Hai semua,,,author kembali lagi nih dengan cerita baru.
Sebuah pernikahan terjadi di masa lalu, walau pernikahan dini namun tetap sah karena sang ayah si gadis yang menikahkan.
Kehidupan terus berputar dan saat si gadis dewasa sang suamipun ingin meresmikan pernikahannya.
Namun bagaimana jadinya jika pernikahan mereka terlupakan oleh sang gadis ,,,
Penasaran ???!! Yuk dibaca ,,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 》》 LETAKKAN DISITU
Tok tok tok
“Masuk !” Terdengar suara berat penuh wibawa membuat Nella segera membuka pintu. Ia tak ingin membuat sang bos yang terkenal dingin mengulang ucapannya.
“Permisi pak, tadi ada kurir yang mengantar paket buat bapak katanya penting,” Nella menyodorkan amplop ukuran besar berwarna coklat pada Niko.
“Letakkan disitu dan silahkan keluar.” Ucap Niko dingin dan datar membuat Nella segera melaksanakan perintah Niko.
Perlahan Nella menutup pintu dan menarik napas lega. Tingkah Nella membuat sudut bibir Reyna tertarik ke atas. Bosnya itu memang tak ada basa basinya. Amat sangat parah dinginnya pada makhluk yang bernama perempuan.
Reyna tetap melanjutkan pekerjaannya tanpa menyapa Nella yang juga sepertinya tak ingin mengganggunya yang sedang fokus bekerja. Lantai 5 memang tempatnya manusia-manusia yang hanya fokus pada pekerjaannya. Berbeda halnya penghuni lantai 4 sampai lantai 1 yang masih sempat bertegur sapa walau hanya sebentar.
Niko meletakkan pulpen dan menghentikan pekerjaannya. Fokusnya terpecah pada amplop yang dibawakan salah seorang karyawannya. Namanya tertulis dengan sangat jelas dan ia mengenali tulisan tangan tersebut.
Deg
Jantungnya seolah berhenti berdetak. Bukan kebiasaan Andhini mengirim seperti ini. Niko tak ingin percaya akan tetapi tulisan tangan Andhini sangat jelas dan nyata. Buru-buru ia membuka amplop tersebut. Matanya melotot menatap kertas tersebut.
“Surat cerai ??!!” Niko membaca kata demi kata dan memang benar kertas tersebut adalah surat cerai yang sudah ditanda tangani oleh Andhini. Niko beralih pada kertas berikutnya.
Dear abang tersayang
Maaf bang, jika aku pamit hanya melalui surat ini. Ada banyak hal yang membuatku tak lagi mampu untuk bertahan. Aku tau mungkin abang dan keluarga gak akan percaya begitu saja makanya aku sertakan bukti. Sebelum abang bertanya pada bang Satria tolong putar di laptop abang.
Oh ya bang, tolong jelaskan pelan-pelan pada bunda agar tak mengganggu kesehatan bunda. Mungkin bunda akan menyalahkanku tapi gak apa-apa jika mungkin suatu saat aku kembali dan meminta maaf secara langsung pada bunda. Tolong bilang ke bang Satria agar segera mengurus perceraian kami.
Yang terakhir, aku mohon maaf karena menguras habis isi kartu yang abang berikan. Untuk bekalku hidup sebelum mendapatkan pekerjaan.
Salam Sayang dari Adikmu.
Perasaan Niko seketika kacau setelah membaca surat adik yang sangat ia sayangi. Tanpa membuang-buang waktu Niko segera menyambungkan ke laptopnya dan menekan tombol playback.
Niko mengepalkan tangan selama menonton rekaman tersebut. Bahasa yang digunakan Linda sangat melukai perasaan. Pantas saja Andhini tak mau mempertahankan pernikahannya.
Dengan tergesa-gesa Niko keluar dari ruangannya, ia harus menemui Satria untuk mempertanggungjawabkan perbuatan Linda.
“Aku gak ada jadwal kan hari ini ?!” Mata merah Niko yang sedang menahan amarah membuat Reyna bergidik ngeri.
“E ,,, enggak ada pak,” Reyna tergagap, tanpa sadar tubuhnya bergetar hebat. Baru kali ini ia melihat bos perusahaan tempatnya bekerja semarah hari ini. Entah siapa yang memancing kemarahan harimau yang hibernasi.
Tanpa mengucap kata, Niko berlalu dari hadapan Reyna. Pria itu menghilang dibalik pintu besi berbentuk kotak tersebut.
“Hhffffffffttt,” Reyna meraup oksigen sebanyak-banyaknya melihat sang bos telah menghilang. Sedetik saja sang bos berdiri lebih lama dihadapannya mungkin Reyna akan pingsan karena kehabisan napas. Sungguh ia merasa ngeri melihat penampakan sang bos barusan.
