NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Para Mantan

Aku, Kamu Dan Para Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: CumaHalu

Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

DI RUMAH PAK HASAN 

Bu Evelyn mendapat laporan dari pegawainya kalau akan ada minimarket baru yang lebih besar dari miliknya. Sementara itu di beberapa minimarket sudah ada pesaing yang buka, menjadikan penjualan minimarket Bu Evelyn menurun drastis beberapa hari ini. Bu Evelyn bingung mengatasi masalah yang datang bersamaan, lalu ia mendatangi pak Hasan di ruang kerjanya.

"Pa, gimana ini, minimarketku merugi terus. Orang-orang belanja di tempat lain. Dan katanya tempat baru ini lebih besar dan lengkap," ucap Bu Evelyn.

"Bikin promo Ma, atau jual harga sama dengan mereka."

"Kalau aku jual sama dengan toko sebelah yang ada aku rugi, Pa. Mereka mematok harga yang sangat rendah."

"Papa ga tau kalau soal itu. Coba tanya ke Yusuf."

"Ya nanti Mama telfon Yusuf aja."

"Ma...." panggil Pak Hasan.

"Hem...." Bu Evelyn menoleh dan menatap pak Hasan.

"Kenapa mama sekarang benci banget sama Anisa? Apa mama lupa siapa yang bawa Anisa sampai sini? Apa mama lupa siapa dulu yang sangat kepengen punya mantu Anisa?" cecar Pak Hasan.

"Mama cuma ga suka kalau Anisa selingkuh Pa, karena mama merasakan rasanya di khianati. Tapi kalau seandainya Anisa jadi nurut dan tidak dekat dengan pria-pria itu Mama ga mungkin terus-terusan membencinya."

"Beda kondisinya Ma... Anisa ga terbukti benar-benar selingkuh, dia hanya bertemu dan mengobrol. Sama kaya Mama dan teman-teman Mama, tapi Papa kan ga pernah menuduh Mama selingkuh. Gimana kalau seandainya perkiraan Mama itu salah?"

"Kan ada buktinya Pa, foto-foto itu dan dia juga berkali-kali bertemu sama orang yang sama. Kemarin aja dia pulang sama selingkuhannya, untung Mama lihat."

"Hemm,.. ya terserah Mama aja lah."

Pak Hasan kesal Bu Evelyn tidak bisa di ajak bicara. Dan merasa kalau Bu Evelyn sekarang menjadi kepala batu. Daripada berdebat, pak Hasan memilih pergi ke rumah sahabatnya yang tidak jauh dari kediamannya.

DI KANTOR YUSUF

Yusuf sampai di pabriknya, lalu keluar dari mobil dan segera menuju ke ruangannya. Saat masuk ke ruangannya ia terkejut ada adiknya yang duduk di kursi kerjanya. Yusuf menghembuskan napas kasar, lalu menutup pintunya dan meletakkan kunci mobil dan dompet di lacinya.

"Kamu berkelahi sama siapa, Kak? Kog bonyok gitu?" tegur Yunus.

"Bukan urusanmu!!!! Kamu ngapain kesini?" Yusuf menjawabnya ketus.

"Aku mau minta tolong sama kamu, tapi kayanya kamu sedang tidak baik-baik saja. Kapan-kapan aja lah."

"Apa? Cuma luka gini aja kog."

Yusuf berjalan menuju sofa dan menghempaskan tubuhnya. Mengeluarkan hp dalam sakunya dan membalas beberapa pesan masuk. Ia tidak menghiraukan adiknya yang mengikutinya duduk di sampingnya.

"Kak, kamu udah cerita ke Anisa kalau rujuk sama Kania?"

"Ya nggak lah, buat apa aku cerita soal itu. Ga penting juga."

"Ya siapa tau kakak pengen satu atap sama istri-istri kakak seperti dulu.  Hehe."

"Aku kan udah bilang kalau pernikahanku sama Kania itu ga pernah aku inginkan. Cuma nikah aja dan ga akan pernah aku kawin kog," jawab Yusuf sambil memijat kepalanya.

"Walahh... Ya rugi dong Kak. Kenapa? Apa kakak lagi pusing mikirin Anisa?"

"Tau darimana?" Yusuf menatap Yunus yang duduk di hadapannya.

"Papa, coba kakak bawa Kania ke rumah. Siapa tau dengan gitu Anisa akan berusaha menjadi istri yang baik buatmu," bujuk Yunus.

Yusuf kesal mendengar ledekan yang di lontarkan oleh adiknya. Kemudian Yusuf menatap tajam adiknya yang sedikit menyunggingkan senyumnya. Setelah menghela napas panjang, Yusuf berdiri dan berkacak pinggang di hadapan Yunus.

"Dengar ya!!! Sampai itu monyet-monyet di KBS bisa bicara bahasa manusia, aku ga akan bawa Kania satu atap lagi dengan Anisa dan anak-anakku."

Setelah mengatakan itu Yusuf mengambil beberapa dokumen dan keluar dari ruangannya. Lalu pergi ke ruangan Kevin untuk memberinya beberapa tugas. Setelah itu Yusuf kembali ke ruangannya.

Saat Yusuf kembali ke ruangannya. Ia sangat kesal karena adiknya masih saja duduk di tempat yang sama. Yusuf mengambil laptop dan mulai bekerja di di sebelah Yunus.

"Kenapa kamu ga balik-balik sih? Sana urusin cafemu, kalau kamu disini terus mana bisa maju-maju," usir Yusuf.

