Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15.Pertemuan Klien di cafe.
Tiga jam kemudian ...
'Akhirnya kelar juga kerjaannya! Dua berkas, cuma bisa dikerjakan selama tiga jam? Tapi enggak apa-apalah lagi pula kan, aku baru kerja dan belum berpengalaman. Semoga saja, pak Andrew mengerti.' Gumam Tika pada diri sendiri lalu menyimpan berkas di atas mejanya.
Setelah selesai rapat, Andrew pun masuk ke dalam ruangan dimana Tika berada disana. Kemudian berjalan menghampiri Tika lalu berkata,"Gimana pekerjaannya, apakah sudah selesai?" tanya Andrew terhadap Tika.
"Sudah pak, ini pak berkasnya. Coba pak Andrew periksa, apakah benar seperti itu," jawab Tika sambil mengambil berkasnya lalu menyodorkan kepada Andrew.
Andrew pun mengambil berkas tersebut dari tangan Tika, lalu memeriksanya sesuai permintaan Tika.
"Gimana pak, sudah benarkah seperti itu? Maaf ya pak, dua berkas cuma bisa diselesaikan selama tiga jam hehe," ucap Tika sambil tertawa cengengesan dan mengusap leher jenjangnya yang tidak gatal dan menatap Andrew yang sedang memeriksa berkasnya.
Setelah beres memeriksa berkas yang dikerjakan Tika, kemudian Andrew pun menyimpan berkas tersebut di atas meja lalu berkata,"Oke sudah benar kok. Lagi pula jangan di pikirin, saya ngerti kok. Lagian juga kamu baru kerja disini."
"Iya pak, terima kasih."
"Terima kasih buat apa?" tanya Andrew merasa tidak mengerti.
"Iya karena pak Andrew sudah mengertiin saya." Jawab Tika.
Tiba-tiba seseorang pun masuk ke dalam ruangan, berjalan menghampiri atasannya lalu berkata,"maaf pak, sekarang ada pertemuan bersama Klien di cafe."
"Oke, baiklah kalau begitu." Jawab Andrew.
"Iya pak, ya sudah kalau begitu saya permisi pak." ucap Aris sang Asisten sekaligus tangan kanan Andrew.
"Iya."
Dengan segera Aris pun berjalan keluar dari ruangan meninggalkan Andrew dan Tika berdua, karena harus ada pekerjaan yang harus dikerjakan di tempat lain.
"Oya Tika, sekarang kamu ikut saya," ucap Andrew sambil berjalan menuju tempat kerja untuk menghambil handphone miliknya.
"Ikut kemana pak?" tanya Tika.
"Ke pasar!"
"Ya ampun lagi-lagi di ajak mau ke pasar. Serius ah pak jangan bercanda mulu."
"Habisnya kamu itu benar-benar ih, pingin nyubit tuh pipimu itu." ucap Andrew sambil berputar balik jalan menuju tempat kerja Tika.
" Emangnya saya kenapa? Saya sudah membuat pak Andrew kesal ya?" tanya Tika sambil menatap Andrew.
"Enggak kok, kata siapa? Kamu itu malahan sudah menghiburku, makanya saya suka gemas sama kamu. Andai kamu .... " ucapan andrew tergantung lalu menatap Tika.
"Apa yang lucu dariku? Perasaan aku tidak menghibur tadi. Terus andai apa pak?" tanya Tika.
Andrew pun menatap Tika sebentar lalu berkata,"Sudahlah lupakan perkataan tadi. Sekarang kamu ikut aku temani menemui Klien."
"Oh. Baiklah kalau begitu pak."
Andrew dan Tika pun berjalan keluar dari ruangannya, lalu berjalan menuju parkiran mobil. Setelah sampai di parkiran mobil, mereka pun masuk ke dalam mobil. Lalu dengan segera Andrew pun menjalankan mobilnya saat sudah siap. dan berjalan menuju cafe untuk menemui Klien disana.
*Setengah jam kemudian.
Andrew dan Tika pun sudah sampai di sebuah cafe, dimana mereka ada acara pertemuan bersama Klien disini. Lalu berjalan masuk ke dalam cafe, dan mencari tempat kosong untuk di tempati mereka.
"Ya sudah, ayo kita duduk disana." Ucap Andrew sambi menunjuk tempat duduk yang di maksud.
"Baik pak."
Andrew dan Tika pun berjalan menuju tempat duduk yang kosong. Kemudian duduk setelah sampai di tempat tersebut.
"Oya Tika, saya permisi dulu mau ke toilet sebentar." ucap Andrew.
"Iya silahkan pak." Jawab Tika.
Andrew pun berjalan menuju toilet, dan meninggalkan Tika sendirian di cafe.
'Rame juga cafenya, dan lumayan bagus sih dan nyaman kelihatannya.' Guman Tika pada diri sendiri. Kemudian matanya menatap seluruh ruangan yang ada disana. Tiba-tiba Tika pun merasa syock dan terkejut, saat menatap seseorang yang sangat Tika kenal.
'Deg. Jantung Tika pun terasa begitu berhenti tiba-tiba. Rasa sesak di dada dan rasa sakit di hati bagaikan jarum ribuan yang menusuk hatinya. Tika benar-benar merasa sedih, sakit, marah dan kecewa dengan perasaanya sekarang.
'Ini tidak mungkin, ini pasti hanya khayalan mataku saja.' Tika pun kemudian mencubit pipinya sendiri dengan keras dan berharap hanya mimpi. Tapi sayang, itu bukan mimpi tapi kenyataan.
'Aww' pekik Tika merasa sakit pipinya di cubit dengan keras.
'Ternyata ini bukan mimpi, dan mataku benar-benar tidak salah lihat. Kamu benar-benar tega." Guman Tika tiba-tiba airmatanya lolos begitu saja membasahi pipinya saat menatap seseorang yang sangat dikenalnya.
*bersambung....
*jangan lupa tinggalkan jejak like dan komennya, biar semangat up nih," terima kasih.