NovelToon NovelToon
Karena Aku Bukan Dia

Karena Aku Bukan Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Juu_30

Aku selalu tersakiti.
Tetapi, aku tidak membencinya.
Tidak. Seditikpun tidak.
Bahkan aku selalu berdoa untuknya.

"BANGSAT!!!, Ngapain kamu disitu? atau biar semua orang tahu kalau kamu adalah orang paling tersakiti? "

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juu_30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14 Jangan Marah

Langit membawa Vasca menuju kerumah sakit untuk ditangani.

"Apakah anda keluarga pasien? " seorang dokter.

"Iya benar dokter.... bagaimana keadaan Vasca " Tanya Langit khawatir.

"Pasien sudah membaik, cukup banyak istirahat saja, dia juga bisa pulang hari ini" Jawab dokter menjelaskan.

"Makasih dok" Jawab Langit ramah.

Langit segera membereskan semua biaya rumah sakit dan langsung ke kamar Vasca dirawat.

"Langit" Panggil Vasca dengan lembut, ketika melihat Langit datang membawa makanan.

"Udah baikan Ca? " Tanya Langit.

"Makasih Langit" Kata Vasca pelan.

"Makan ya Ca" Tawar Langit.

"Aku mau pulang Langit" Jawab Vasca sendu.

"Aku suapin ya" Tawar Langit sambil membuka plastik yang ia bawa tadi.

"Langit"...Kata Vasca sambil memegang tangan Langit.

"Oke... kita pulang, tapi kamu harus janji kalau menceritakan apa yang terjadi" Jawab Langit tegas.

Vasca terdiam lemah, dia belum siap untuk menceritakan semua yang terjadi kepada Siapapun termasuk Langit.

"Langit.... aku baik-baik aja" Jawab Vasca pelan.

"Tidak Ca, kamu sakit" Kata Langit membawa Vasca kedalaman pelukannya.

"Langit, kamu percaya sama aku kan? " Kata Vasca dengan suara yang bergetar.

Langit mengeratkan pelukannya pertanda bahwa iya mengiyakan pertanyaan Vasca.

"I Love You Ca" Jawab Langit

"Jangan tinggalkan aku langit" Vasca menangis dalam pelukan Langit.

"Jangan nangis Ca" Kata Langit menenangkan Vasca.

"Kamu tahu Langit, ada banyak yang aku rasakan dalam kehidupanku, tapi Langit maaf kalau aku belum bisa cerita sama kamu". Isak Vasca.

"Iya Ca.... aku ngerti, tapi kamu harus janji setelah ini, kamu harus baik lagi. oke" Jawab Langit lembut.

Vasca mengangguk dalam pelukan Langit.

"Vasca.... kamu belum jawab aku" kata Langit.

"Apa Langit". Kata Vasca sambil melihat wajah tampan Langit.

"I Love You Ca" Kata Langit.

"Langit, kamu tahu apa jawaban aku. Kamu tahu Langit, aku sudah berjanji untuk mencintaimu karena kamu sudah menyelamatkan aku" Jawab Vasca pelan

"Makasih Ca" Kata Langit teduh.

Sejak hari itu, mereka resmi berpacaran. Langit mengantar Vasca pulang dari rumah sakit menuju ke kontrakan nya.

"Istirahat ya Ca, tidak usah masuk kerja hari ini, nanti aku yang pergi minta izin ke Restoran. Jangan lupa juga Untuk mengisi baterai HP kamu, bentar aku telepon" Kata Langit teduh seteduh langit diatas.

"Iya Langit" jawab Vasca.

"Masuk gih.... dingin diluar" kata Langit sambil mengacak pelan rambut Vasca.

Langit melajukan mobilnya dengan perasaan bahagia karena sudah menjadi pemilik hati Vasca.

Ditempat lain, Vasca kembali mengingat kejadian dimana Vaiser sudah menyakitinya. Mengingat itu membuat Vasca kembali menangis. Ia sudah mengingkari janjinya kepada Langit yang mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja.

Drtt.... Drtt... Drttt....

Handphone Vasca berbunyi, tertera nama Langit dilayarnya.

