NovelToon NovelToon
Ratu Dan Pria Tak Terlihat

Ratu Dan Pria Tak Terlihat

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:734
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Dari semenjak lahir Syailendra dipaksa untuk "tak terlihat", dirumah, disekolah dan juga di lingkungan sekitarnya. Namun ternyata seorang perempuan bernama Ratu memperhatikan dan dengan jelas dan tertarik padanya. Perempuan cantik dan baik yang memberikan kepercayaan diri untuknya.

Sedangkan Ratu, Ia sosok perempuan sempurna. Ratu terkenal tak mau berkomitmen dan berpacaran, Ia seorang pemain ulung. Hidup Ratu berubah saat Ia dan Syailendra satu team mewakili olimpiade kimia dari sekolahnya. Mereka tak pernah sekelas, dan Ratu bahkan baru mengenalnya. Tapi sosoknya yang misterius merubahnya, Ratu merasakan sesuatu yang berbeda dengan pria itu, membuatnya merasa hangat dan tak mau lepas darinya.

Namun dunia tak mendukung mereka dan mereka harus berpisah, mereka lalu bertemu sepuluh tahun kemudian. Apakah kisah kasih mereka akan tersambung kembali? Atau malah akan semakin asing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 - Masa Lalu Yang Terkuak

18 tahun lalu, Gunawan tidak menduga bahwa perselingkuhannya dengan Ambar akan membuahkan seorang janin di perut wanita itu. Sudah dua tahun ia menjalin cinta terlarang dengan wanita yang bekerja sebagai baby sitter anaknya. Semua itu terjadi karena Amelia selalu sibuk dengan karirnya hingga jarang memiliki waktu untuk mengurusnya dan buah hati mereka. Hingga akhirnya Gunawan tergoda pada kecantikan Ambar.

Sehari-hari Ambar yang mencukupi kebutuhan Gunawan. Memasak, mencuci baju, menyetrika, semuanya Ambar lakukan di luar pekerjaannya sebagai baby sitter. Lambat laun iman Gunawan runtuh. Lelaki itu tertarik dengan kemolekan tubuh Ambar. Yang semula hanya sebatas ngobrol berdua, berlanjut curhat-curhatan, sampai akhirnya mereka bergelut selayaknya suami istri yang saling mencinta.

"Aku sudah lama nggak dapat dari Amelia. Bantu aku, Ambar. Aku pengen kamu," kata Gunawan waktu itu.

"Nyonya gimana, Tuan? Saya nggak mau mengkhianati Nyonya." Ambar masih menolak.

"Jangan bahas perempuan lain saat kita sedang berdua. Dia tidak akan pernah tahu kalau kamu nggak cerita. ayolah, Mbar. Aku tertarik dengan kamu. Kamu lebih baik dari istriku. Apa kamu nggak tertarik denganku, hm?" goda Gunawan.

"Tapi—"

Gunawan tidak mau menerima penolakan. Dengan sedikit memaksa, ia 'cumbu' baby sitter anaknya itu tanpa sedikit pun memikirkan sang istri.

Ambar yang suaminya sudah meninggal itu juga merindukan sentuhan pria. Pada akhirnya wanita itu memasrahkan diri. Menjalin cinta terlarang dengan sang majikan di saat istri pria itu tidak di rumah. Tidak hanya sekali mereka melakukannya. Melainkan berkali-kali.

Sampai akhirnya benih itu tumbuh di perut Ambar....

"Mas, garis dua."

Gunawan melotot syok melihat hasil tespek selingkuhannya itu. Ya. Ia akui dirinya terlalu gegabah mencoba main tanpa pengaman. Dan itu terjadi berkali-kali. Sekarang tumbuh benih terlarang di perut wanita itu. Apa kata Amelia jika tahu semua ini?

"Kamu kenapa bisa ceroboh sih? Kenapa bisa hamil?!" Kata Gunawan panik.

