- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Apartemen
0o0_0o0
Para pelayan dan bodyguard itu berlari di tengah hujan deras, mencari Lora yang kabur dari rumah. Mereka membawa payung besar untuk melindungi diri dari hujan, tapi angin kencang membuat payung mereka sulit dikendalikan.
"Kita harus menemukan Nona Lora secepat mungkin!" teriak salah satu bodyguard kepada pelayan lainnya, sementara mereka terus mencari di sepanjang jalan yang tergenang air hujan.
Pelayan lainnya mengangguk, "Saya lihat dia pergi ke arah sana!" katanya, menunjuk ke jalan yang berbelok ke kiri.
Mereka terus berlari, menyusuri jalan yang basah dan licin. Hujan deras membuat jarak pandang mereka terbatas, tapi mereka tidak menyerah. Mereka tahu bahwa Lora mungkin membutuhkan bantuan.
Tiba-tiba, salah satu bodyguard melihat sosok Lora di kejauhan. "Nona Lora!" teriaknya, sementara mereka berlari menuju ke arah Lora.
Namun, saat mereka hendak mendekati Lora, mereka melihat Lora sudah tidak ada di tempat. Bodyguard dan pelayan itu berhenti sejenak, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.
"Bodoh, itu bukan Nona Lora", ucap salah satunya. Mereka saling pandang, tidak tau apa yang harus dilakukan.
"Kita sudah keliling dan tidak menemukan Nona, Habislah kita. Tuan Rico pasti akan marah besar". Ucap salah satu pelayan.
"Benar, Terimah nasib saja", Sautnya pasrah. Mereka semua sudah mencari lora hampir 4 jam. Namun tidak membuahkan hasil. Mereka terus mencari tanpa rasa lelah.
0o0__0o0
Apartemen milik Mike terletak di sebuah gedung tinggi di pusat kota. Meskipun telah lama tidak dihuni, apartemen itu tetap terlihat bersih dan rapi. Furnitur yang elegan dan mewah terlihat seperti baru, tanpa sedikit pun debu atau kotoran.
Saat Mike membawa Lora ke apartemennya, Lora merasa sedikit terkesan dengan keadaan apartemen yang tetap bersih. "Apartemen Lo sangat bersih," kata Lora Lirih.
Mike mengangguk, tidak menunjukkan reaksi apa pun. "Gue memiliki seseorang yang menjaga apartemen ini," katanya singkat.
Lora melihat sekeliling, mencoba untuk membiasakan diri dengan keadaan apartemen yang rapi. Dia melihat bahwa setiap barang memiliki tempatnya sendiri, dan tidak ada sedikit pun kotoran atau debu di sekitar.
"Siapa yang menjaga apartemen ini?" tanya Lora, penasaran dengan siapa yang bisa menjaga apartemen itu tetap bersih.
Mike tidak menjawab, dia hanya berjalan ke arah kamar tidur dan membuka pintu. "Kamu bisa tidur di kamar itu," katanya, menunjuk ke kamar yang terletak di sebelahnya.
Lora mengangguk, merasa sedikit lega dengan keadaan apartemen yang bersih dan rapi. Dia berjalan ke arah kamar yang ditunjukkan oleh Mike, Namun karena terlalu pusing Lora oleng dan hampir terjatuh, Beruntung Mike segera menyambar tubuhnya.
Kini tatapan ke-dua nya bertemu, Mike memandang datar wajah Lora. Tanpa sepatah kata, Mike meng-gendong Tubuhnya ke dalam kamar, dia mem-bawah langkahnya menuju ke kamar mandi.
Lora sempat terkejut akan tindakan Mike, Lora melingkar kan tangan'nya ke leher Mike. "Terima kasih" bisiknya dengan suara lirih.
Mendengar bisikan itu, Mike sedikit tegang. Namun dia bisa mengontrol tubuhnya. Dia segera menurunkan Lora di dalam kamar mandi. "Mandilah pakai air hangat, Gue akan Carikan baju ganti buat Lo". Ucap'nya dengan wajah datar'nya.
