NovelToon NovelToon
Aku Cinta Kamu, Dia, Dan Mereka

Aku Cinta Kamu, Dia, Dan Mereka

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi
Popularitas:231
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Ibadurahman

Di sebuah sekolah yang lebih mirip medan pertarungan daripada tempat belajar, Nana Aoi—putri dari seorang ketua Yakuza—harus menghadapi kenyataan pahit. Cintanya kepada Yuki Kaze, seorang pria yang telah mengisi hatinya, berubah menjadi rasa sakit saat ingatan Yuki menghilang.

Demi mempertahankan Yuki di sisinya, Ayaka Ito, seorang gadis yang juga mencintainya, mengambil kesempatan atas amnesia Yuki. Ayaka bukan hanya sekadar rival cinta bagi Nana, tapi juga seseorang yang mendapat tugas dari ayah Nana sendiri untuk melindunginya. Dengan posisi yang sulit, Ayaka menikmati setiap momen bersama Yuki, sementara Nana harus menanggung luka di hatinya.

Di sisi lain, Yuna dan Yui tetap setia menemani Nana, memberikan dukungan di tengah keterpurukannya. Namun, keadaan semakin memburuk ketika Nana harus menghadapi duel brutal melawan Kexin Yue, pemimpin kelas dua. Kekalahan Nana dari Kexin membuatnya terluka parah, dan ia pun harus dirawat di rumah sakit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ibadurahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35.

...Yuki Kaze ...

Yuki sudah berada di apartemen Ayaka ketika tiba-tiba dadanya terasa sesak. Napasnya tersengal, dan kepalanya mulai berdenyut hebat. Seakan ia punya pirasat bahwa Nana dalam bahaya. "Ugh,,, !"

Rasa sakit itu datang begitu saja. Ingatan demi ingatan melintas di kepalanya, potongan gambar yang tidak jelas, suara-suara yang samar, dan perasaan yang bercampur aduk.

Ia melihat sosok seseorang, seorang gadis dengan rambut hitam panjang, berdiri membelakanginya. Lalu suara samar yang memanggil namanya. "Yuki,,,,"

Siapa itu?, Kenapa dadanya terasa sesakit ini?

Ayaka, yang sedang berada di ruangan yang sama, langsung panik ketika melihat Yuki memegang kepalanya dan mengerang kesakitan. "Sayang, kamu kenapa!?" tanyanya cemas, berusaha mendekati Yuki.

Namun, Yuki tidak menjawab. Ia hanya terus mengerang, napasnya tersengal-sengal, tubuhnya bergetar hebat. Dan dalam hitungan detik, ia pingsan.

"Yuki!"

Ayaka segera membawa Yuki ke rumah sakit. Begitu tiba, Yuki langsung dibawa ke UGD. Ayaka berjalan mondar-mandir di depan ruang perawatan, perasaan cemas menghantuinya.

Tak lama kemudian, seorang dokter keluar. Ayaka langsung mendekat. "Dok, sebenarnya apa yang terjadi?" tanyanya.

Dokter itu menatap Ayaka sejenak sebelum menjawab, "Ini akibat terlalu memikirkan masa lalunya. Namun, sekarang kondisinya sudah stabil. Dia hanya butuh istirahat."

Ayaka menggigit bibir. "Apa itu berarti dia akan mendapatkan ingatannya kembali?" tanyanya hati-hati.

Dokter menggeleng. "Sepertinya belum."

Ayaka menghela napas. Entah kenapa, ada sedikit rasa lega dalam dirinya. Setidaknya, ia bisa tetap bersama Yuki lebih lama tanpa harus khawatir bahwa laki-laki itu akan meninggalkannya.

Saat Ayaka masih di dalam ruang rawat Yuki, ia tidak menyadari bahwa di ruangan sebelah, seseorang yang lain juga sedang dirawat.

Nana. Gadis itu masih tidak sadarkan diri, ditemani oleh Yuna dan Yui yang setia menunggunya.

Ketika Ayaka akhirnya keluar dari ruangan Yuki, ia melihat sesuatu dari kaca kecil di pintu sebuah ruangan. 'Yuna?.'

