NOVEL INI KELANJUTAN DARI NOVEL SEBELUMNYA SANTRI MBELING
Yang mana menceritakan perjalanan spiritual Gus Panji yang mana sering berhubungan dengan orang - orang kalangan atas atau orang pengusaha kaya raya.
Sedangkan Adiknya Gus Hanan yang mana selalu berhubungan dengan orang - orang kalangan bawah, atau orang - orang fakir miskin.
Dan Juga perjalanan cinta asmara Siska adiknya Panji dan Hanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGWARUL MUJAHADAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENGHUNI JIN SELO KARANG
Kota Surabaya.
Kring..! Hp Gus Hanan berdering, setelah tersambung,
"Iya Kak, ada apa..?"
"Kamu dimana..?"
"Di yayasan kasih ibu. Ada apa?"
"Tolong bilang sama kak Maya dan keluarga. Jangan boleh keluar rumah dulu sebelum aku mengabari lagi," ujar Panji.
"Memangnya ada apa..?
Kayak ayam saja di kandangin gak boleh keluar!"
"Jangan banyak tanya, menurut saja sama Kakak. Ini demi keselamatan kita semua."
"Makanya, kalau masih takut gak selamat, jangan main tembak - tembakan.
Diam di rumah, duduk manis sama istri sambil minum kopi."
"Kamu itu jawab saja kalau di suruh Kakak."
"Iya iya, cerewet sekali. Dasar singa kebun binatang.
Urus saja urusan Kakak di luar sana, di rumah biar aku yang ngurusi," sahut Gus Hanan kemudian mematikan teleponnya.
"Hemmm... Kalau bukan Kakak ku, sudah aku kutuk jadi garangan. Masih takut gak selamat saja, masih main tembak - tembakan sama setan."
"Emang Kak Hanan berani sama Kak Panji..?" sahut Siska tiba - tiba nonggol dari samping.
"Aaah..! Kamu ini bikin kaget saja. Dari mana kamu, tiba - tiba nongol."
"Dari main sama anak - anak yayasan.
Jawab dulu, Kak Hanan berani gak sama Kak Panji..?
Tadi katanya mau mengutuk Kak Panji jadi garangan..!"
"Hahahaha, hanya bercanda saja," ujar Gus Hanan,
"Sejujurnya... Kak Hanan ini kalau sama Kak Panji takut sih. Karena orang pendiam seperti Kak Panji itu penuh misteri, gak bisa di tebak langkahnya.
Kyai wasik saja sungkan."
"Kak, aku pernah melihat Kak Panji membolak - balik ayam goreng di wajan pengorengan yang ada minyak mendidihnya. Tangannya tidak melepuh sama sekali.
Aku juga pernah melihat Kak Panji, berjalan di tengah hujan - hujan. Tetapi tubuh nya tidak basah sama sekali," ujar Siska.
"Yang benar kamu. Emang kamu lihat dimana..?"
"Di rumah Mama. Waktu lebaran."
"Ilmu begitu aku juga bisa..!
Lihat ini," ujar Gus Hanan kemudian menyalahkan korek dan membakar tangan kirinya.
"Ternyata kak Hanan juga sakti ya, kayak Kak Panji."
"Gus Hanan... Ini Kak Maya bikinin kopi, Siska, ini susu coklat untuk mu."
"Makasih kak Maya.
Mama sama Papa lagi apa Kak," tanya Siska.
"Lagi tidur, mungkin kelelahan seharian main sama Damar."
"Kak Maya, barusan kak rpanji telpon. Kak Panji bilang... Kak Maya dan Papa Mama tidak boleh keluar rumah dulu sebelum mendapat pemberitahuan dari Kak Panji."
"iya Gus. Kakak masuk dulu ya, mau nemenin Damar."
Kak Hanan... Aku coba memanggil Nyai Roro kidul ya, pakai kalung ini," ujar Siska kemudian melepaskan kalung Selo Karang.
Sambil memegang liontin batu Selo Karang, Siska berkata,
"Nyai Roro kidul...! Datanglah, aku pingin kenalan."
"Haaaaa apa," sahut Gus Hanan setengah keras.
"Ah kakak ini ngaget - ngagetin saja," sahut Siska.
"Hahahaha. Masih takut saja pakai memanggil Nyai Roro.
Bukan begitu cara memanggil nya. Sini kalungnya.
Kyai Tria, Nyai Tria, keluarlah."
Tiba - tiba lampu teras mati. Lalu, di depan Siska... Sepasang lelaki muda dan perempuan cantik berdiri,
"Assalamualaikum Gus...
Ada yang bisa saya bantu Gus..?"
"Kyai Tria, Nyai Tria, mulai sekarang, kalian tidak ikut dengan ku lagi. Kalian ikut Siska adikku."
"Baiklah Gus.
Assalamualaikum Nyai Siska.
Saya kyai Tria, dan ini istri saya Nyai Tria.
Saya akan selalu setia kepada Nyai Siska hingga anak keturunan."
Waalaikumsalam," jawab Siska sambil duduk mepet ke Gus Hanan,
"Ini siapa Kak..?"
"Duduk sana'an dikit, bukan pacar mepet - mepet duduk nya.
Dia itu bangsa jin penunggu liontin kalung mu," ujar Gus Hanan sedikit kesal
Apa ini wajah rupa Nyai Roro kidul..?"
"Bukan. Dia bangsa jin bernama kyai Tria dan Nyai Tria. Coba kamu ngobrol sama mereka."
"Begini ya rupanya jin, lumayan ganteng dan cantik.
