Dor,,, dor
"Dasar wanita bodoh" ucap Alex.
"K-kenapa?"ucap Saviera terbata-bata.
"Sayang, apakah masih lama? aku sudah tidak sabar untuk menikmati harta kekayannya ini loh" ucap Alexsa.
Saviera dan Lexsa merupakan sahabat, akan tetapi Alexsa tidak pernah senang dengan apa yang Saviera dapatkan.
"K-kau menusuk ku Lex-sa" ucap Saviera terbata-bata.
"Kau itu adalah perempuan bodoh yang pernah aku temui,, hahahah" tawa Alexsa menggema di ruangan itu.
Dor,,,
Tembakan terakhir, berhasil membuat Saviera kehilangan nyawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Group Beban
"Tenanglah Monica" ucap Saviera menenangkan Monica.
"Kok bisa?" tanya Jenifer bingung, karna baginya ini pengalaman pertama dalam hidupnya melihat ada transmigrasi arwah. Ia mengira itu cuma ada di dongen saja.
"Panjang ceritanya, namun intinya berita tentang kematian gue itu semuanya di rekayasa oleh Alex dan mantan sahabatku itu" jelas Saviera.
"Pantas saja, dua manusia itu terlihat sedih tapi sesekali gue melihat mereka tersenyum bahagian" ucap Rosa yang tak sengaja melihat Alex dan Alexsa tersenyum bahagia.
"Hum,,,, kedua makhluk itu merencanakan kematian gue dengan tujuan untuk memiliki harta yang gue,,, namun hasilnya malah 0 besar" ucap Saviera puas.
"Pokoknya kita harus balas mereka" ucap Monica yang sudah tenang.
"Tentu,,,, tapi sebelum itu gue akan menyelesaikan misi terlebih dahulu" ucap Saviera.
"Misi? misi apa Ra?" tanya Rosa penasaran.
"Misi balas dendam pemilik tubuh ini dan memulihkan citranya kembali" ucap Saviera.
"Eh ia sampe lupa, kok bisa lu transmigrasi ke tubuh ini Ra" tanya Jenifer.
"Jiwa pemilik tubuh ini sudah menyerah, dia menyerah dengan pertarungannya di dunia ini,,, karna gue dan dia adalah satu alhasil gue yang menggantikannya" ucap Saviera.
"Ooo,,,, terus siapa nama pemilik tubuh ini?" tanya Jenifer lagi.
"Saviera, namanya sama dengan nama gue" jelas Saviera.
"Hmmm,,,, terus apa rencana lu sekarang Ra" tanya Monica yang sedari tadi menyimak pembicaraan ketiga temannya itu.
"Untuk sekarang gue akan mengambil alih harta gue di raga sebelumnya,,, serta gue akan melatih daya tahan tubuh ini" ucap Saviera. Karna pemilik tubuh sebelumnya lemah, jadi ia harus meningkat daya tahan tubuh itu dengan berolahraga.
"Lalu bagaimana dengan klan? Kita tidak bisa membiarkan klan terlalu lama tanpa pemimpin" ucap Rosa yang teringat klannya saat ini.
"Gue minta kalian untuk mengumumkan kalau pemimpin klan akan kembali dan gue harap selama gue pemulihan, klan kita jangan ada perang terlebih dahulu" ucap Saviera yang mengingat daya tahan tubuh sekarang tidak sama dengan tubuhnya Saviera yang asli.
"Ok,," ucap Rosa.
"Apa kita akan menetap di sini Sa?" ucap Monica kepada Saviera. Panggilan singkat Monica dengan dua temannya yang lain berbeda, karna Monica lebih dekat ke Saviera dan di manja oleh Saviera sehingga membuat Monica memanggil Saviera dengan panggilan 'Sa'.
"Kalian akan menetap di sini dan sepertinya kalian akan tinggal di sebuah mention yang letaknya tidak jauh dari dari rumah gue" ucap Saviera kepada ketiga temannya itu.
"Ok, mention itu akan kami urus" ucap Jenifer.
" Dan satu lagi, gue minta kalian untuk masuk ke universitas Gunadarma di kota ini, karna pemilik tubuh ini salah satu mahasiswi di kampus itu" ucap Saviera.
"Kuliah lagi ni ceritanya" ucap Monica, Monica kurang suka dengan nama pendidikan, ia lebih suka belajar menembak dari pada belajar dengan berbagai macam teori.
"Nurut aja udah Mon" ucap Jenifer kepada temannya itu.
Akhirnya Monica menuruti apa yang di perintahkan Saviera kepada mereka. Meskipun sedikit berat bagi Monica tapi itu semua penting nantinya.
