NovelToon NovelToon
Kekasih Terpaksa Sang Penguasa

Kekasih Terpaksa Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama
Popularitas:450.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: LatifahEr

Lisle yang baru pindah ke kota Black Mountain menemui banyak masalah. Kepolosannya telah dimanfaatkan oleh orang-orang berhati busuk, seorang teman baru yang hendak menjualnya dan bibi yang menjadikannya sebagai jaminan hutang-hutang. Tanpa sengaja bertemu dan berkali-kali diselamatkan oleh seorang laki-laki bernama Kennard Kent. Belakangan Lisle baru tahu bahwa lelaki itu adalah orang paling berpengaruh di kota Black Mountain. Namun latar belakang Kennard yang luar biasa dan wajah menawannya malah membuat gadis itu ketakutan. Penolakannya pada Kennard membuat lelaki itu makin tertarik dan tidak sabar. Dengan licik akhirnya Kennard berhasil membuat gadis itu berada dalam genggamannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LatifahEr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Penyelamatan

Seminggu sebelumnya di Glassville.

Aaron memandang geram pada Mike dan Harry, dua orang suruhannya yang tiba di Glassville tadi pagi. Keduanya datang ke kantornya dengan wajah babak belur. Tangan Harry bahkan tampaknya patah karena sedari tadi hanya meringis membuat wajahnya yang bengkak menjadi semakin terlihat menyedihkan.

Tugas yang diberikan Aaron telah digagalkan oleh orang-orang tak dikenal. Mereka terpaksa pulang dengan tangan kosong dan sebuah peringatan untuk tak mengganggu gadis yang diinginkan Aaron.

“Siapa mereka? Apa mereka tidak menyebutkan nama seseorang?” Bentak Aaron membuat Mike dan Harry menyusut di tempatnya berdiri.

“Mereka tidak menyebutkan siapa yang sudah memberikan peringatan itu. Tapi katanya kalau Tuan berani menyentuh gadis itu, tuan mereka tidak akan memberikan ampun....” Mike menjelaskan dengan suara yang kadang tak jelas karena harus menahan sakit dari bibirnya yang pecah.

“Berani sekali mereka mengancamku. Mereka pikir aku orang yang mudah ditakuti. Bay, apa kau punya rencana? Sepertinya aku harus mengakui firasatmu dulu dengan tidak mengirim dua kecoak sampah ini ke Black Mountain.” Aaron berkata pada Bay yang dari tadi hanya mendengarkan dari sudut ruangan. Tubuh tingginya bersandar di dinding dengan tangan bersidekap.

“Black Mountain kota yang besar dan rumit, Tuan. Ada banyak orang-orang yang memiliki pengaruh besar di sana. Lima keluarga di sana bahkan berbagi wilayah kekuasaan. Aset mereka sulit dihitung dengan beberapa perusahaan besar yang mereka miliki secara turun temurun. Orang-orang yang memberi peringatan tidak menyebutkan nama. Jadi kurasa sulit menebak mereka dari pihak mana. Bisa saja orang itu hanya memiliki kekuasaan kecil di Black Mountain, tapi bagaimana pun membuat keributan di sana tidak akan menguntungkan kita.” Bay jarang bicara panjang. Tapi kali ini dia harus menjelaskan sebuah fakta yang harus diketahui tuannya.

Dia tidak memberitahu sebuah hal lain yang lebih menakutkan dan akan menjadi alasan kuat baginya untuk menghalangi tuannya membuat kekacauan baru di sana, seorang yang dipanggil tuan Kent. Di atas semua keluarga, tuan Kent mengambil jarak dan tampak tak peduli dengan persaingan lima keluarga besar itu. Tapi Kent tak bisa disentuh siapa pun. Dia mengendalikan segalanya dengan cara yang tidak bisa dilihat siapa pun. Dia lah penguasa sebenarnya.

Hanya, Bay terlalu memandang rendah Lisle dan mengabaikan kemungkinan seorang Kent yang telah melindunginya. Karenanya dia mengusulkan sebuah ide yang berakibat fatal bagi Aaron.

“Buat gadis itu yang datang ke Glassville,” saran Bay.

Maka dibuatlah sebuah rencana.

***

Bay berjaga di depan pintu kamar yang dimasuki tuannya.  Perawakannya yang tinggi besar hampir memenuhi pintu. Lorong panjang itu tampak sepi. Pintu-pintu kamar tertutup rapat. Udara dari pendingin ruangan melibas sesekali. Bay sempat mendengar kegaduhan di dalam sejenak ketika dua orang lelaki bertubuh tinggi dengan jas hitam muncul di ujung lorong. Mereka berjalan tergesa ke arah Bay.

Orang suruhan Aaron itu memandang curiga pada keduanya. Dia terbiasa bersikap waspada dalam situasi setenang apa pun. Meski kecil kemungkinan orang-orang dari Black Mountain akan mengejar hingga ke Glassville tapi Bay tidak mengabaikan kemungkinan itu.

Tapi Kennard sudah terlanjur memberi perintah kematian pada orang-orangnya.

Seorang dari lelaki berjas mengacungkan sebuah senjata. Tanpa suara tembakan itu mengarah telak pada titik paling fatal dari tubuh Bay. Lelaki itu hanya sempat memegang pistol di pinggangnya tanpa sempat menggunakan sebelum jatuh ke lantai. Sebuah peluru bersarang di keningnya menandakan bahwa penembaknya adalah seorang profesional.

Mereka melangkahi mayat Bay dan mencoba mendorong pintu. Terkunci. Sebuah tembakan menghancurkan bagian  pengunci dan seorang dari mereka menendang daun pintu berukir itu.

Tanpa suara sebuah tembakan lagi di kaki Aaron membuat lelaki yang tampak tengah menghimpit Lisle di tembok menjerit ngeri.