"Aku udah berapa kali bilang kalau sekarang aku lagi dalam masa subur. Kamu nggak mau dengerin aku," lirih Ambar menyeka air matanya.

"Kenapa kamu malah menyalahkan aku? Ingat ya, Ambar. Hubungan kita ini hanya sebatas senang-senang. Aku nggak mengharapkan anak dari kamu. Harusnya kamu tahu itu. Aku masih sayang sama Amelia. Aku nggak mau rumah tangga kami hancur karena kehadiran anak itu!"

Pedih sekali hati Ambar mendengar ucapan Gunawan. Padahal, mana mungkin Ambar mau melakukannya jika tidak dirayu duluan oleh laki-laki itu? Gunawan bilang bahwa lelaki itu mencintainya. Ah, Ambar terlalu bodoh menyerahkan dirinya begitu saja. Lantas setelah semuanya terjadi ia bisa apa?

"Setidaknya tanggung jawab dengan anak ini, Mas. Dia anak kamu. Darah daging kamu...."

Gunawan mengembuskan napas kasar. Takut wanita ini buka mulut tentang hubungan perselingkuhan mereka. Mana sekarang ia dan Amelia baru memiliki anak yang usianya 2 tahun. Tidak mungkin rasanya Gunawan meninggalkan istrinya. Toh ia ada di posisi sekarang semuanya itu karena Amelia.

"Sekarang kamu gugurkan saja anak itu jika masih ingin bekerja di sini dan diam-diam melanjutkan hubungan terlarang kita. Untuk menikahimu, aku tidak bisa. Aku lebih memilih istriku dan anak kami."

Ambar menggeleng cepat. "Nggak mau, Mas. Aku mau anak ini tetap lahir ke dunia sebagai bukti bahwa kita pernah bersama. Izinin aku ngerawat dia."

"Tapi aku nggak bisa menikahi kamu, Ambar!"

"Aku nggak masalah. Aku tulus mencintai kamu." Ambar memeluk tubuh Gunawan erat-erat dan menangis di dada lelaki itu. "Aku nggak akan ngomong apa pun ke Nyonya Amelia, tapi tolong kamu sayangi anak kita. Itu sudah lebih dari cukup buat aku, Mas."

Gunawan yang sedang kacau itu pun luluh hatinya. Ia balas pelukan Ambar, ia tenangkan selingkuhannya itu. "Baiklah. Kamu pindah dari sini ya? Aku akan belikan kamu rumah. Tapi jangan pernah kamu kembali ke sini apalagi sampai menampakkan wajah ke istriku. Jangan ganggu rumah tanggaku."

Dan hari itu, Ambar akhirnya setuju untuk pergi dari rumah Gunawan. Lelaki itu menepati janji dengan membelikan Ambar rumah. Di awal kehamilannya, Gunawan masih sering berkunjung. Hubungan terlarang itu masih berlanjut—bahkan lebih leluasa lagi karena mereka tidak berada di rumah Amelia. Gunawan cukupi kebutuhan Amelia saat sedang mengandung tanpa membuat wanita itu kekurangan satu pun.

Sampai di bulan keenam, barulah semuanya berubah. Gunawan tidak pernah lagi datang ke rumah Ambar. Tak mau tahu juga tentang kebutuhan Ambar—yang pada waktu itu sangat banyak mendekati hari kelahiran anak mereka.

Ambar kirimkan pesan, tidak dibalas oleh Gunawan. Ia telfon juga tidak pernah lagi diangkat. Ambar bimbang. Sementara semakin hari kesehatannya makin menurun karena tidak ada yang mengurusnya. Mencari pekerjaan lain pun Ambar kesusahan karena kondisinya saat ini yang sedang hamil besar.