"Ck.. menghina kamu nih, Kak. Aku kan cuma lagi bingung, kenapa akhir-akhir ini penjualan menurun."

"Nggak kamu aja, aku juga. Tapi mau gimana lagi, kebutuhan dapur emang lagi melambung. Belum lagi yang punya anak sekolah."

"Eh... jangan bawa-bawa dapur dong Kak... kita malah jadi kaya emak-emak ngegosip nih." protes Yunus, sedangkan Yusuf terkekeh mendengar celoteh adiknya.

"Masih melamun aja Kak, udah... daripada pusing mikirin istri mending kumpulin mereka berdua, nanti keduanya akan bersaing menjadi istri yang terbaik. Nah... Yang pusing nanti gantian istri-istrimu, Kakak jadi bisa fokus kerja kaya dulu. Hehe...."

Yusuf kesal mendengar usulan adiknya. Ia menghentikan aktifitasnya dan menatap Yunus. Melihat adiknya yang cengengesan membuatnya makin geram.

"Iya kalau mereka berlomba jadi istri terbaik, kalau malah ninggalin aku gimana? Cuma ngasih kesempatan kamu buat ngejar dia lagi, kan?" cibir Yusuf.

"Haha... Jangan ngasal Kak,.. aku udah ga ada niatan untuk bersamanya. Melihatnya bahagia sama kakak udah lebih dari cukup kog," ujar Yunus menatap Kakaknya.

"Hemm... Terimakasih ya adik yang terbaik di dunia." Yusuf tersenyum dan merangkul Yunus.

Ceklek

"Kalian berdua kenapa berangkulan begitu?" tanya Bu Evelyn.

"Kami cuma saling menguatkan kog, Ma," jawab Yunus.

"Sayang, itu kenapa dengan wajahmu?" Bu Evelyn menghampiri Yusuf dan meneliti setiap senti wajah putra sulungnya.

"Gapapa Ma, tadi aku berantem sama Kang parkir," ucap Yusuf menatap Yunus dan berkedip.

"Kamu kenapa sih berantem sama Kang parkir. Lain kali kasih aja uang yang mereka mau, jangan pelit-pelit," ujar Bu Evelyn.

"Gimana ga pelit, istrinya yang diminta... Hehe," gumam Yunus sangat lirih.

"Kamu tadi ngomong apa Yunus?" tegur Bu Evelyn.

"Nggak Ma, cuma baca berita di hp nih...." Yunus menunjukkan laman berita ke Mamanya.

Bu Evelyn menanyakan masalahnya pada Yusuf. Lalu Yusuf menjelaskan beberapa hal yang membuat minimarket mamanya merugi terus. Keduanya asik membahas masalah itu hingga tidak menghiraukan Yunus yang akhirnya keluar dari ruangan Yusuf.

"Loh, Yunus tadi kemana kog ga balik-balik," tanya Bu Evelyn.

"Mungkin males denger kita bahas soal minimarket tadi, Ma. Makanya dia pergi gitu aja."

"Ya sudah, Mama pergi dulu ya sayang."

"Iya, Ma."

Bu Evelyn keluar dari ruangan Yusuf dan pergi ke minimarketnya. Ia ingin mencoba cara yang baru saja di bahas dengan Yusuf. Bu Evelyn berharap caranya kali ini bisa menyelamatkan usahanya.

 

SORE HARI

DI RUMAH YUSUF 

Saat Yusuf masuk rumah, Alif yang sedang bermain berlari memeluk papanya. Hana menyusul di belakang Alif, Yusuf mengedarkan pandangannya mencari Ryan. Ia tidak menemukan dimanapun putranya berada.

"Kak Ryan dimana sayang?"

"Kakak ada di kamar sama Mama ngerjain PR," jawab Alif.

"Ya udah, Papa ke atas dulu ya." Yusuf menurunkan Alif dari gendongannya, lalu menuju kamar Ryan.

 

Ceklek

Yusuf masuk ke kamar Ryan dan melihat Anisa berada di dalam. Lalu masuk dan duduk di atas kasur Ryan. Yusuf memperhatikan Ryan yang sama sekali tidak menyambutnya.

"Udah pulang Mas," ucap Anisa sambil tersenyum.

"Udah baru aja sampai, kalian udah makan belum?"

"Alif sama Hana udah, aku sama Ryan nungguin Mas dulu."

"Ayo makan!! Udah selesai belum PR-nya?"

"Udah, Pa," jawab Ryan tanpa menoleh.

Lalu mereka bertiga keluar dari kamar Ryan. Berjalan beriringan dan Yusuf terus melirik Ryan yang membisu. Begitu juga dengan Anisa yang tidak ceria seperti biasanya.

"Ryan benar-benar berubah, biasanya kalau aku pulang dia pasti akan berlari dan memelukku seperti Alif. Kamu kenapa sih, Nak?" batin Yusuf sambil mengusap kepala Ryan.

Ryan menyantap makanannya tanpa bicara dengan mama ataupun papanya. Dia terus memikirkan Arka yang tak kunjung memberinya kabar tentang ayah kandungnya. Setelah menyelesaikan makan malamnya Ryan pamit ke kamarnya untuk melanjutkan mengerjakan PR.

1
Leon
Loh kok belom update? Lanjutin dong thor, gak sabar nungguin kelanjutannya 😫
CumaHalu: sabar ya kak, masih di review bab terbarunya🙏🤗
total 1 replies
awita_llu
Gak bosen
CumaHalu: terimakasih, kak🙏🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!