Lora mengangguk patuh, "Baiklah, Sekali lagi terima kasih". Ucapnya dengan senyum tipis. Mike hanya berdehem singkat, lalu balik badan melangkah ke luar.
Lora segerah melucuti jaket dan bajunya yang nampak sangat basah. Kini Lora sudah polos dan berdiri di bawah guyuran air shower. Saat hendak menyabuni tubuhnya, Loro tampak terkejut.
Aaaaaa...!
Lora berteriak dengan sangat keras, Mike yang ada di kamar Lora dengan mem-bawah baju ganti untuknya, dia terkejut mendengar suara teriakan Lora.
Mike langsung berlari dan masuk ke dalam kamar mandi. "Lora Lo_____Mike terdiam mematung, disana Lora berdiri di bawah shower dengan tubuh polosnya.
Glek..!
Mike menelan Ludahnya Kasar, Tubuh Lora nampak sangat sexy dan menggoda dengan aset besarnya.
Lora nampak panik dengan mata berkaca-kaca, dia memutar tubuhnya ke arah Mike berdiri. "Mike, kenapa tubuhku merah-merah ?'' tanya'nya dengan polos.
Mike langsung tersadar, dan segerah balik badan, memunggungi Lora. "Cepat selesaikan mandi mu" Ucapnya dengan dingin.
bukanya menjawab Lora malah menangis kejer dengan keras. Dia berharap dapat balasan dari pertanyaan-nya, namun Mike malah mengabaikan-nya.
Huaaaa...!
Lora terus menangis sambil menggosok kasar tubuhnya, yang terdapat bercak merah hampir memenuhi seluruh tubuhnya.
Hiks..! Hiks..! Hiks..!
Lora terisak dengan tubuh gemetar dan terus menerus meng-gosok tubuh'nya kasar. "Kenapa tidak mau hilang" Ucapnya dengan terisak.
Pada dasarnya Lora hanya lah gadis polos, dia tidak pernah tau, bahwa yang ada di tubuhnya itu di sebabkan oleh pelecehan dari lawan jenis.
Mike tetap pada posisinya, "Sial, Gue bisa Los kontrol kalau berhadapan dengan'nya". Guman'nya membatin.
"Apa dia sebodoh itu ? dengan kondisi'nya telanjang bulat seperti itu, bisa mengundang napsu lawan jenis. Yang pada akhirnya dia yang akan di rugikan. Apa dia tidak mikir ke arah sana ?" sambung'nya membatin.
Mike meng-hembuskan nafasnya kasar "Definisi gadis polos dan bodoh, melekat jadi satu di dirinya". Sarkas-nya geram.
Mike balik badan, tangan'nya menyambar handuk. Dengan wajah datar'nya Dia melangkah ke arah Lora yang terus menggosok tubuhnya kasar. Mike mematikan Shower.
"Stop" Ucapnya dingin. Mike menarik lembut tangan Lora. Dia bisa melihat Bahwa seluruh tubuhnya terdapat bercak merah. Mike sangat paham, itu bekas apa.
Lora yang pada dasarnya gadis polos tidak tau apa-apa, dia hanya terus menerus menangis. "Mike tubuh Gue, Kayak macan tutul'' Ucapnya sambil seseguk-kan.
Mike diam tidak menjawab, dia melilitkan handuk ke tubuh Lora. Tanpa sepatah kata, dia mengangkat tubuhnya keluar dari kamar mandi dengan raut wajah yang semakin datar.
"Sial, Junior Gue langsung menengan 100 %". Dasar murahan, saat di luar negeri Junior gue anteng-anteng aja. Ini hanya melihat sekilas tubuh polos tuh bocah langsung bereaksi cepat" gerutu Mike dalam hati.
Lora masih menangis terisak, "Mike, Gue tidak akan berubah jadi macan tutul kan ?" Tanya'nya dengan suara serak.
Mike Tetap diam tidak menjawab, dia men-dudukkan Lora di atas meja rias. "Kalau Lo, tidak bisa diam, tubuh Lo akan berubah jadi Macan". Ucapnya pada akhirnya.
Kepala'nya seketika pening, mendengar suara tangis bodoh Lora. Belum lagi di area selangkangan yang sudah mengeras sempurna.