Kennard menginginkan hal yang lebih menyakitkan dari kematian bagi Aaron.

Lisle jatuh merosot ke lantai setelah berjuang sekuat tenaga menolak keinginan Aaron. Energinya terkuras. Dia pingsan seketika begitu terlepas dari cengkeraman laki-laki tua itu. Takut, panik, marah, sedih dan perasaan buruk lainnya membuatnya tidak bisa mempertahankan kesadaran.

“Nona!!!” Kedua lelaki yang datang memburu melewati Aaron yang mengerang di lantai. Kakinya mengalirkan darah dan mencipta genangan.

“Nick, kau siapkan mobil dan hubungi tuan Kent. Kita harus membawa nona ini ke rumah sakit dulu.” Salah seorang memberi perintah pada orang yang dipanggil Nick.

Nick bergegas keluar lebih dulu. Rekannya mengangkat tubuh Lisle yang terkulai, melangkah kembali melewati Aaron  dan mayat Bay di pintu. Mereka tak peduli dengan sisa-sisa kekacauan. Akan ada yang datang membereskannya.

***

Lisle telah mendapatkan perawatan dari pihak rumah sakit tapi masih belum pulih kesadarannya ketika Kennard tiba di sana. Dia datang dengan pesawat pribadi begitu kabar itu sampai padanya. Beberapa pengawal berjaga di depan ruang VVIP rumah sakit. Mereka memberi hormat begitu Kennard melewati mereka. Tanpa menghiraukan penghormatan yang diberikan, Kennard melangkah terburu-buru memasuki ruang perawatan begitu Steve membukakan pintu.

Di atas tempat tidur beralas seprei putih, gadis itu terbaring pucat dengan jarum infus di tangan. Rambut hitamnya tersebar di bantal. Dia memakai baju pasien berwarna putih menambah kesan rapuh padanya.

Kennard menatap Lisle sejenak sebelum menjatuhkan diri di sebuah kursi yang diletakkan di dekat ranjang. Dia kembali menemukan amarahnya yang bertambah.

Disentuhnya telapak tangan Lisle yang terkulai di sisi tubuh. Dingin. Kennard menggertakkan gigi membayangkan ketakutan gadis ini. Sedangkan dengan perlakuan lembutnya saja Lisle sudah ketakutan, bagaimana dia menghadapi kekasaran seorang Aaron? Kennard terus memaki dalam hati.

Beberapa lama dia masih diam di sana sambil matanya tak lepas dari Lisle,  sampai sebuah gerakan samar terlihat dari jari-jari halus itu. Kelopak mata gadis itu juga sedikit bergerak.

“Dokter!” Kennard memanggil keras.

Seorang dokter yang berjaga dan seorang perawat bergegas mendekat. Saat itu Lisle membuka mata dan orang pertama yang dilihatnya adalah Kennard yang malah membuatnya menjerit ketakutan.

“Tidak! Tolong jangan ganggu saya....” Dia bangkit dari berbaring dan bergerak menghindar ke sisi yang berlawanan. Hal pertama yang diingatnya adalah Aaron yang mencoba memaksakan kehendaknya. Sedangkan Kennard adalah orang yang sebelumnya selalu menimbulkan ketakutan baginya, otomatis dia panik begitu terjaga.

Mulanya dia menjerit histeris tapi karena masih lemah akhirnya dia menangis terisak sambil membenamkan wajah di kedua lututnya. Dokter mencoba menenangkannya, memberi suntikan dan menyuruhnya kembali beristirahat.

Kennard terdiam tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Dia ingin memeluk menenangkan tapi kuatir malah akan menambah ketakutan Lisle. Jadi dibiarkannya gadis itu menangis beberapa saat.

“Kau pasti haus. Ingin minum?” Kennard menawarkan gadis itu segelas air dingin yang baru dituangkan. “Ambillah!”

Lisle mengangkat wajahnya. Matanya sembab dan kemerahan. Tenggorokannya memang terasa sakit. Selain karena haus, dia juga telah banyak menjerit dan berteriak. Meski dengan ragu diraihnya juga gelas itu. Pikirannya sedikit lebih jernih. Dia sudah mulai bisa mengingat yang telah terjadi. Telepon Kennard,  Aaron yang hendak melecehkannya dan orang-orang yang datang tiba-tiba di saat Lisle hampir tidak bisa mempertahankan diri lagi.

Masih dengan tangan memegangi gelas, Lisle menunduk. Suaranya lirih saat bicara. “Apa Tuan sudah menyelamatkan saya.... lagi?”

 

 

 

 

 

1
Bzaa
ngarep banget ada extra part-nya otor 😄
kopi sudah otewe ya
Bzaa
salam juga otor sehat sll 😘
Bzaa
cemburu buta si tuan bucin 🤣
Bzaa
belajar makin dewasa les
Bzaa
Kasina Steve jdi serba salah 😄
Bzaa
lisle.... 😍💪
Bzaa
jgn2 Steve awalnya suka sama lisle , ato sama Andra😉
Bzaa
aamiin ya Robbal'alamin
Bzaa
cepat sehat lagi Celine
Bzaa
wahhhh si Celine.... knp jdi berubah
Bzaa
yah lisle kena jebakan
Bzaa
yah ada lagi si bert, Mao ngapain kali tuh orang gangguin
eka abud
lanjut
Bzaa
semoga Celine baik2 aja
Bzaa
sweet....
Bzaa
semangat 💪😘
Bzaa
bikin penasaran..lanjuty
Bzaa
keren nn
Bzaa
jgn sampe Celine jdi jahat karena iri ya tor... kasian lisle
Bzaa
wkwkkw kekuatan cemburu.. datanglah 😃😄🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!