"Langit" Panggil Vasca senang

"Halo Sayang, udah makan?" Tanya Langit

"Udah Langit" jawab Vasca

"Hari ini hujan Ca, kamu suka kan? " Kata Langit, karena dia tahu kalau Vasca suka hujan.

"Iya Langit, aku suka". Jawab Vasca dengan senyum

"Ca, jangan sedih ya" Pesan Langit

"Iya Langit" Jawab Vasca

"Janji? " Tanya Langit

"Janji Langit.... Jangan tinggalin aku ya Langit" Pinta Vasca pelan.

"Vasca" Panggil Langit

"Iya Langit" Jawab Vasca

"Ayo kita menikah" Kata Langit sambil terkekeh

"Langit" Jawab Vasca sambil tertawa.

"Besok aku jemput ya Ca" Tawar Langit

"Gk papa Langit, aku bisa sendiri" Tolak Vasca sopan

"Baiklah kalau begitu.... sampai ketemu besok ya Ca, Good Night sayang" Sambung Langit

"Good Night Langit" Jawab Vasca

Sambungan terputus dan Vasca sudah menyiapkan perlengkapan sekolah besok. Dia tidak sabar ingin bertemu dengan Langit kekasihnya.

Ting...

Bunyi pesan masuk. Vasca lalu membacanya.

"Besok Jangan masuk sekolah, nanti kamu sakit lagi, karena besok ada pelajaran olahraga, nanti pulang sekolah aku mampir terus aku jelaskan semua pelajaran yang tidak kamu ikuti. Istirahat aja ya Sayang, jangan banyak gerak. "

Langit Marcher

Vasca membaca pesan itu sambil tersenyum, ia mengingat yang dikatakan Kiara kalau Vasca bersyukur bisa dekat dengan Langit. Tapi, Vasca merasa dia sudah baikan sekarang, berarti dia sudah bisa masuk sekolah.

"Sudahlah, besok aku pergi sekolah saja. Aku ingin memberi kejutan kepada Langit" Batin Vasca.

Keesokan harinya, Vasca sudah siap dengan seragam sekolah, ia ingin bertemu Langit.

Sesampainya disekolah, dia melihat Langit sedang duduk bersama teman-temannya didepan koridor sekolah.

"Langit" Panggil Vasca

"Ca.... kan aku udah bilang gk usah pergi sekolah kamu nanti sakit lagi". Kata Langit khawatir.

"Aku udah baikan Langit" Kata Vasca sambil merapikan rambut Langit yang sedikit berantakan tapi tetap tampan.

Langit membuka jeketnya, dan memakainya ke tubuh Vasca.

"Pakai ya, takut dingin" Kata Langit dengan senyum yang manis.

"Jangan senyum Langit" Kata Vasca

"Kenapa Sayang" Tanya Langit bingung

"Nanti banyak yang lihat terus suka" Jawab Vasca pelan.

"Tidak sayang, gk akan." Jawab Langit.

Merekapun masuk kekelas bersama, kedatangan mereka kekelas menuai banyak bisikan antara kesal dan cemburu.

Ting...

Pesan masuk di telepon Vasca, Vasca membuka dan membacanya.

"Gue pikir lo polos, tapi ternyata gue salah. Lo udah bayar Langit berapa? Udah berapa kali lo main sama dia, boleh si cari uang, tapi jangan jual tubuh lo juga ke cowok, najis tau gk, gue jijik lihatnya"

"Vasco"

Vasca kaget dengan pesan yang dikirim kakaknya sendiri kepadanya. Vasco mengatakan bahwa dia sudah seperti jalang yang menjual dirinya kepada Langit.

"Maksud kakak apa? " Tanya Vasca mencoba untuk menahan emosinya

Tidak ada jawaban dari Vasco. Vasca merasa dirinya kembali sesak dan sakit dengan tindakan kakaknya.

Hingga jam olahraga mulai, semua siswa sudah siap dengan seragam olahraga. Vasca beranjak ke toilet untuk mengganti pakaiannya.

"Gk usah sok suci, jangan pura-pura polos ya" Kata seseorang dari ujung kelas.

Vasca menunduk, menahan tangisan karena mendengar suara kakaknya. Samar-samar, Vasca mendengar langkah kaki mendekat. Vasca takut sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.