Mike mengambil hair dryer, lalu mengeringkan rambut panjang Lora. Lora menatap Mike dengan mata merah, dia sudah berhenti menangis. Namun masih se-segukan. Rasa takut dan panik masih menghantui Otaknya.
Lora tiba-tiba memeluk tubuh Mike dengan sangat erat, wajahnya tenggelam di dada bidang'nya. Tindakkan spontan Lora membuat tubuh Mike semakin menegang kaku di tempat.
"Sial, Bocah Polos ini, benar-benar menguji gue". Guman'nya membatin. di bawah sana, rasanya sudah sangat sesak. Mike meletakkan hair dryer ke atas meja rias, dia segera menarik mundur tubuh Lora, sampai pelukannya terlepas.
"Mike k___
"Diam". Ucapnya dengan dingin. Mike memutar tubuhnya ke arah ranjang, dia segera menyambar satu kaos kebesaran'nya. Dia langsung melangkah lebar ke arah Lora.
Lora hanya diam memperhatikan Mike, bahkan saat Mike memasangkan kaos di tubuhnya dengan cepat. Setelah kaos terpasang, Mike menurunkan Lora. Dia menarik turun handuk yang ada di tubuh Lora, dengan satu kali tarikan kasar.
"Keluar dan makan" ucapnya dingin. Mike langsung putar badar melangkah keluar dengan cepat. Wajahnya nampak sangat tegang dengan otot leher yang tercetak jelas.
"Mike", Lora memanggil'nya saat melihat Mike sampai di depan pintu kamarnya. ''Kepala Gue pusing" Sambung'nya Lirih.
Mike ngusap kasar wajahnya, sepertinya dia sangat menyesali keputusan-nya. Mem-bawah seorang bocah yang hanya menjadi bencana untuk dirinya.
"Tidak usah Manja". Sautnya dingin tanpa balik badan.
Lora tidak menyahut, dia mem-bawah langkah-nya ke atas ranjang. Lora merebahkan tubuhnya dengan menutup seluruh tubuhnya pakai selimut. "Mama, Lora lapar" Guman'nya Lirih. Saat ini Dia sangat membutuhkan Mama'nya.
Mike yang tidak mendengar jawaban, langsung putar badan. Disana dia melihat sosok yang tertutup selimut tebal, Namun tubuhnya terlihat jelas gemetar.
"Sial, dia benar-benar menyusahkan" Umpat Mike geram. Mike memutar tubuhnya keluar dari kamar.
Tidak lama kemudian, Mike balik lagi membawa nampang berisi makanan dan juga minuman. Dia meletakkan di samping meja kecil.
Mike duduk di sisi ranjang, Wajahnya tetap datar memandang tubuh Lora yang terbungkus selimut. ''Bangun'' Ucapan'nya dingin dan tegas.
Lora tetap tak bergeming, bahkan untuk membuka suara aja rasanya tidak bisa. Tubuhnya terasa panas dengan kepala semakin berdenyut nyeri. Air matanya mengalir tanpa di minta. Dia semakin meng-gigil di bawah balutan selimut tebal.
Mike yang melihat itu, langsung menarik turun selimut Lora. Disana lora meringkuk seperti bayi dengan tubuh meng-gigil. Mike tanpa bicara, mengulurkan tangannya ke kening lora. "Sekarang Lo malah demam" Guman'nya dingin.
Mike membalik tubuh Lora, lalu mengangkat tubuhnya ke dalam pangkuan-nya. "Lo harus makan, supaya tidak semakin menyusahkan gue". Ucapnya dengan wajah datarnya.
Lora hanya bisa diam, di atas pangkuan Mike. Dia memeluk erat tubuh Mike. "Dingin" Guman'nya dengan tubuh bergetar.
Mike menarik kepala Lora ke dadanya, dia melingkar kan tangan'nya ke tengkuk Lora. Rasa panas dari tengkuknya terasa jelas di lengannya. "Buka mulut Lo", Titahnya dengan suara rendah. Mike menyodorkan satu sendok nasi goreng ke dalam mulut Lora.
