Nazeera, seorang wanita cantik dan pintar, hidup dalam kesendirian setelah di khianati dan tinggalkan oleh suaminya. Namun, kehidupannya berubah drastis setelah di pertemukan dengan pria tampan yang merupakan seorang Presdir sebuah perusahaan besar.
Devan, yang selalu memprioritaskan perusahaan nya di desak untuk segera menikah oleh ibu nya mengingat dengan usianya yang sudah hampir menginjak kepala tiga. Akhirnya ia memutuskan untuk menikahi Nazeera dan menjadikannya sebagai istri rahasia yang di sembunyikan dari publik.
Namun walau begitu, tetap saja Intan menjodohkan Devan dengan banyak wanita lain karena tidak pernah setuju dengan pernikahannya bersama Zeera.
Lalu bagaimana dengan Zeera? akankan ia bertahan pada pernikahan ke-dua nya? atau justru memilih untuk meninggalkan Devan karena selalu di benci oleh ibu mertuanya?
Yuk simak ceritanya . . .
jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak berupa like, komen dan gift ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiechi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Tok tok tok ...
Zeera membuka pintu kamarnya dan terlihat Bu Anna yang berdiri disana dengan membawa sebuah kotak di tangannya.
"Maaf non, saya mau memberikan ini dari pak Devan." Ucap Anna memberikan kotak tersebut.
Setelah menerima kotak itu, Zeera kembali masuk kedalam kamarnya dan menaruh benda itu di atas ranjang nya. Selang hitungan menit ponsel Zeera berdenting sebuah pesan masuk disana.
["Pakai itu, aku jemput jam tujuh malam nanti."]
Nazeera segera membuka kotak itu dan melihat sebuah gaun berwarna hitam tanpa lengan, "apa ini gak terlalu terbuka? atau ... Jangan-jangan dia suka wanita berpakaian seksi lagi." Gumam Zeera menatap gaun yang di pegang nya.
Kling!
Ponsel Zeera kembali berdenting, kali ini bukan dari Devan melainkan Riko yang mengirimkan pesan pada Zeera.
["Malam ini bisa temani aku?"]
["Maaf, sepertinya malam ini gak bisa."]
Zeera kembali menaruh ponselnya dan bergegas ke kamar mandi karena waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Zeera membersihkan tubuhnya dan melakukan perawatan mulai dari wajah, rambut hingga tubuh nya agar selalu terlihat fresh dan wangi.
Tanpa menggunakan sebuah salon, Zeera memoles wajahnya sendiri dengan make up yang di milikinya, ia juga menata rambutnya yang di gulung ke atas menggunakan jepitan yang terlihat begitu cantik. Tidak lupa dengan aksesoris sebuah kalung dengan liontin blue diamond yang hanya ada satu dan di buat oleh tangan profesional dengan harga miliaran.
"Walau gak tau akan pergi kemana, tapi dengan pakaian seperti ini sudah pasti Devan mengajak ku ke acara penting." Ucap Zeera yang masih bercermin.
Tidak lama terdengar suara ketukan pintu, Zeera yang sudah siap, segera membuka pintu kamarnya dan terlihat Devan berdiri disana dengan pakaian yang sudah rapi. Pria itu menatap Zeera dengan penuh kekaguman melihat wajah cantik sang istri yang begitu memukau seolah telah menghipnotisnya.
"Kenapa menatap ku seperti itu? Ada yang aneh kah?" Tanya Zeera.
"Gak papa, ayo!" Sahut Devan yang langsung menggandeng Zeera.
Mobil yang di kemudikan Aldi berhenti tepat di depan sebuah gedung yang sudah di gelar red karpet serta beberapa wartawan uang sudah siap dengan kamera nya masing-masing.
Sengaja Zeera menyuruh Devan untuk turun lebih dulu yang kemudian di ikuti oleh Zeera dan Aldi di belakang nya. mereka bertiga bergegas masuk ke dalam gedung tersebut yang sudah terdapat banyak orang disana.
Acara malam ini merupakan acara penting untuk keluarga Santoso yang akan bekerjasama dengan Asterion group. Malam ini akan di adakan teken kontrak secara resmi yang akan di lakukan oleh kedua belah pihak.
Semua mata tertuju pada Zeera yang muncul di belakang Devan, pesona wanita itu memang cantik, namun tidak ada satupun dari mereka yang menyangka jika ia adalah istri sah Devan.
"Tunggu disini sebentar, aku kesana dulu." Ucap Devan yang di angguki oleh Zeera.
Devan melangkah menghampiri beberapa rekan bisnis nya dan sedikit berbincang disana bersama dengan Aldi. Sementara dengan Zeera, ia mengambil satu gelas minuman dan berdiri di depan sebuah meja menikmati minumannya.
"Lihat lah siapa ini yang masih bisa berlagak." Ucap Fani yang di gandeng oleh Ragil.
"Pria tua mana yang kau dekati hingga bisa masuk kesini?" Ragil tersenyum miring melihat Zeera.
"Sama sekali bukan urusan mu!" Sahut Zeera yang berbalik dan hendak pergi.