Kyai Tria, Nyai Tria... Kalian gak minum susu..?"
"Tidak Nyai Siska. Kami hanya Minum dan makan dari bau - bauan. Tetapi, sekali - kali juga makan minum seperti manusia."
"Rumah mu mana kyai..?"
"Saya tinggal di dalam liontin kalung Selo Karang Nyai. Kalung yang Nyai pakai."
"Tinggal di dalam liontin kalung ku, emang cukup untuk kalian berdua..?"
"Cukup Nyai, bagi kami, liontin itu sangat luas. karena, kami adalah cahaya."
"Besok sabtu malam minggu, aku ikut balapan. Apa kyai Tria dan Nyai Tria mau menemani ku..?
Kan bangsa jin sakti - sakti."
"Mau Nyai. Kemana Nyai Siska pergi, kami selalu ada bersama Nyai."
"Kalau aku mandi, apa kalian masih bersama ku..?"
"Iya Nyai."
"Apa kalian melihat ku jika aku mandi atau pipis..?"
"Tidak Nyai, kami selalu di dalam liontin. Saya keluar jika Nyai Siska memanggil ku. Atau kalau Nyai Siska dalam keadaan terancam bahaya."
"Siska... Belajarlah ngaji sama kyai Tria, dia sangat alim sekali. Kamu juga bisa belajar ilmu kesaktian," sahut Gus Hanan.
"Iya... Tetapi tidak sekarang. Kapan - kapan saja."
"Siska..!" panggil Mama Rita.
"Iya Ma..?"
"Sudah jam 10 malam, ayoo tidur, besok sekolah."
"Iya Ma, sebentar.
Kak aku tidur dulu. Kyia Tria, Nyai Tria, mari ke kamar."
"Baiklah Nyai."
***
Setelah solat sunnah malam, sambil melihat televisi parabola, Maya merebahkan badannya di samping Damar Hening bayinya.
Mendengar dan melihat berita internasional, Maya bangkit dan duduk di depan Tv, lalu berkata,
Pabrik Hening Elektronik terbakar..?
Bukankah itu perusahaan milik suamiku.. ?
Direktur keuangan sanjaya Grup dan 4 pengawal keluarga Sanjaya tewas di tembak mafia lintas Negara.
Bukankah keluarga Sanjaya adalah salah satu konglomerat dari Malaysia.. ?
Banyak banget berita orang mati.
Berita terbaru malam ini, PT Garment Jkt juga kebakaran.
Bukankah PT Garment jkt itu di bawah naungan Hening Group..?
Berarti perusahaan Garment Jkt itu juga milik suamiku.
Hemmm, ada yang tidak beres dengan suamiku. Dia kumat lagi.
Lebih baik aku telpon suamiku," ujar Maya kemudian memencet no telpon Panji suaminya.
"Hemmm, kenapa Hp suamiku ya?
Di telpon beberapa kali tidak terhubung. Ada yang aneh ini. Suamiku pasti terlibat perang terbuka dengan kelompok Mafia Lintas Negara.
Lebih baik aku telpon Tuan Matrik asisten kakek Cahyadi, dia pasti tau masalah di dunia hitam."
Kring..!
Hp Tuan Matrik berdering. Setelah terhubung,
"Selamat malam Nyonya Maya."
"Malam juga Tuan Matrik. Aku ingin menanyakan beberapa hal penting kepada Tuan."
"Silahkan Nyonya."
"Tuan Matrik... Apakah kamu tau direktur keuangan keluarga Sanjaya tewas di tembak..?
Apakah Tuan tau, perusahaan Hening Elektronik dan PT Garment jkt terbakar..?"
"Tau Nyonya. Pembunuh direktur keuangan keluarga Sanjaya adalah tim pemburu dari organisasi The Bluss, atas perintah Tuan Youri sebagai ketua organisasi. Tuan Panji yang tidak tau apa - apa, kena imbasnya.
Pembakaran dua perusahaan milik Tuan Panji, dan pembunuhan beberapa security adalah balasan dari keluarga Sanjaya."
"Baiklah Tuan Matrik. Terimakasih atas informasinya," ujar Maya kemudian mematikan teleponnya, lalu berjalan ke teras depan menemui Gus Hanan.
"Gus Hanan," panggil Maya kemudian duduk di kursi sofa teras rumah.
"Ada apa kak Maya..?
Kalau masalah Kak Panji, gak usah khawatir. Ini baru pemanasan."
"Apa kamu tau masalah yang di hadapan Kakak mu..?"
"Tau. Kak Panji sedang main game tembak - tembakan. Baru juga mulai main. Kak Panji tidak apa - apa. Dia sekarang sedang asik sama dua perempuan cantik.x
"Dua perusahaan Kakak mu terbakar Gus. Gimana kamu kok bilang gak apa - apa..?"
"Walaupun semua pabrik Kak Panji terbakar... Kak Panji gak rugi kak Maya. Kan dapat asuransi.
Lagian uang Kak Panji yang di simpan di Bank, tidak akan habis di makan tujuh turunan."
"Sifat Kakak mu itu suka menolong dan membantu kesulitan orang lain. Jika semua pabriknya terbakar, Kakak mu pasti memikirkan nasib pegawai nya."
"Nanti, kalau Kak Panji main game pas terkepung, terjepit kehabisan amunisinya, kak Maya aku kasih tau.
Sekarang kak Maya tidur saja sama Damar."
blm pernah kubaca cerita se-luarbiasa ini...
semoga terus berlanjut...
santi mbeling 3