NovelToon NovelToon
Sistem Cashback Membuatku Kaya

Sistem Cashback Membuatku Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ayya story

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota metropolitan, adalah seorang pemuda yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan bullying. Setiap hari di kampusnya, ia menjadi sasaran ejekan teman-teman sekampusnya, terutama karena penampilannya yang sederhana dan latar belakang keluarganya yang kurang mampu. Namun, segalanya berubah ketika sebuah insiden tragis hampir merenggut nyawanya. Dikeroyok oleh seorang mahasiswa kaya yang cemburu pada kedekatannya dengan seorang gadis cantik, Calvin Alfarizi Pratama terpaksa menghadapi kegelapan yang mengancam hidupnya. Dalam keadaan putus asa, Calvin menerima tawaran misterius dari sebuah sistem Cashback yang memberinya kekuatan untuk mengubah hidupnya. Sistem ini memiliki berbagai level, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, di mana setiap level memberikan Calvin kemampuan dan kekayaan yang semakin besar. Apakah Calvin akan membalas Dendam pada mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayya story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permainan Kotor Gilang

Di sebuah ruangan mewah di salah satu hotel bintang lima, Gilang duduk di kursi dengan wajah gelap. Ia menatap layar laptopnya, membaca laporan keuangan perusahaannya yang semakin terpuruk.

"Bajingan... Semua rencana bisnis hancur gara-gara Calvin!" gumamnya sambil mengepalkan tangan.

Di depannya, seorang pria bertubuh kekar dengan wajah penuh bekas luka berdiri dengan sikap tegap. Namanya Riko, seorang preman bayaran yang terkenal karena kekejamannya.

"Bos, kalau lo butuh bantuan buat ngajarin bocah itu, gue siap," kata Riko dengan senyum licik.

Gilang menyipitkan mata, berpikir sejenak sebelum berbicara. "Aku ingin sesuatu yang bisa membuat Calvin menyerah... Kalau hanya memukulinya, itu tidak cukup."

Riko tertawa kecil. "Jadi, lo mau gua pake cara lain? Mungkin... menculik seseorang yang penting buat dia?"

Gilang terdiam sejenak, lalu tersenyum dingin. "Ibunya. Cari tahu di mana ibunya tinggal dan bawa dia ke sini. Aku ingin melihat bagaimana Calvin akan berlutut memohon."

Riko mengangguk. "Serahkan padaku."

Di Sisi Calvin Pagi itu, Calvin sedang duduk di meja makan bersama ibunya, Rina. Mereka menikmati sarapan dengan santai.

"Nak, akhir-akhir ini kamu sering pulang larut. Jangan sampai kesehatanmu terganggu, ya," kata Rina dengan penuh perhatian.

Calvin tersenyum, menenangkan ibunya. "Tenang, Bu. Aku baik-baik saja. Semua ini demi masa depan kita."

Rina pun mengangguk kecil sebagai tanggapannya,selesai sarapan Calvin pun berangkat ke kampusnya dengan mengendarai mobil mewahnya.

Saat ini Calvin berada Dikampusnya,Namun, tiba-tiba suara notifikasi di ponsel Calvin berbunyi. Ia mengambilnya dan melihat sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal:

"Jika kau ingin ibumu selamat, datang ke Gudang Tua di luar kota malam ini. Sendirian. Jangan coba-coba melapor ke polisi, atau kau akan menyesal."

Mata Calvin langsung menyala penuh kemarahan. Ia menoleh ke Adi temannya, yang masih asyik bermain ponsel.

"Adi... Aku harus pergi sebentar. Ada urusan penting," katanya dengan suara tenang.

Adi menatapnya dengan bingung.

"Apa tidak bisa nanti saja, Vin? Kamu baru saja sampai kan..."

Calvin memaksakan senyum.

"Maaf, Adi. Ini benar-benar mendesak."

Tanpa membuang waktu, Calvin masuk ke kamarnya dan segera memanggil Adrian.

"Adrian, lacak lokasi ibuku sekarang!"

[Ding! Pemindaian lokasi telah dimulai...]  

Adrian muncul dengan ekspresi serius. "Tuan, saya baru saja mendeteksi pergerakan mencurigakan. Beberapa pria tak dikenal mendekati rumah Tuan, Saya rasa mereka yang berencana menculik ibunda Anda."  

Calvin mengepalkan tangannya. "Beraninya mereka..."

Calvin segera keluar Kampus,saat sampai didepan rumahnya dan benar saja, di ujung jalan ada sebuah van hitam mencurigakan. Saat dua pria bertopeng keluar dari kendaraan itu, Calvin langsung bergerak.

[Ding! Teknik Bertarung Lv.2 telah aktif!]  

Pria pertama mencoba menarik Rina, tetapi Calvin lebih cepat. Dengan satu tendangan keras ke perutnya, pria itu terlempar ke belakang.