Setelah selesai berbincang-bincang Saviera dan ketiga temannya memutuskan untuk kembali ke penginapan masing-masing. Untuk sementara Monica, Jenifer dan Rosa akan menginap di hotel seraya mereka selesai mengurus surat jual beli mention yang terletak tidak jauh dari rumah Saviera.
Rumah Saviera itu bisa termasuk mention juga cuma lebih besaran mantion yang mereka beli. Tepatnya yang membeli itu Saviera menggunakan uangnya yang ada di klan.
*****
Saat ini Saviera sudah berada di apartemen miliknya, ia baru saja mendapatkan kabar kalau saudara tirinya itu sedang berbelanja di salah satu moll yang berada di kota I.
Karna Saviera tidak tahan dengan sikap saudara tirinya yang suka menghambur-hamburkan harta milik ayahnya membuat Saviera bertekat akan secepat mungkin memulihkan tenaganya.
*****
Hari demi hari terus berlanjut, notif aplikasi hijau di handphone Saviera juga tidak berhenti. Saviera yang sibuk dengan berolahraga akhirnya bisa memulihkan kekuatannya kembali. Ia melakukan olahraga ketat pada tubuhnya saat ini.
Karna notif tidak kunjung berhenti pada hari ini, akhirnya Saviera memutuskan untuk mengecek isi notif itu. Ada banyak pesan masuk ada dari ketiga temannya itu, ada dari saudara tirinya dan ada dari ayahnya yang mengatakan renovasi kamarnya sudah siap, ada dari group yang menurut Saviera itu group beban pasalnya di dalam group itu terdapat beberapa cewek yang menjadi teman dari pemilik tubuh ini namun mereka tidak benar-benar tulus berteman dengan Saviera.
"Saviera,,, Lo kemana aja sih? Udah beberapa hari gak masuk, tugas kami numpuk ni"
"Ia Saviera, apa lu mau kami keluarin dari pertemanan ini?"
"Kalau lu gak masuk juga besok, lu gue keluarin dari group ini dan dari circle pertemanan kami"
Kira-kira itu lah isi group itu, Saviera yang melihat group itu yang di isi oleh empat orang dan ke empat-empatnya cuma memanfaatkan dirinya.
"Tunggu saja kedatangan gue besok" ucap Saviera yang sudah siap untuk masuk ke kampus di hari Senin.
"Weeehhh,,, kalian perhatikan gak? Kalau profil picture media sosial Saviera sudah berubah"
"Ih ia, gue baru liat,,, @Saviera lu mau ngapain? Masih mau menggoda Jeremy? Dia sudah menjadi milik @Lili"
"Sepertinya Saviera belum ikhlas melihat aku dan Jeremy menjalin hubungan, padahal aku orang yang pertama menyukai Jeremy"
"Cih,,,, @Saviera lu murahan banget sih, lu mau merebut cowok dari teman lu sendiri?"
Itu lah pesan yang baru masuk dari group itu.
"Hahahahah,,,, Saviera sepertinya kau salah memilih teman" ucap Saviera kepada tubuhnya.
Meskipun pesan-pesan di group itu mengatakan ia murahan, tidak sedikit pun Saviera merespon atau pun membalas perkataan mereka. Karna bagi Saviera untuk melawan itu harus menghadapi orangnya langsung, bukan seperti ini.
"@Saviera,,, lu gak usah sok-sok cuek, gue tau lu udah baca pesan kami"
"Benar,,, mungkin dia malu karna masih mengincar pasangan temannya sendiri"
"Cih,,, berisik sekali" ucap Saviera lalu matikan notifikasi group itu.
Saviera tidak berniat untuk membalas pesan itu karna ia mempunyai rencana tersendiri.
*****
Malamnya, Saviera pun sudah sampai di rumahnya itu.
"Sudah siap" tanya Saviera kepada Gunawan yang sedang duduk di sofa di ruang keluarga.
"Hmm" ucap Gunawan.
Tanpa banyak tanya, Saviera langsung pergi menuju kamarnya. Sedangkan Gunawan yang melihat punggung putrinya itu merasa sedih dengan perubahan putrinya. Karna selama ini, Saviera selalu mengemis perhatiannya namun tak kunjung ia berikan kepada, malah ia sibuk memperhatikan anak tirinya dari pada putri kandungnya itu.
"Mas,,, kenapa" tanya Nola.
"Tidak ada,,," ucap Gunawan lalu beranjak hendak keruang kerjanya yang terdapat di lantai dua.
"Mas mau kemana?" tanya Nola yang melihat suaminya itu akan pergi.
"Ruang kerja" ucap Gunawan singkat lalu pergi meninggalkan istri dan anak tirinya itu.