Kisah bermula dari seorang mahasiswa yang tiba tiba batal menikah, penyebab batal, tunangannya memilih membatalkan pernikahan karena mencintai pria lain dan sudah berselingkuh lama dengan pria itu.
Walau hatinya hancur, sang mahasiswa mengijinkan tunangannya pergi dan tentu saja tunangan nya langsung pergi dengan laki laki barunya tanpa mengetahui kalau sebenarnya dia salah memilih dan salah mengambil keputusan.
Alasannya karena sang mahasiswa yang di hina bukanlah mahasiswa dan pemilik kafe biasa, dia memiliki rahasia yang tidak pernah terbayangkan siapapun di belakang layar.
Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, healing, psikologi, ceo.
100% fiksi ya, murni hasil pemikiran author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
Beberapa saat kemudian, di sebuah mall, Liam berjalan masuk ke dalam bersama Luna dan Laura yang menggandeng lengannya,
“Si Robby sama Sanjay payah ah, udah sampe sini malah mau pulang,” ujar Liam.
“Hehe mereka ga enak kali ganggu kita,” balas Laura.
“Tapi ga ganggu juga kok, malah sebenernya seru kalo rame rame,” balas Luna.
“Semua gara gara kamu yang bilang mau beli baju renang,” balas Laura.
“Masa sih ?” tanya Luna bingung.
“Yah...mereka emang gitu, senengnya main game di apartemen mereka, ayo, mau kemana dulu ?” tanya Liam.
“Langsung ke tempat pakaian renang dan pakaian pantai saja,” jawab Luna.
Ketiganya berjalan menuju eskalator, mereka naik ke atas dan naik lagi sampai ke lantai tiga, setelah sampai, Liam hanya bisa mengikuti Luna dan Laura yang mejelajah dari satu toko ke toko lain, mereka mencoba coba gaun, blus, kemeja, tank top sampai one piece secara bergantian, Liam hanya berdiri sambil melipat tangan di dada, melihat keduanya keluar masuk kamar ganti dan memperlihatkan pakaian yang mereka coba pada nya.
Reaksi Liam hanya tersenyum sambil mengangkat ibu jari nya ke atas dan keduanya senang, setelah beberapa perbandingan, akhirnya mereka membeli beberapa potong pakaian. Liam mengambil kantung mereka dan membawakan nya, setelah itu mereka terus menjelajah toko toko lain sampai pada akhirnya mereka sampai ke sebuah toko pakaian renang. Ketiganya masuk ke dalam, mereka langsung memilih kemeja hawai untuk Liam,
“Coba ini,” ujar Luna sambil mengambil sebuah baju berwarna biru cerah bercorak.
“Ini juga,” tambah Laura yang mengambil sebuah baju berwarna kuning cerah bercorak.
“Ok, bentar ya,”
Liam berjalan ke kamar ganti kemudian masuk ke dalam, Luna dan Laura menunggu nya di depan, tak lama kemudian tirai terbuka, Liam terlihat memakai kemeja biru cerah dengan motif pohon kelapa dan pantai, namun wajah Luna dan Laura mendadak menjadi merah karena Liam tidak bisa mengkancing kemeja nya sehingga dadanya yang bidang dan perutnya yang penuh abs, terlihat jelas.
“Um...ada yang lebih besar ga ?” tanya Liam.
Seorang pegawai toko menghampiri mereka, ketika melihat Liam, sang pegawai reflek menutup mulutnya dan wajahnya sedikit memerah karena terkesima melihat Liam. Laura langsung menghampiri sang pegawai,
“Kak, ada yang ukuran nya lebih besar ga ?” tanya Laura tepat di telinga sang pegawai.
“Hiiii...(melompat sedikit dan menoleh melihat Laura sambil memaksa tersenyum) oh..a..ada, sebentar saya ambilkan,” ujar sang pegawai.
Dia langsung berbalik dan berlari kecil dengan tangan mengipasi lehernya, Luna dan Laura maju kemudian mendorong Liam masuk kembali ke dalam kamar ganti dan menutup tirainya, kemudian keduanya memasukkan kepala mereka ke dalam,
“Tunggu dan jangan buka,” ujar keduanya bersama sama kemudian menarik kembali kepala mereka keluar.
“I..iya (kenapa lagi mereka ?),” balas Liam.
Luna dan Laura berdiri di depan kamar ganti seperti pengawal yang sedang mengawal orang penting di dalam kamar ganti. Tak lama kemudian, sang pegawai kembali membawa kemeja yang sama dengan ukuran lebih besar, Laura mengambilnya dan memberikannya pada Liam di dalam. Setelah memakainya, Liam kembali membuka tirai, kali ini tubuhnya tertutup rapat walau nampak sangat pas.
“Hmm ok,” gumam Luna dan Laura bersamaan.
“Ini aja lah (menoleh melihat pegawai) yang kuning ini ada ukuran yang sama dengan ini ?” tanya Liam.
“A..ada, sebentar ya,” balas sang pegawai.
Sang pegawai kembali berlari kecil, Luna dan Laura mengamati kemejanya dan memegang bahan nya,
“Bagus, kamu suka kan ?” tanya Luna.
“Suka, enak di pakai juga,” jawab Liam.
“Sip, sekarang giliran kita kak hehe,” ujar Laura.
“Iya, yuk,” balas Luna.