Ayaka menyipitkan mata, memastikan bahwa ia tidak salah lihat. Ia lalu melangkah masuk. Yuna dan Yui langsung berdiri begitu melihatnya.

"Mau apa lu ke sini?" tanya Yuna dengan nada tajam.

Ayaka tidak menjawab. Matanya kini tertuju pada seseorang yang terbaring di tempat tidur rumah sakit. Wajahnya penuh dengan perban, hampir tidak bisa dikenali.

Tapi entah kenapa, perasaan aneh muncul dalam dirinya. "Nana,,, kah?" Ayaka bergumam pelan.

Yuna mendengus. "Lu pikir siapa lagi?" katanya ketus.

Ayaka menatap Nana yang terbaring diam. Untuk sejenak, rasa persaingan mereka karena Yuki terlupakan. Sekarang yang ada hanyalah perasaan cemas dan khawatir.

Bagaimanapun juga, Nana bukan hanya putri dari pemimpin Yakuza, dia juga seseorang yang secara tidak langsung Ayaka harus lindungi. Itu adalah perintah dari ayah Nana sendiri.

"Apa yang terjadi dengannya?" tanya Ayaka akhirnya.

"Bukan urusan lu," jawab Yuna cepat.

Ayaka mengalihkan pandangannya ke Yui, berharap gadis itu akan menjelaskan sesuatu.

Yui menghela napas sebelum akhirnya menjawab, "Dia duel dengan Kexin."

Mata Ayaka melebar. Seketika, rahangnya mengeras. Tanpa berkata apa-apa lagi, Ayaka berbalik dan keluar dari ruangan. Saat berjalan di koridor, ia mengepalkan tangannya erat. "Brengsek,,," gumamnya marah.

Dalam benaknya, ia ingin mencari Kexin dan memberinya pelajaran atas apa yang telah ia lakukan pada Nana. Namun, saat ia melirik ke ruangan tempat Yuki terbaring, hatinya kembali bimbang. Ia tidak bisa meninggalkan Yuki sendirian. Dengan napas berat, Ayaka akhirnya kembali ke ruang Yuki, meski kemarahan dalam dirinya belum padam.

Begitu Ayaka keluar dari ruangan Nana, Yui menoleh ke Yuna dengan ekspresi penuh tanda tanya. "Yuna, sepertinya Ayaka benar-benar mengkhawatirkan Nana?, bukannya dia benci sama Nana?" tanyanya pelan.

Yuna mendengus. "Dia memang ditugaskan buat melindungi Nana." Ucap Yuna, "Yang gua gak suka dari dia itu, dia ngelakuin segala cara buat merebut Yuki dari Nana," lanjut Yuna, matanya menatap pintu tempat Ayaka baru saja pergi.

"Tunggu,,,apa maksudnya?" Yui semakin bingung. "Maksud lu ditugaskan melindungi Nana?" tanya Yui semakin penasaran.

Yuna meliriknya tajam. "Tapi lu harus tutup mulut. Lu tau kan, Ayaka itu Yakuza? Dia anak buah ayahnya Nana."

Yui terdiam, mencoba memproses informasi itu. "Nana,,,,anak Yakuza?"

"Sudah gua bilang, tutup mulut lu!" potong Yuna cepat.

"Oke, maaf,,,," Yui mengangkat tangan sebagai tanda menyerah.

Namun, pikirannya masih belum bisa menerima kenyataan ini sepenuhnya. Jika benar Nana anak seorang pemimpin Yakuza, maka tidak heran jika Ayaka diperintahkan untuk menjaganya. Tapi kenapa Nana terlihat seperti anak biasa di sekolah? Kenapa dia tidak pernah menunjukkan sisi itu?

Namun pertanyaan lain muncul, karna dalam pertarungannya melawan kelas 2, nana sangat kuat. "Tapi, kenapa Nana bisa kalah dari Kexin?" tanya Yui akhirnya. "Padahal waktu lawan Zelda, dia kelihatan kuat banget."

Yuna menghela napas panjang sebelum menjawab. "Saat itu, Nana gak bisa nahan emosinya setelah liat Yuki kena pukulan Zelda. Kemarahannya itu yang bikin dia jadi lebih kuat."