"Tubuh lo jual berapa semalaman? " Tanya Vasco dingin. Kini, dia sudah didepan Vasca.

Hiks...hikss.....Vasca berusaha menahan tenaganya, namun tidak bisa. Semakin dia menahan, rasanya semakin sakit.

"Cih... malah nangis" Kata Vasco dan pergi.

Vasca membersihkan air matanya, agar orang lain tidak tau kalau dia sedang menangis terlebih khusus sebentar dia bertemu dengan Langit.

Setelah merasa sudah baik, Vasca keluar dari toilet dan pergi menuju lapangan. Vasca berlari karena sudah telat. Waktunya tersita karena tadi berurusan dengan Vasco kakaknya.

Brakkk

Vasca menabrak seseorang. ketika dia mengangkat kepalanya ternyata...

"Punya mata gk lo? Tanya orang itu.

"Bara.... maaf aku gk sengaja". Ya... yang ditabrak Vasca adalah Bara Aldevaro.

"Enak aja lo.... " Kata Bara sambil mendorong tubuh kecil Vasca. Vasca menangis karena Bara mengimpit tubuhnya ke tembok sampai dia sesak nafas.

"Bara.... maaf, hiks.... hiks" Kata Vasca menangis

"Main-main dikit boleh kan" kata Bara menyeringai, sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Vasca.

"Jangan.... Bara jangan" Kata Vasca menutup matanya sambil ketakutan.

Bugh... bugh.. bugh

"Kurang ngajar lo " Kata seseorang yang datang.

"Langit..... cukup Langit" Teriak Vasca sambil menangis karena melihat Langit yang memukul Bara tanpa ampun. Bara berusaha memberikan perlawanan tapi tidak bisa. Langit begitu membabi buta menghajar Bara.

"Langit cukup Langit" Vasca berlari memeluk Langit yang siap kembali menghajar Bara.

"Dengar ya.... sekali lagi lo buat gitu, gue pastikan lo mati ditangan gue" Teriak Langit sambil menunjuk tepat didepan wajah Bara

"Sudah Langit... hiks... hiks... hiks " Vasca menangis dipelukan Langit.

Langit sadar, dan menggenggam tangan Vasca membawanya ke rooftop sekolah.

"Ada yang sakit?" Tanya Langit berusaha menetralkan emosinya.

"Jangan marah Langit" lirih Vasca dalam pelukan Langit.

"Maaf Ca.... dia terlalu brengsek" jawab Langit pelan penuh emosi.

1
Junn30
Makasih untuk komentar nya kak... jangan lupa Follow ya, Makasih
🙏
Eva Karmita
ngak papa bara diterima jad teman dulu nanti pelan" baru kamu katakan perasaan mu ibaratnya menyelam sambil minum ari
Eva Karmita
semangat ca jgn sedih semoga ada laki" yg benar" mencintaimu pokoknya apapun yang terjadi jgn mau balikan sama langit ... semoga bara mau berteman dgn mu ca, seperti bara ada rasa sama kamu Ca
Eva Karmita
Langit kata nya cinta mati tanpa apa buktinya kamu sama saja seperti yang lain nya , Vasca jgn terlalu berharap dan bergantung dgn manusia karena sejatinya manusia itu penuh tipu daya .. berharap lah dgn Allah karena Allah tidak pernah mengkhianati hambanya
Eva Karmita
😭😭😭😭💔 harus kh seperti itu teganya anak sendiri disiksa sedemikian rupa 💔😭 , ingat suatu hari nanti Kamu akan menyesal sudah membuang darah daging mu sendiri, vasca kamu harus kuat terima saja dgn ikhlas jika keberadaan mu tak di inginkan lagi ya sudah lebih baik kamu pergi jgn buat kamu tambah menderita ca 🤗🥰😭
Eva Karmita
ya Allah nyesek 😭😭💔💔 tega"nya anak sendiri dibuang dasar manusia
Yue Sid
Aku berharap kisah ini tidak berakhir terlalu cepat, cepat update ya!
Junn30: Makasih ya..... oke, aku janji akan segera update
total 1 replies
Phedra
Membuatku terhanyut.
Junn30: Gimana lanjut? 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!