Lora yang merasa kelaparan, langsung membuka mulutnya lebar dan menerima suapan dari Mike. "Kunyah dengan cepat", desak Mike, seperti sedang di kejar waktu.
Lora yang hanya memakai kaos oblong milik Mike, tanpa memakai dalaman. Jelas Mike bisa merasakan gundukan kembar Lora menempel di dada bidang'nya. Belum lagi di bawah sana, rasanya bagian intimnya tertekan tepat di lubang buaya Lora yang tanpa penghalang.
"Baru beberapa jam gue ngurusin nih bocah, Rasanya kepala gue mau meledak". Guman'nya membatin dengan kesal. Namun Mike tetap menyuapi Lora dengan telaten. Sampai nasi goreng itu habis tak tersisa.
Mike meletak-kan piring kosong'nya di atas nampang, tangan'nya beralih menyambar Segelas air putih. "Minum" ucapnya datar, dengan tangan mengarahkan gelas ke depan bibir Lora yang bergetar.
Lora langsung meminum sampai sisa setengah, "Sudah" Ucapnya dengan suara serak lirih. tanpa sepatah kata, Mike langsung meminum sisa airnya. Entah kenapa dia merasa tenggorokan-nya terasa sangat kering.
Setelah menaruh gelasnya, Mike buru-buru menurunkan tubuh Lora ke atas ranjang. "Tidur" ucapnya dingin, tanpa menatap ke arah Lora.
Mike berdiri sambil membawa nampang yang berisi piring dan gelas kosong bekas lora makan. "Gue pergi dan jangan nyusahin Gue lagi". Sambung'nya dengan nada dingin.
Lora hanya mengangguk singkat tanpa suara, dia kembali membungkus tubuhnya dengan selimut tebalnya. Dan mengabaikan Mike begitu saja.
Mike berdecak sebal, dia melirik sekilas ke arah Lora yang sudah nampak tertidur. "Tipe manusia tidak tau terima kasih" Guman'nya datar. Mike langsung pergi dari kamar Lora dengan wajah datar'nya.
0o0__0o0
Mansion jam 22.00 malam..!
Di dalam sana suasana'nya begitu mencekam, Rico berdiri dengan wajah yang terlihat dingin namun juga nampak gusar. Para bodyguard dan pelayan, pulang dengan tangan kosong.
Mereka semua menunduk takut-takut, sudah pasti habis ini Rico akan marah besar pikir mereka semua. "Kalian sudah menyelusuri setiap sudut jalan ?" tanya Rico dingin.
Salah satu pengawal-nya menjawab dengan tegas. "Kami sudah menyelusuri setiap sudut jalan dan area sekitar tuan. Namun Nona Lora tidak berada disana".
"Bahkan kamu semua menyisiri setiap tempat, disana tidak ada jejak Nona sama sekali". Sambung'nya lagi.
Rico mengapa mereka semua satu persatu-satu, Panik ? Terlihat Jelas dari sorot matanya. Dia khawatir Lora akan kenapa-napa di luar sana. Pikiran buruk bersarang di otaknya.
Tangan Rico terkepal kuat di sisi tubuhnya, wajahnya mengeras sampai otot lehernya tercetak jelas. "Kalian sebanyak ini, tidak bisa menemukan 1 gadis kecil, yang baru beberapa jam kabur". Kalian semua niat nyari atau tidak ha ? Sentak Rico penuh amarah.
Maaf, tuan. Mungkin Nona menginap di salah satu teman'nya. Ucap salah satu pelayan buka suara.
Rico terdiam sejenak mendengar'nya, "Teman ? Guman Rico. Ya, benar ! Kenapa aku melewatkan itu". Ucapnya seakan mendapatkan angin segar.
Kalian semua bubar, Sambung'nya cepat. Rico langsung memutar tubuhnya naik ke lantai atas dengan cepat. Meninggalkan semua para pekerjanya di sana.
Mereka semua bernafas lega, karena bebas dari amukan sang majikannya yang kejam itu.
0o0__0o0
Note : "Napsu adalah api yang bisa membakar, Namun kamu adalah air yang bisa memadamkan'nya''.