Ini bukanlah tentang idol Kpop yang memerankan sebuah cerita. Bukan juga cerita fiksi yang berakhir dengan idola. Namun cerita ini terus mengalir bak realita. "Kalian yakin kita bisa nonton konser NCT dan ngelanjutin kuliah di Korea?" "Gue yakin kita bisa! Lagipula kita punya banyak waktu. Kita bisa nabung buat nonton konser. Dan belajar buat ajuin beasiswa ke Korea! Gak ada yang gak mungkin kalau kita mau berusaha!" ucap Yerika yang terus yakin akan mimpi mereka. Elina mengangguk. "Lagipula, kita juga gak bego-bego amat." Yerika tersenyum. "Mulai besok, kita harus giat belajar! Dan kita manfaatin untuk nabung dari sekarang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prepti ayu maharani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11 [1]
11 : 새로운마음 [Hati Yang Baru]
^^^"Kita tidak akan tahu siapa yang ^^^
^^^akan kita temukan nanti. ^^^
^^^Akankah ia hadir untuk mengisi^^^
^^^ hati atau hanya sebentar singgah, ^^^
^^^lalu pergi."^^^
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Vania membuka matanya saat Alarm berbunyi cukup nyaring. Ia mendudukkan diri dan merenggangkan kedua tangannya. Rasanya baru saja ia memejamkan mata, namun pagi cepat sekali tiba.
Mereka semua mulai di sibukkan dengan aktivitas masing-masing. Hingga tak terasa waktu berjalan begitu cepat, keempatnya pun bersiap untuk berangkat ke kampus.
Mereka ke kampus seperti biasa, menaiki kereta. Meskipun rata-rata orang tua mereka berpenghasilan cukup dan bisa di bilang kaya raya, mereka tak mau menggunakan fasilitas yang orang tua mereka berikan. Kecuali jika sudah mendesak.
"Pulangnya tunggu di tempat biasa ya?" ucap Ayana sebelum melangkah pergi menuju kelasnya.
Mereka bergegas menuju kelas masing-masing, karena sebentar lagi jam kuliah akan di mulai.
Ayana melangkah memasuki ruangan yang menjadi kelasnya. Matanya tertuju pada salah satu bangku kosong yang berada di dekat dinding. Ia berjalan mendekat dan mendudukkan dirinya di bangku tersebut. Namun saat ia menoleh, ia sedikit terkejut dengan adanya Yeon-jin di sampingnya.
"Terkejut ya?" tanya Yeon-jin dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
Tak hanya itu, lesung pipi yang Yeon-jin miliki pun membuat Yeon-jin semakin terlihat tampan.
Ayana mengangguk, "Sedikit," jawabnya membuat Yeon-jin terkekeh.
"Maaf ya?" Yeon-jin menatap Ayana dengan tatapan memohon.
Ayana tersenyum dan mengangguk.
"Boleh aku meminjam ponsel milikmu?" tanya Yeon-jin seraya mengulurkan tangannya.
Ayana mengerutkan dahinya, "Untuk apa?"
"Menyimpan nomorku," jawabnya.
Ayana membulatkan matanya, sebelum akhirnya menyerahkan ponselnya. Yeon-jin menerima ponsel Ayana dan langsung menyimpan nomornya di sana. Di saat yang bersamaan, dosen yang mengajar mereka datang.
Yeon-jin mengembalikan ponsel Ayana seraya berkata, "Jangan lupa telpon aku kalau kau kesepian."
Ayana menerimanya dan tersenyum. Lalu melihat apa yang Yeon-jin tulis disana. Rupanya Yeon-jin menamai kontaknya di ponsel Ayana dengan nama "Yeon-jin Oppa".
"Yeon-jin Oppa?" lirih Ayana membuat Yeon-jin tersenyum malu.
Yeon-jin memperbaiki posisi duduknya dan menopang 'kan dagu ditangannya, sembari memandang wajah Ayana. "Aku ingin mengenalmu."
Ayana menelan ludahnya dengan susah payah. Apa-apaan ini? Yeon-jin berusaha mendekati Ayana?
"Kau sudah makan?"
Ayana melebarkan mata dan kemudian mengangguk menjawab pertanyaannya.
"Mau makan siang denganku nanti?" bisiknya karena tak ingin terdengar oleh dosen yang mengajar hari ini.
"Hah?" Ayana seperti terkejut dengan tawaran Yeon-jin yang mengajaknya makan bersama. "Apa-apaan sih nih cowok," umpat Ayana dalam hati.
"Makanan di kantin tidak terlalu enak menurutku. Aku ingin mengajakmu makan di luar. Kau mau?" ajaknya sekali lagi.
"Makan diluar?"
Yeon-jin mengangguk. "Kau harus mau. Aku tidak menerima penolakan," ucap Yeon-jin dengan senyuman lalu menatap lurus ke depan mendengarkan dosen di depannya.
"Ayana," lirih seorang laki-laki yang duduk berada tepat di belakang Ayana.
Ayana menoleh ke belakang dan menaikkan kedua alisnya.
"Sepertinya Yeon-jin menyukaimu," ujar laki-laki itu membuat Ayana terdiam.
Ayana menggigit bibir bawahnya lalu melirik ke laki-laki yang kini kembali fokus dengan dosen di depan.
"Cowok ini suka sama gue?"
Ayana menghela napas dan menggeleng. Ia tidak ingin memikirkan ucapan teman sekelasnya barusan. Lagipula jika benar Yeon-jin menyukainya, itu urusan Yeon-jin. Bukan urusannya. Urusan Ayana saat ini adalah bisa bertemu dengan Doyoung, Mark dan Kun.
"Apapun urusannya, bujang NCT is number one," lirih Ayana lalu meraih penanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...