Pria kedua mencoba menyerang dengan pisau, tetapi Calvin menangkap tangannya, lalu memelintirnya ke belakang.

KRAK..!

Tulang pria itu patah, membuatnya menjerit kesakitan.

"Brengsek! Bocah ini lebih kuat dari yang kita kira!" teriak salah satu penculik.

Riko, yang mengawasi dari dalam mobil, menyadari bahwa rencana mereka gagal. "Sial! Mundur dulu!"

Van hitam itu langsung melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan rekan-rekan mereka yang sudah tak berdaya.

Calvin menatap tajam ke arah mobil yang pergi.

"Gilang, kau baru saja membuat kesalahan besar..."

Ia lalu menoleh ke ibunya. "Bu, kau baik-baik saja?"

Rina masih tampak terkejut, tetapi mengangguk.

"Apa yang terjadi, Nak? Siapa mereka?"

Calvin menggenggam tangan ibunya dengan lembut.

"Hanya orang jahat, Bu. Tapi tenang saja, aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu."

Dalam hatinya, kemarahan membara. Gilang sudah melewati batas. Sekarang, Calvin tidak akan hanya menghancurkan bisnisnya, tetapi juga membuatnya menyesali semua perbuatannya.

Gilang menatap layar laptopnya dengan tatapan gelap. Laporan dari Riko membuatnya geram usaha penculikan Rina gagal total.

"Brengsek!" Gilang membanting gelas wiski ke lantai. "Anak itu makin berbahaya. Riko, kau gagal total!"

Di seberang panggilan video, Riko terlihat cemas. "Bos, gua nggak nyangka Calvin sekuat itu! Dia ngalahin anak-anak gua dengan mudah."

Gilang menarik napas panjang, mencoba mengendalikan emosinya.

"Jangan buat alasan. Kalau metode kasar gagal, kita pakai cara lain."

Ia berpikir sejenak, lalu tersenyum licik. "Kita hancurkan dia secara sosial. Aku ingin semua orang berpikir kalau Calvin adalah penipu, pencuri, atau bahkan pemerkosa.

Riko mengerutkan kening. "Gimana caranya, Bos?"

"Gunakan media. Sebarkan berita palsu. Buat rekaman video yang bisa menjatuhkan reputasinya. Dan..." Gilang tersenyum dingin. "Aku akan gunakan orang dalam di kampusnya."

Setelah insiden penculikan, Calvin meningkatkan kewaspadaannya. Ia memasang kamera pengawas di sekitar rumah dan meminta Adrian memantau pergerakan mencurigakan.

Namun, saat ia baru sampai di kampus keesokan harinya, suasana terasa aneh. Banyak mahasiswa berbisik-bisik sambil menatapnya dengan jijik.

Calvin menyipitkan mata. "Apa lagi ini?"

Ia membuka ponselnya dan melihat notifikasi dari grup kampus. Ada sebuah video yang tersebar luas:

[Video Skandal Calvin Alfarizi]

Dengan alis berkerut, ia membuka video itu.

Di dalamnya, terlihat seorang gadis menangis dengan wajah penuh ketakutan. Ia mengaku bahwa Calvin telah mengancamnya dan mencoba melecehkannya.

"Dia bilang kalau aku nggak mau nurut, dia bakal menyebarkan fotoku... Aku takut..." kata gadis itu dengan suara gemetar.

Video berlanjut dengan tangisan si gadis, disertai dengan beberapa screenshot percakapan yang tampak seperti bukti ancaman dari Calvin.

Calvin mengepalkan tangan. "Ini jelas jebakan."

[Ding! Misi Terbuka: Bersihkan Nama Anda]  

[Deskripsi: Seseorang mencoba menjebak Anda dengan fitnah. Buktikan bahwa Anda tidak bersalah dan hancurkan dalang di balik ini. Hadiah: 50 Poin Sistem + Skill Investigasi Lv.3]  

Calvin menatap Adrian.

"Cari tahu siapa gadis ini dan siapa yang ada di balik video ini."

Adrian mengangguk. "Baik, Tuan. Berikan saya waktu lima menit."

Sementara itu, Calvin berjalan ke dalam kampus, menghadapi tatapan sinis dari para mahasiswa.

"Hei, Calvin! Apa yang kamu lakukan ke gadis itu?"  seru seseorang.

"Bajingan! Gue nggak nyangka lo sebrengsek ini!"

"Pantas aja tiba-tiba kaya! Lo pasti nyogok cewek buat nurut sama lo, kan?!"

Calvin menahan napas, mencoba tetap tenang. Namun, di dalam dadanya, amarah mulai membakar.

Tiba-tiba, dari arah lain, seorang gadis berjalan mendekatinya. Itu adalah Nadia, salah satu mahasiswa populer di kampus.

Calvin mengerutkan kening. Nadia tersenyum dingin.

"Calvin, aku sarankan kamu segera minta maaf sebelum semuanya semakin buruk."

Calvin menatapnya tajam. "Jadi ini permainanmu, Nadia?"