Saat lift berhenti dilantai satu, Niko bagaikan terbang keluar dari kotak besi itu. Beberapa karyawan yang melihatnya hanya bisa melongo melihat kelakuan bos mereka yang tak biasa. Kesan tenang, dingin dan bossy sama sekali tak terlihat.
Niko melajukan mobilnya, ia menyetir sendiri padahal masih jam kantor. Sudah menjadi kebiasaan Niko jika masih jam kerja akan memakai supir ketika akan keluar kantor. Beda halnya jika ia akan pulang ke rumah maka ia akan menyetir sendiri.
Perjalanan yang terasa sangat lama akhirnya berakhir. Niko memasuki gerbang perusahaan milik keluarga Satria. Jadwal Satria hari ini adalah di perusahaan keluarga yang saat ini masih dikendalikan oleh om Beny. Dengan memarkir mobilnya asal Niko lalu masuk melewati meja resepsionis.
Sudah menjadi kebiasaan pria itu jika datang langsung ke ruangan Satria. Para karyawanpun sudah mengenalnya dengan baik.
Braaaakkkk
Pintu ruangan Satria terbuka secara kasar sehingga mengagetkan sang pemilik ruangan. Satria menatap wajah sahabat sekaligus kakak iparnya yang sama sekali tak enak dipandang.
“Ada ap ,,,,” Satria tak sempat menyelesaikan pertanyaannya karena angan Niko sudah mendarat sempurna pada wajahnya.
Bugggh bugggghh
“Kamu suami kurang ajar,,, ternyata selama ini adikku menderita bersamamu bangs**t !!!” Niko memukul Satria dengan membabi buta. Faiz yang akan masuk kedalam ruangan Satria terkejut melihat sang bos sedang dipukuli.
“Niko !!! Berhenti !!! Dia bisa mati !!!” Faiz memeluk Niko dari belakang. Asisten Satria yang juga sahabat Niko tak mengerti kenapa Niko bisa semarah itu.
Niko akhirnya duduk di sofa sambil menarik napas panjang agar emosinya mereda. Pun sama halnya dengan Satria. Pria korban penganiayaan tersebut membersihkan sudut bibirnya yang mengeluarkan cairan kental berwarna merah.
“Sekarang kalian bicara baik-baik. Jangan seperti anak kecil yang menyelesaikan masalah dengan adu jotos.” Faiz mengomeli kedua sahabatnya, yang satunya sudah babak belur dan yang lainnya masih menatap tajam korbannya.
“Tau tuh si Niko datang-datang langsung main pukul aja.” Meskipun kesakitan Satria tetap menimpali perkataan asistennya.
“Liat isinya, jangan sok tak bersalah !!” Niko mengambil map yang ia buang sembarangan saat memukul Satria.
Faiz yang memiliki tingkat kekepoan yang teramat sangat tinggi menyambar map tersebut. Ia penasaran karena kemarahan Niko hingga memukul Satria sebrutal itu. Faiz membuka diary dan baru membaca lembaran pertama matanya sudah melotot sempurna.
“Tunggu !! Kalian berdua duduk diam jangan ada yang bergerak. Om Beny harus dilibatkan ! Aku ke ruangan sebelah dulu.” Faiz melesat dengan cepat ke ruangan bos besar perusahaan mereka.
“Maaf om, keadaan darurat.” Faiz langsung masuk, tak ada ketukan dipintu seperti biasanya. Ia menemui om Beny dan menarik pria paruh baya itu agar mengikutinya.
“Ada apa nak, jangan bikin om jantungan,,,” Mau tak mau pria paruh baya itu mengikuti sahabat anaknya.
“Lho Satria ?! Wajahmu kenapa ?!” Om Beny menatap putra semata wayangnya lalu menatap Niko yang masih diam menatap tajam Satria.
“Aku juga gak tau pa, tiba-tiba aja dia datang langsung main pukul aja,,,” Disela-sela ringisannya, Satria terpaksa menjawab pertanyaan sang papa.
“Tunggu ,,, tunggu ,,, bukan salah Niko sepenuhnya. Om harus membaca ini,” Faiz menengahi perseteruan keduanya.
“Dan om harus memutar rekaman itu,” Niko akhirnya bersuara dengan nada yang sangat dingin membuat Faiz diam-diam bergidik ngeri. Selama pertemanan mereka, tak sekalipun Niko menampakkan kemarahan seperti barusan.
🍒🍒🍒🍒
SELAMAT PAGI DUNIA MAYA ,,,
JANGAN BOSAN YA DENGAN SAPAAN OTHOR
TERIMA KASIH ATAS DUKUNGAN DI BAB SEBELUMNYA
SEMOGA KITA SELALU SEHAT DAN SELALU DALAM LINDUNGAN-NYA
cantik cerdas dan mandiri ❤️❤️❤️