Kematian yang menyedihkan kembali membawanya hidup dalam sosok yang lain. membalaskan dendam yang belum usai kepada orang-orang yang sudah menyakitinya tanpa ampun. Penderitaan yang ditanggung begitu besar, hingga bernapas rasanya menyakitkan.
Namun, itu dulu. Kini ia kembali dengan penampilan yang baru. Kelemahan terbesarnya kini telah musnah. Semua yang dulu menganggapnya sampah akan dia singkirkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hairunnisa Ys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan tanpa Batas
Dengan langkah mantap ia menghampiri ruang kerja suaminya.
"Kak, bisakah kamu menemaniku malam ini?" tanya Saira dengan ragu dan takut.
Aksa menatap manik indah istrinya dengan tajam.
"Apa aku mengijinkanmu masuk tanpa ijin. Ini kampus, siapa kamu beraninya memanggilku dengan tidak sopan!" hardik Aksa dengan dingin.
Hati Saira merasa perih saat suami yang sangat ia cintai tidak pernah menganggapnya ada. Siapa dia? Haruskah dipertanyakan lagi.
"Maaf Kak, em Pak. Tapi malam ini ada acara reunian, apa Bapak bisa datang menemani saya?" kembali Saira bertanya dengan penuh harap.
"Apa wajahku terlihat akan datang ke acara tidak penting seperti itu?" tanya Aksa sambil tersenyum sinis.
"Tapi...," ucapannya terpotong oleh hentakan keras dari Aksa.
"Aku sudah muak melihatmu sebaiknya kamu keluar!"
Meski enggan akhirnya perempuan itu keluar dengan perasaan hancur. Lagi-lagi sebuah penolakan yang ia terima. Kakinya melangkah ke kantin dengan lesu. Matanya hanya menatap kosong pada hamparan taman kampus yang bersebelahan dengan kantin. Ia memilih meja paling sudut yang berdekatan dengan taman. Saira mendudukkan bokongnya lalu menatap taman.
"Sedang melamunkan apa?" Tanya seorang pria dengan nada menjengkelkan.
"Ah, apa?" tanya Saira heran saat tersadar dari lamunannya.
Lelaki itu tertawa kecil sambil mengusap kepala Saira, hal itu sontak membuat Saira menepis tangannya.
"Ah, maaf ini sebuah kebiasaan," ucap lelaki tersebut dengan tersenyum manis.
Di lain tempat seseorang sedang memandangnya dengan tangan terkepal.
"Cih dasar perempuan murahan!" Desisnya lantas berlalu pergi dengan kemarahan. Ia tak tahu mengapa ia harus marah. Namun, ada rasa tidak suka saat melihat istrinya disentuh oleh orang lain. Cih berbicara tentang istri masihkah ia menganggapnya sebagai seorang istri. Rasanya ia takkan sudi.
Lelaki yang kini bersama Saira tersenyum saat melihat seorang pria, yang ia tahu sebagai dosen di tempatnya menuntut ilmu melihat mereka.
"Kelak kau akan menyadari betapa berharganya orang yang kini sedang kau sia-siakan." monolog batinnya menatap kepergian sosok tersebut.
"Maaf ya aku harus kembali," ucap Saira tersenyum dan melangkah pergi meninggalkan pria yang kini sedang menatapnya dengan sendu.
"Andai aku diberi kesempatan itu Saira, aku pasti akan membahagiakanmu." Ketulusan terlihat di setiap embusan lafaznya.
"Dari mana saja hm? Seru pergi berduaan dengan lelaki lain. Dasar perempuan tidak tahu diri." sindir Aksa sangat menusuk telinga dan hati Saira. Haruskah berkata seperti itu?
"Aku tadi ke taman Kak dan ...," ucapan Saira terpotong oleh perkataan Aksa yang amat menohok jantungnya.
"Apa aku sedang menunggu alasanmu? Cih, kau sangat naif Saira. Setelah apa yang kamu lakukan padaku dan tunanganku, apa kau pikir aku akan cemburu. Jangan bermimpi! Meski kau akan pergi dengan banyak lelaki, aku tidak peduli. Kau tau kenapa? Karena kau tidak penting sama sekali dalam hidupku."
Setelah mengatakan hal menyakitkan, Aksa berjalan dengan angkuh. meninggalkan Saira yang menahan air matanya agar tidak jatuh. Namun, jebol begitu saja setelah Aksa berjalan meninggalkannya dalam kepahitan.
kenapa jadi abu-abu 🤔
cuiiiiiihhh 🖕🖕
apa itu masuk ya Thor🤔
cuuiiiiiiihhhh 🖕🖕🖕🖕🖕