Keduanya langsung berpencar dan memilih pakaian yang mereka sukai. Tak lama kemudian, keduanya mulai mencoba bikini, baju renang one piece, one piece long sleeve, bikini berenda dan lain sebagainya. Liam hanya berdiri mematung menghadap dua kamar ganti terbuka silih berganti memperlihatkan pemandangan indah dan tersenyum.
“Wow....walau udah lihat semuanya secara polos, tetap aja masih terpukau,” gumam Liam dalam hati.
Setelah 30 menit mematung dan melihat keduanya terus mencoba pakaian renang yang cocok untuk mereka, akhirnya keduanya mengambil yang kira kira cocok untuk mereka. Setelah membayar pakaiannya, Liam membawa kantungnya dan berjalan keluar dari toko di ikuti keduanya. Setelah itu, Luna dan Laura minta ijin masuk ke toko sebelah, yaitu toko pakaian dalam, Liam menunggu di luar dan duduk di kursi, dia meletakkan seluruh belanjaan nya di kursi.
Tiba tiba, “dling,” sebuah pesan masuk ke dalam smartphone Liam, dia melihat Monica mengiriminya pesan, dia langsung membukanya, isi pesannya hanya sebuah link dari situs berita tertentu, Liam langsung membukanya dan melihat tajuk beritanya,
“Anggota dewan Harris Mining Holding menyatakan kebangkrutan perusahaannya, seluruh aset di lelang. CEO misterius dari Dynamic Vision Corporation memberikan tawaran tertinggi untuk mengambil alih seluruh aset nya,”
Liam tersenyum, kemudian dia mengangkat smartphonenya untuk menelpon Monica yang langsung mengangkat nya,
“Sudah baca ?” tanya Monica.
“Apa ada penawar lain selain kita ?” tanya Liam.
“Selain kita tidak ada penawar lain, kurasa tidak ada yang berani mengambil resiko untuk mengambil perusahaan yang bangkrut karena reputasi,” jawab Monica.
“Bagus, begitu kita menang, kita langsung rapat dengan anggota dewan, bujuk mereka untuk melakukan rebrand dan katakan pada mereka kalau yang membeli adalah putri kembar Gregory, melalui kita,” ujar Liam.
“Baiklah, nama barunya ?” tanya Monica.
“Hmmm....Luna Laura Vargas Holding atau LLV Holding,” jawab Liam.
Monica terdiam sejenak, terdengar dia menahan tawa di sisi lain telepon dan membuat Liam bertanya tanya,
“Kenapa ? lucu ya ?” tanya Liam.
“Hhhng....maaf, tidak sih, nama sudah ok, tapi kenapa tidak LLL saja, Luna Laura Vargas, pakai nama belakang....menarik hehe,” ujar Monica.
“Hmmm....ga aneh kan ?” tanya Liam.
“Tidak tidak, tenang saja, serahkan semua pada ku, tapi kamu tidak selamanya bisa sembunyi Liam,” jawab Monica.
“Aku tahu, tunggu sampai aku lulus kuliah dan mendirikan perusahaan baru,” ujar Liam.
“Di mengerti, aku tutup dulu, aku harus diskusi dengan dewan mengenai pengalihan aset ini,” ujar Monica.
“Baiklah, terima kasih kak,” balas Liam.
“Sama sama,” balas Monica.
Telepon pun di tutup, Liam menyimpan smartphone nya di dalam saku celana nya, kemudian dia menoleh ke depan dan kaget melihat Luna juga Laura berdiri mematung di depannya dengan wajah bingung.
“Um...kenapa ?” tanya Liam.
“So..sori, boleh tanya ?” tanya Laura.
“Tanya apa,” jawab Liam.
“Maksudnya Luna Laura Vargas apa ?” tanya Laura.
“Um...hmm...kalian berdua pakai nama belakang ku,” jawab Liam santai.
Keduanya langsung terdiam, “pluk,” kantung yang mereka pegang jatuh ke bawah karena keduanya menutup wajah mereka yang merah dengan kedua tangannya,
“Loh kenapa ?” tanya Liam.
“Um...kita keluarga ?” tanya Luna.
“Memang kita sudah keluarga kan,” jawab Liam.
“Hik...hik...hik...bener ?” tanya Laura.
“Bener, ada apa sih, kenapa kalian menutup wajah kalian ?” tanya Liam sambil menjulurkan kedua tangannya membuka tangan mereka.
Ketika tangan mereka terbuka, terlihat keduanya menangis namun wajah mereka nampak bahagia dan membuat Liam lebih bingung, kemudian keduanya langsung memeluk Liam, setelah pikirannya jernih, terlintas sesuatu di benak nya dan wajahnya langsung memerah,
“Luna Vargas....Laura Vargas....eh...kok...nah lo, mereka mikir gue sudah menganggap mereka istri ? (melihat wajah Luna dan Laura yang nampak bahagia dan senang) waduh, mana tega mengatakan kalau nama itu sebenarnya untuk perusahaan ayah mereka yang baru (berpikir) sudahlah, tidak usah di beritahu dan tinggal beli dua pasang cincin kan ?” tanya Liam dalam hati.
αყσ ƚɾιρʅҽ ʅ ʅαɳʝυƚƙαɳ...
ʂҽɱαɳɠαƚ υρ ɳყα ƚԋσɾ