Nadia tersenyum, tetapi ada kebencian di matanya. "Aku hanya menegakkan keadilan."

Calvin mencibir.

"Keadilan? Atau hanya ingin menjilat seseorang yang menyuruhmu?"

Wajah Nadia berubah seketika. "Tutup mulutmu!"

[Ding! Investigasi Selesai]  

Adrian muncul dalam benak Calvin. "Tuan, gadis di video itu bernama Sinta, mahasiswi dari fakultas lain. Dia menerima bayaran dari seseorang untuk berpura-pura sebagai korban. Dan orang yang mengatur semua ini adalah..."

Calvin tersenyum dingin. "Gilang."

Calvin menatap Nadia dengan tatapan tajam. Kini, dia tahu pasti siapa dalang di balik fitnah ini.

"Nadia," Calvin berkata dengan suara rendah tapi menusuk.

"Aku akan membuktikan kebenaran, dan saat itu terjadi, kamu dan semua orang yang terlibat akan menyesal."

Nadia tersenyum sinis, tetapi ada sedikit kegelisahan di matanya.

"Silakan saja. Tapi siapa yang akan percaya padamu?"

Calvin tak menjawab. Dia berbalik dan berjalan pergi, sementara bisikan dan tatapan penuh kebencian masih mengiringinya.

Namun, dalam hati, dia sudah mengambil keputusan.

"Adrian," bisiknya dalam hati.

"Iya, Tuan?"

"Kita serang balik. Aku ingin semua bukti yang bisa menjatuhkan Gilang dan membongkar kebohongannya."

"Baik, Tuan. Beri saya waktu satu jam."

Satu jam kemudian...

Calvin duduk di kamar kosnya, menatap layar laptop. Adrian telah mengumpulkan bukti lengkap mulai dari rekaman transaksi Gilang yang mentransfer uang ke Sinta, percakapan asli yang menunjukkan bahwa Sinta hanya berpura-pura, hingga rekaman CCTV yang membuktikan bahwa Calvin bahkan tak pernah bertemu dengannya secara pribadi.

Senyum dingin terbentuk di wajah Calvin.

"Sekarang, kita buat mereka membayar."

Calvin menghubungi seorang temannya di media sosial kampus, seorang admin anonim yang terkenal suka membongkar skandal.

Dalam waktu lima belas menit, bukti-bukti itu tersebar luas di grup kampus.

[Fakta di Balik Fitnah terhadap Calvin Alfarizi]

Post itu langsung meledak.

"Astaga! Jadi ini semua fitnah?!"

"Gilang benar-benar busuk! Dia yang menjebak Calvin!"

"Kasihan Calvin! Kita sudah menuduhnya tanpa bukti!"

Calvin tersenyum puas. Namun, ini belum selesai.

BRAK!

Gilang membanting laptopnya dengan marah. "SIALAN! SIAPA YANG MENYEBARKAN INI?!"

Nadia, yang duduk di dekatnya, terlihat panik. "Gilang, kita harus lakukan sesuatu! Kalau tidak—"

Tiba-tiba, ponsel Gilang berdering. Itu dari ayahnya.

Dengan tangan gemetar, Gilang mengangkatnya. "Halo, Ayah?"

Suara di seberang terdengar dingin. "Gilang, pulang sekarang juga. Kita harus bicara."

Darah Gilang membeku.

Sementara itu, Calvin duduk dengan santai di kamarnya. Notifikasi dari Sistem berbunyi.

[Ding! Misi Selesai!]  

[Hadiah: 50 Poin Sistem + Skill Investigasi Lv.3]  

Calvin tersenyum dingin,Permainan baru saja dimulai.

1
Max Dillon
mc bodoh amat, orang sudah beberapa kali menyerang mc pun hanya sekadar membalas sahaja.... kalau di dunia nyata.... memang harus mc akan diserang setiap hari, siapa takut dengan mc, paling cedera sahaja, cuba patahkan kaki atau bunuh terus bagi effect jera pada pelaku.
Muhammad Fitri Zulkifli
Luar biasa
キャットマスター
nyimak dulu thor🔥
Chaidir Palmer1608
perang ini belum selesai justru ini awalnya APA SIH
Chaidir Palmer1608
si mc nya orang suci ya,dah tau dia mau dibunuh kok penjahatnya dilepasin aja sih,
Chaidir Palmer1608
jadi dia mau main kotor baiklah perang dimulai,berapa kali omongin gituan kapan aksinya
Pakde
up dong thor
Pakde
lanjut
Pakde
up dong
Pakde
lanjut thor
Pakde
up dong
Aisyah Suyuti
seru
Pakde
lanjut
Pakde
up dong
Pakde
lanjut
Pakde
up dong
Ay.sipit: siap kak,ditunggu ya
total 1 replies
Paulina al-fathir
di tunggu lanjutannya Thor👍👍😘
Ay.sipit: oke kak,ditunggu ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!