Namun, dengan segera, Fani menarik lengan Zeera dan mendorong nya hingga gadis itu terjatuh. Wanita itu tersenyum miring melihat wajah Zeera yang menurutnya sangat menyedihkan.
"Dengan wajah mu yang menyedihkan seperti ini kau bahkan masih bisa pamer cincin berlian palsu, ckckck miris sekali hidup mu. Sepertinya setelah aku tinggal, kamu menjadi benar-benar gelandangan." Cibir Ragil.
Zeera mengepalkan tangannya, ia kembali beranjak dengan tatapan yang benar-benar penuh emosi. Zeera mengangkat sudut bibirnya membentuk seringai ketika ia menatap mantan suaminya yang terlihat menjijikan.
"Aku gak akan membiarkan pembunuh seperti mu hidup dengan bahagia. Suatu saat nanti, aku akan membuat mu bertekuk lutut dan meminta ampun atas apa yang sudah kamu lakukan, Ragil!" Dengan suara yang menekan dan penuh amarah, Zeera mengatakan itu.
Plaaakk!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Zeera, wanita itu memang pipi nya yang terasa panas dan menatap tajam Ragil yang benar-benar sudah sok berkuasa disana.
"Kamu pikir kamu siapa bisa mengancam ku, hm?" Ragil mendekatkan wajahnya dengan sok berkuasa, "Perhatian semuanya, lihat lah wanita yang tidak tahu malu ini, dia bahkan rela menggugurkan kandungan nya demi pria kaya." Sambung Ragil memberikan pengumuman dengan memutar balikan fakta.
Semua mata tertuju pada Zeera, saat ini mental nya masih belum baik-baik saja setelah apa yang di lakukan oleh Ragil tempo dulu.
"Jangan memutarbalikkan fakta, Ragil! Kau sendiri yang udah membunuh calon bayi kita." Bentak Zeera.
"Ckckck ... siapa yang akan percaya dengan omong kosong mu, hm? Kau bahkan melakukan itu di depan ku dan meninggalkan ku begitu saja, beruntungnya aku di pertemukan dengan Fani yang jauh lebih baik dari mu hingga aku tidak perlu menggila memikirkan mu yang tidak berguna."
Plaakk!
Kali ini dengan berani, Zeera membalas tamparan Ragil.
"Lancang! beraninya kamu menampar suamiku!" Fani sudah bersiap membalas tamparan Zeera, namun berhasil di tahan oleh Devan.
Fani begitu kaget ketika Devan yang sudah melindungi Zeera.
"Siapa yang sudah berani mengusik orang ku, maka dia akan tau sendiri akibatnya." Ucap Devan dengan suara yang terdengar dingin.
Devan menoleh ke arah Zeera, begitu juga sebaliknya. Wanita itu memberikan kode pada Devan agar tidak mengakui hubungan nya saat ini. Devan menepiskan lengan Fani yang semula di cengkram nya dengan erat hingga membuat Fani sedikit merintih memegang pergelangan tangannya.
"Ada apa ini ribut-ribut?" Seorang pria tua datang menghampiri mereka.
Melihat Devan yang berisi disana, Eric Santoso segera membungkuk untuk memberikan hormat.
"Seperti ini kah cara mu mendidik putri mu?" Ucap Devan dengan raut wajah dingin.
"Maaf, apa dia sudah menyinggung mu? Aku sendiri yang akan memberikannya pelajaran."
Zeera menarik ujung jas Devan seperti anak kecil, ia memberikan isyarat pada Devan agar tidak membesarkan masalah itu. Melihat wajah Zeera yang menggemaskan, Devan pun tidak mempermasalahkan itu kembali. Ia menyuruh Aldi untuk membawa Zeera dan menemaninya selama acara berlangsung.
Beberapa orang disana membicarakan Devan yang di ketahui sudah menikah, namun masih membela wanita lain secara terang-terangan.
"Nona gak papa?" Tanya Aldi.
Zeera menggelengkan kepalanya.
"Kenapa gak mengatakan yang sebenarnya aja sih? dengan begitu tidak ada yang akan bisa menindas mu."
"Belum saatnya, aku gak mau reputasi Devan turun hanya karena menikahi seorang janda."
"Kau bahkan masih memikirkan hal itu, sungguh pak Devan tidak salah dalam memilih pasangan."
Zeera hanya tersenyum mendengar itu. Setelah acara penandatanganan selesai, Devan bergegas mencari Zeera. Ia membelai pipi kiri Zeera yang masih terlihat sedikit merah.
"Apa itu sakit?"
Zeera tersenyum seraya menggelengkan kepalanya, "gak papa."
"Maaf, aku belum bisa melindungi mu dengan baik." Ucap Devan yang masih membelai pipi Zeera.
"Sudahlah, gak perlu membahas masalah ini. Semua masalah ku, kau tidak perlu cemas, cepat kembali, mereka masih menunggumu."
"Tunggu disini sebentar, aku akan segera kembali." Ucap Devan tersenyum sebelum meninggalkan Zeera.
***
TBC. . .