuan Daniel...."

Vincent menatap Eva dengan seringai tipisnya, karna saat Vincent menjemput Eva di kamar kostnya ia melihat sebuah piring yang masih basah dengan sisa mie di pinggirannya.

Eva memutar kedua bola matanya.

racun dia bilang...kalau memang mie instan itu racun pasti aku sudah mati sekarang..dasar...wajah tampan tapi perkataan dan kelakuan tak jauh beda dengan majikannya...si Arsana itu...

batin Eva dengan hati kesal.

"Persiapkan dirimu...terhitung 1 minggu ke depan kau akan menjalani inseminasi...penanaman si calon bayi dalam rahimmu....siapkan mental dan fokuskan fikiranmu hanya untuk menjaga bayi itu setelah dia tertanam di dalamnya..."

"Ingat jangan melakukan hal sembarangan....setiap hal yang akan kau lakukan...kau harus memberi laporan terlebih dahulu padaku...atau pada dokter dan perawat yang akan menjagamu nanti..."

"Jika sampai terjadi apa-apa dengan calon anak mereka kau harus menanggung akibatnya...dia adalah calon pewaris satu-satunya dan cucu pertama dari keluarga Wijaya...kau tau kan mereka keluarga seperti apa...kekayaannya sudah tidak dapat di hitung lagi...dan kau mempunyai tanggung jawab besar untuk membesarkan calon pewaris itu sampai dia siap terlahir ke dunia..."

"Jadi aku harap kau jangan melakukan hal yang dapat membahayakannya...apa kau mengerti..."

Vincent memandang Eva dengan serius.

Eva hanya mengangguk-angguk faham, ia ingin bertanya banyak pertanyaan di dalam benaknya tapi dia urungkan karna bertanya pada Vincent hanya akan membuat dirinya emosi nantinya, karna sikap menyebalkannya sedari mereka pertama bertemu.

"Dan kau Toni tugasmu....kau adalah pemimpin rumah ini....semua keputusan di rumah ini kau yang ambil...kecuali ketika ada peraturan baru dariku atau dari tuan Daniel...selebihnya semua terserah padamu....dan kau harus menjaga Eva...jika nanti dia sudah hamil maka kau juga bertanggung jawab untuk menjaga bayinya...kau harus selalu mengawasi Eva apapun yang dia lakukan...lindungi dia dari bahaya yang mengancam anak dalam rahimnya..."

"Untuk itulaah kenapa tuan Daniel membawamu juga tinggal disini...untuk menjaga Eva dari segala bahaya yang mangancam anaknya....kalau tidak untuk apa kau ada disini yang sebenarnya peranmu sangat tak penting...kau hanya menghabiskan dan membuang-buang uang tuan Daniel saja...."

Vincent masih saja merasa kesal jika sudah berhadapan dengan Toni, wajahnya tak pernah terlihat ramah saat bicara dengan Toni.

Hatinya masih saja dendam karna Toni yang susah merebut pekerjaan sampingannya.

Toni tak jauh berbeda dengan Eva yang sangat membenci kehadiran Vincent dan semua peranginya. Toni malah menjawab dengan nada yang cukup sinis.

"Seharusnya anda berterimakasih dengan saya...karna saya telah mengambil pekerjaan anda...kalau tidak mungkin anda yang ada di posisi saya sekarang....menjaga wanita yang anda bawa kepada tuan Daniel....dan anda harus meninggalkan pekerjaan anda yang jauh lebih tinggi bayarannya hanya untuk menjaga wanita hamil yang sudah jelas bukan istri anda....benar begitu tuan Vincent..."

Toni berbicara sambil tersenyum sinis pada Vincent.

"Dan sungguh selama aku bekerja bersama tuan Daniel dan nona Arsana menjadi kaki tangan mereka...ini adalah pekerjaan paling menyebalkan yang pernah aku lakukan...mengurusi 2 orang menyebalkan seperti kalian...bahkan memandang kalian saja mataku terasa sakit...tapi apa daya tuan Daniel selalu memaksaku berhadapan dengan kalian.."

Vincent menjawab dengan nada tak kalah sinis dengan Toni.

"semoga 9 bulan ini berjalan dengan sangat cepat...agar kalian segera pergi...dan aku tak lagi melihat wajah menyebalkan kalian lagi..."

Vincent terus mengumpat sambil berjalan meninggalkan villa mewah itu, hendak menyelesaikan pekerjaan lain yang sudah terjadwal dengan sangat padat.

Bersambung...