Menjadi seorang dokter adalah cita-cita dari seorang Hana Aulia. Ia diberkahi wajah yang cantik dan otak cerdas, sehingga ia terima di salah satu Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas yang terkenal.Suatu hari ibu Hana sakit dan tidak memungkinkan lagi untuk bekerja. Hana pun mengambil sebuah keputusan yang besar dalam hidup nya, ya dia terpaksa bekerja menjadi ART di sebuah keluarga yang kaya raya demi bisa melanjutkan kuliahnya kembali yang sudah semester akhir.
Aditya Wisnu adalah seorang pemuda tampan yang menganggap pernikahan adalah hal terakhir yang akan terpikir dalam hidupnya.Di usianya yang sudah memasuki 30 tahun belum ada satu wanita pun yang mampu menaklukan hatinya yang dingin, Tapi tidak demikian dengan mamanya yang selalu mendesak ia untuk segera menikah. Selalu berusaha mencarikan istri untuk putra bungsunya itu.
Akankah Hana bisa melanjutkan kuliah nya? apakah Aditya menemukan wanita yang bisa mengubah prinsip hidupnya dan mencairkan hatinya yang dingin?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Melya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Keputusan Aditya ( part 2)
Aditya menatap tajam Hana begitu mendengar jawaban darinya, tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir Aditya.
Hana dengan cepat mengemasi piring bekas makan Aditya dan melangkah meninggalkan kamar. Ia sangat sakit Hati mendengar tuduhan Aditya, walaupun dia orang miskin tapi ia juga punya harga diri. Ia memang miskin tetapi ia tak akan pernah menjual harga diri nya hanya karena uang. Ia berusaha untuk menahan air matanya, ia tidak ingin menangis di depan Aditya.
Langka Hana terhenti ketika mendengar suara AdityaAditya.
"Baik, kita akan menikah. Kalau kamu menikah karena ibumu, maka saya menikah karena mama saya."
Hana membalikkan tubuhnya, untuk beberapa saat mereka saling bertatapan. Tak ada yang bersuara. Hana memutar kembali tubuhnya dan berjalan keluar kamar.
***
Semua sudah duduk di meja makan ketika Hana sedang menyiapkan sarapan. Tak ada satu pun yang bersuara. Aldo pagi ini juga datang lebih cepat dari biasanya, karena ia kwatir dengan Keadaan Aditya kemarin.
"Kamu mau kemana, duduk dan sarapan la di sini, " ucap Aditya karena melihat Hana akan meninggalkan meja makan.
Hana sejenak memandangi mama dan papa Aditya, melihat mereka menganggukan Kepala, Hana menarik kursi yang agak jauh dari Aditya.
" Duduk di sebelah saya," perintah Aditya tanpa melihat Hana.
Hana hanya menuruti perintah Aditya, karena sekarang bukan saatnya untuk berdebat.
Papa, mama dan Aldo mereka hanya saling pandang melihat sikap Aditya. Mereka melanjutkan sarapan tanpa ada yang bersuara.
" Saya akan menikahi Hana," ucap Aditya setelah menyelesaikan sarapannya.
Semua orang yang ada di meja makan terkejut mendengar ucapan Aditya.
"Tapi dengan satu syarat tidak ada resepsi, pernikahan hanya akan di hadiri keluarga kita dan Hana, " lanjut Aditya.
Ia melangkah meninggalkan meja makan begitu menyelesaikan ucapannya. Aldo mengikuti Aditya dari belakang tanpa bersuara.
Hana masih terdiam di tempat duduknya. Mama Aditya menghampiri nya,
" Kamu tidak apa-apa kan sayang? "tanya beliau lembut.
"Saya baik-baik saja Nyonya, " ucap Hana pelan.
Mama Aditya duduk di samping Hana, kemudian ia memutar tubuh Hana untuk menghadapnya. Ia menggenggam tangan Hana dan berkata,
" Maafkan sikap Adit, ya, mulai sekarang panggil saya mama sama seperti Adit, karena sebentar lagi kamu akan menjadi menantu saya."
Hana hanya menganggukan kepalanya, ia tidak pernah membayangkan ini akan terjadi dalam hidupnya, pernikahan yang seharusnya menjadi hal yang paling membahagiakan, tetapi tidak dengan pernikahan yang akan mereka lakukan karena terpaksa dan tidak ada cinta.
Hana hanya dapat menangis di dalam kamar nya. Tak ada yang dia sesali mungkin ini sudah garis takdir yang tertulis untuknya.
***
Hari pernikahan telah di tentukan, minggu depan mereka akan menikah. Mama Aditya yang menyiapkan semua kebutuhan pernikahan. Mama Aditya tidak punya pilihan lain, ia terpaksa menyetujui persyaratan Aditya. Aditya mau menikah saja ia sudah sangat bersyukur.
Karena tidak ada resepsi maka persiapan yang dilakukan tidaklah terlalu merepotkan. Baju untuk akat sudah di pesan oleh mama Aditya, kemarin Hana sudah fiting kebayanya walaupun tanpa di temani Aditya.
Hana tak pernah membantah, ia hanya mengikuti keinginan mamanya Aditya, beliau terlihat sangat bahagia. Melihat beliau yang semangat Hana merasa terharu sangat di sayangi calon mertuanya. Ia tidak pernah memandang status sosial Hana.
Kemarin beliau dan papanya Aditya berkunjung ke rumah Hana untuk melamar Hana pada ibunya. Karena kondisi ibu Hana yang masih lemah, pernikahan terpaksa di lakukan tanpa dihadiri pihak keluarga Hana. Bibi Hana pun tidak bisa datang karena tidak ada yang menjaga ibu nya.
Hana hanya meminta restu kepada ibunya melalaui telpon, ia tidak bisa mengunjungi ibunya karena waktu yang mepet. Hana juga meminta restu kepada bibi dan adik-adik nya.
"Apakah calon suami kakak mencintai kakak?" tanya Lana.
" Kadang pernikahan dilakukan orang yang sudah saling mencintai sebelum mereka menikah, tapi terkadang pernikahan di lakukan tanpa cinta, tapi mereka jatuh cinta ketika sudah menikah, dan pernikahan itu pada akhirnya akan sama bahagianya."
Bersambung.