NovelToon NovelToon
Pelacur Milik Sang CEO

Pelacur Milik Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Mengubah Takdir
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: lestari sipayung

Ayla, pegawai biasa yang diangkat menjadi resepsionis di perusahaan terkenal, terpaksa menjadi wanita malam demi biaya pengobatan adiknya. Di malam pertamanya, ia harus melayani pria yang tak disangka—bosnya sendiri. Berbeda penampilan, sang CEO tak mengenalinya, tapi justru terobsesi. Saat hidup Ayla mulai membaik dan ia berhenti dari pekerjaan gelapnya, sang bos justru terus mencari wanita misterius yang pernah bersamanya—tanpa tahu wanita itu ada di dekatnya setiap hari. Namun, skandal tersebut juga mengakibatkan Hana hamil anak bosnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lestari sipayung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Debat Singkat

Kenzo yang awalnya terkejut karena mendengar suara dingin itu, langsung menghela napas panjang begitu menyadari bahwa suara tersebut ternyata berasal dari Leo. Tatapannya pun segera beralih pada wanita di sampingnya. Dengan cepat, dia menyunggingkan senyum manis, seolah menyembunyikan kegelisahan yang sempat muncul. Tak ingin membuat suasana menjadi canggung, Kenzo segera menarik Leo menjauh dari tempat mereka berdiri.

Dengan suara tertahan, Kenzo menatap Leo tajam, lalu berkata dengan nada kesal namun tetap pelan agar wanita itu tidak mendengar, "Tidak bisakah kau memberiku waktu untuk mengurus kehidupanku sendiri, Leo?"

Leo, yang tampak bingung dengan sikap Kenzo, mengerutkan kening sebelum akhirnya bertanya balik dengan nada heran, "Memangnya kenapa?"

"Kau tidak lihat wanita itu?" ujar Kenzo sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Leo dengan nada suara yang terdengar menggoda. "Dia sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarga kita," lanjutnya sambil menyunggingkan senyum penuh percaya diri. Gaya bicaranya yang santai membuat Leo hanya bisa mendelik kesal menahan respons.

"Dia kekasihmu?" tanya Leo, menaikkan sebelah alisnya, ekspresinya mencerminkan rasa tidak percaya sekaligus ingin tahu.

Kenzo dengan sigap mengangguk cepat, seolah ingin menegaskan pernyataannya tanpa ragu sedikit pun. "Tepat sekali," jawabnya mantap. Lalu dengan suara yang kini terdengar lebih tegas dan sedikit mengancam, ia menambahkan, "Jadi, jangan ganggu kami, oke!"

Leo masih belum puas. Pandangannya kemudian beralih ke arah Ayla yang berdiri diam, memperhatikan mereka dengan tatapan tenang namun penuh tanda tanya. "Jadi karena ini kau menyuruh wanita kampungan itu ikut?" tanyanya lagi, nada suaranya tajam, jelas mengandung sindiran.

“Maksudmu Ayla? ...Ah, kau juga benar,” ujar Kenzo sambil mengangkat bahunya, seolah menyerah pada kenyataan yang baru disadarinya juga.

Namun Leo, yang masih menahan rasa kesal, memilih untuk mengalihkan pembicaraan ke hal yang menurutnya lebih penting. “Haiss, sebelum itu jawab dulu pertanyaanku. Kenapa kau tidak memberitahuku kalau Nyonya Ria juga hadir di sini?” tanyanya dengan tatapan penuh tuntutan, nadanya terdengar serius.

Kenzo menghela napas sebelum menjawab. “Aku juga baru tahu, Leo. Aku mendapat kabar itu secara mendadak, tidak ada pemberitahuan sebelumnya,” jelasnya cepat sambil sedikit menoleh ke arah tempat wanita itu berdiri. “Jadi ya sudah, ya. Pergilah jauh-jauh dari sini dulu. Dan kau, lebih baik pulang sendiri. Aku harus mengantarnya pulang,” ucap Kenzo, kali ini lebih tegas, menandakan bahwa ia tidak ingin diskusi itu berlanjut.