Yui mengangguk, mengingat bagaimana Nana saat itu benar-benar beringas.

"Tapi kali ini beda," lanjut Yuna. "Saat lawan Kexin, gak ada pemicu yang cukup buat bikin dia mengeluarkan iblis dalam dirinya. Dia bertarung sebagai dirinya sendiri. Ditambah lagi, pikirannya lagi kacau karena sekarang Yuki membencinya."

"Yuki membencinya?" Yui terkejut.

"Tadi pagi, Ayaka bilang ke Yuki tentang siapa yang bikin dia hilang ingatan," kata Yuna.

Yui menatap Yuna dengan ekspresi tidak percaya. "Jadi,,, Yuki sudah tau kalau Nana yang bikin dia amnesia?"

Yuna hanya mengangguk.

Sejenak, mereka terdiam.

"Saat ini, kita cuma bisa berharap ingatan Yuki kembali lagi," gumam Yuna. "Biar tau rasa tuh si Ayaka."

"Tapi,,, gimana kalau Yuki udah terlanjur jatuh cinta sama Ayaka?" tanya Yui, nada suaranya sedikit ragu.

Yuna menatapnya dalam-dalam sebelum menjawab, "Setidaknya, Yuki tidak membenci Nana."

**

Sementara itu, di ruang sebelah, Ayaka masih duduk di sisi tempat tidur Yuki. Laki-laki itu sudah sadar, tetapi tetap diam sejak tadi, tatapannya kosong ke langit-langit.

Ayaka menggenggam tangannya dengan lembut. "Sayang, kata dokter kamu jangan terlalu memaksakan diri buat mengingat masa lalu."

Yuki tidak langsung menjawab. Matanya masih menerawang, ekspresinya sedikit muram. "Aku benar-benar gak berusaha mengingat apa-apa," gumamnya pelan. "Hanya saja,,, aku merasa terjadi sesuatu pada Nana. Karena itu ingatan yang gak jelas tiba-tiba muncul."

Ayaka membeku. Tatapannya melekat pada Yuki, hatinya mendadak dipenuhi perasaan yang sulit dijelaskan. Kenapa?,,, Kenapa Yuki bisa merasakan sesuatu yang terjadi pada Nana?,,,, Sedalam itukah ikatan mereka?

Ayaka meremas ujung bajunya sendiri, mencoba menekan perasaan tidak nyaman yang tiba-tiba muncul. Tapi ia tidak ingin menunjukkan kegelisahannya di depan Yuki. Dengan suara tenang, ia berkata, "Kamu gak usah khawatir. Nana pasti baik-baik aja. Mungkin sekarang dia lagi asik bercanda sama Yuna dan Yui di kontrakan."

Itu bohong. Nyatanya, Nana ada di ruangan sebelah, tidak sadarkan diri dengan luka-luka di tubuhnya. Namun, Ayaka tidak ingin Yuki terus memikirkan Nana.

Yuki masih terdiam, tapi kerutan di dahinya belum hilang. "Tapi,,, kenapa aku terus memikirkannya?" "Sebenarnya, seperti apa hubunganku dengan Nana?"

Kalimat itu menusuk Ayaka. Ia menggigit bibirnya, lalu menarik napas panjang. "Sudahlah, sayang," katanya, mencoba mengalihkan perhatian Yuki. "Kamu jangan terlalu mikirin itu. Aku ini pacar kamu, loh. Apa kamu gak bisa ngerasain perasaanku saat kamu malah mikirin cewek lain?"

Yuki akhirnya menoleh ke arahnya, terlihat sedikit merasa bersalah. Tanpa berkata apa-apa, ia meraih tangan Ayaka dan menggenggamnya erat. "Maafkan aku."

Ayaka tersenyum tipis, tetapi hatinya terasa berat. "Gak apa-apa," jawabnya lembut. "Yang penting, ke depannya, kamu jangan mikirin cewek lain lagi."

Yuki menatap Ayaka dalam-dalam, lalu mengangguk. Namun, jauh di dalam hatinya, pertanyaan itu tetap belum terjawab. Siapa sebenarnya Nana baginya?

1
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!