Tanpa menunggu reaksi dari Leo, Kenzo segera membalikkan badan dan melangkah menuju wanita anggun yang sedari tadi berdiri tenang. Setibanya di hadapannya, Kenzo melemparkan senyum manis yang penuh perhatian, lalu menatap wajah wanita itu dengan lembut.

“Mau minum?” tanyanya dengan nada hangat dan lembut. Wanita itu pun mengangguk pelan, senyumnya tipis namun menenangkan. Tanpa banyak kata, keduanya kemudian berjalan beriringan, memilih pergi ke tempat yang lebih tenang untuk menikmati minuman bersama.

Leo hanya bisa menggelengkan kepala pelan saat menatap punggung Kenzo dan wanita anggun itu yang semakin menjauh. Ada perasaan tak nyaman yang tidak bisa ia jelaskan, namun ia memilih untuk diam. Tapi sebelum pikirannya melayang terlalu jauh, tiba-tiba Ayla membuka suara, memecah keheningan.

“Wanita itu kekasih Pak Kenzo, ya Pak?” tanyanya lugas, tanpa sedikit pun keraguan dalam suaranya.

Leo, yang masih belum sepenuhnya fokus, menjawab spontan, “Sepertinya.”

Ayla mengangguk pelan, lalu dengan cepat menepis rasa penasaran yang sempat menggelayutinya. “Ah sudahlah, ayo kita temui Nyonya Ria,” ajaknya ringan.

Di tengah keramaian para tamu yang sibuk bersosialisasi dan berbincang, Leo langsung bisa mengenali sosok wanita dewasa yang berdiri membelakangi mereka. Dengan cara bicaranya yang khas dan sikap anggun yang tak bisa disembunyikan, Leo yakin wanita itu adalah orang yang sedang mereka cari sejak tadi.

“Kau tahu dia siapa?” tanya Leo, pandangannya masih tertuju pada wanita itu yang tengah sibuk bercengkrama dengan para tamu penting lainnya. Gesturnya tenang, tapi aura yang dipancarkannya begitu kuat.

“Siapa, Pak?” tanya Ayla, kini mulai penasaran. Ia memperhatikan wanita itu dengan seksama. Ada sesuatu yang membuatnya tertarik—mungkin karena sikap Leo dan Kenzo yang seolah sangat menghormatinya, atau mungkin karena penampilan wanita itu sendiri yang memancarkan wibawa.

“Dia dijuluki Ratu Bisnis,” jelas Leo tanpa menoleh. “Dia mantan istri salah satu tetua besar yang dikenal sebagai Raja Bisnis. Percayalah, kau tidak akan mengenalnya,” lanjutnya datar, namun sarat informasi.

Ayla mengangguk paham, walau hatinya masih dipenuhi rasa ingin tahu. “Dia terlihat masih sangat cantik,” gumamnya perlahan, seolah berbicara pada dirinya sendiri.

“Ah, apa yang tidak bisa dilakukan dengan banyak uang, ya kan, Pak?” tambah Ayla tanpa sadar, nada suaranya terdengar seperti mengagumi dan menyindir sekaligus.

Mendengar itu, Leo menoleh sejenak dan menatapnya geli, sedikit tersenyum. “Hentikan omong kosongmu. Ayo!” ujarnya dengan nada malas menanggapi, lalu mulai melangkah mendekat.

Dengan langkah mantap, Leo berjalan menuju sosok yang selama ini disebut-sebut. Ayla mengikutinya di belakang, tak kalah penasaran.

“Em, halo Nyonya Ria,” sapa Leo ketika akhirnya mereka berdiri cukup dekat. Suaranya terdengar sopan dan percaya diri.

Nyonya Ria menghentikan obrolannya sejenak, lalu menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Tatapannya tajam namun penuh wibawa. Keningnya berkerut, mencoba mengingat wajah pria muda yang kini berdiri di hadapannya.

“Leo, kan?” tanyanya perlahan.

1
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!