Di bulan ke delapan—satu bulan jelang anaknya lahir—Ambar coba mendatangi rumah Gunawan. Suatu pemandangan menyakitkan membuat Ambar stress berat. Yaitu Gunawan dan Amelia tampak bahagia menikmati kebersamaan dengan anak mereka. Gunawan pada waktu itu sedang sukses-suksesnya karena berhasil membangun hotel baru di daerah Jakarta. Bisnis keluarga mereka berkembang pesat, keluarga mereka dikenal sebagai keluarga pengusaha harmonis oleh semua orang.

Detik itu juga Ambar tahu dirinya ditipu oleh Gunawan. Lelaki itu ingkar janji. Padahal Ambar merasa sudah menepati janji dengan tidak akan mengusik hidup Amelia. Nyatanya semua itu hanyalah omong kosong belaka. Sekarang dirinya yang harus menanggung betapa susahnya hamil tanpa biaya, tanpa suami, tanpa pegangan hidup. Rasanya hidup Ambar tidak ada gunanya lagi. Ia sangat membenci bayi yang ada di perutnya itu. Menyesal ia pertahankan kandungannya kalau tahu akhirnya akan begini.

1 bulan kemudian, bayi Ambar lahir ke dunia dalam keadaan Ambar mengalami depresi berat. Bayi itu lahir selamat, berjenis kelamin laki-laki. Mukanya mirip sekali dengan Gunawan. Tiap melihat bayi itu makin hancur pula hati Ambar. Ia ... sangat membenci anak itu.

"Gara-gara kamu hidup saya hancur. Menyesal saya nggak bunuh kamu!" jerit Ambar tiap kali bayi itu menangis meminta susu. Syailendra namanya. Sengaja Ambar bubuhkan nama Gunawan di belakang nama bayi itu. Ambar berada di titik depresi terberat dalam hidupnya, hingga berkali-kali ingin mengakhiri hidup.

Hari itu, Ambar tidak kuat lagi. Gunawan dan Amelia hidup bahagia, sementara di sini ia menanggung semuanya sendiri. Ambar tahu dirinya salah, hina, perebut kebahagiaan wanita lain. Tapi kenapa hanya ia yang menerima karma atas semuanya sementara Gunawan tetap hidup bahagia di sana? Setidaknya, Ambar ingin rumah tangga Gunawan juga hancur seperti hidupnya saat ini.

Maka, Ambar pergi ke rumah Gunawan, lantas menaruh Syailendra di dalam keranjang rotan, dan meletakkan bayi itu di depan pagar. Ambar tulis surat di sana yang berisi bahwa Syailendra adalah anak kandung Gunawan, lengkap dengan foto-foto kebersamaan mereka. Tak segan Ambar menantang Amelia untuk tes DNA.

Ini anak kandungmu. Namanya Syailendra Gunawan. Aku harap kamu bisa bertanggung jawab dengan hidupnya, karena dia ada gara-gara perbuatan kita. Teruntuk Nyonya Amelia, maafkan saya karena saya dan suami anda telah melakukan hubungan terlarang di belakang anda. Kalau anda tidak percaya, silakan tes DNA di rumah sakit mana pun. Semoga setelah membaca surat ini anda mau memaafkan saya. Saya juga terdesak, Nyonya. Saya juga tidak mau mengganggu rumah tangga kalian kalau bukan suamimu yang memulainya. Sekali lagi maafkan saya....

Dan setelahnya Ambar pulang ke rumah, nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Jenazahnya ditemukan oleh polisi dua hari setelah kejadian itu berlangsung.

Hidup Amelia setelah mengetahui itu hancur lebur. Rumah tangganya dan Gunawan retak kala itu. Mau bercerai pun semua sudah terlanjur terjadi. Terlebih rasa cintanya pada Gunawan mampu mengalahkan kebenciannya pada pria itu. Ia jadi sering mabuk-mabukan dan mengonsumsi obat penenang. Kadang pergi ke kelab untuk menenangkan pikiran. Sampai beberapa waktu setelanya, Amelia akhirnya mencoba memaafkan sang suami dan mau menerima anak itu di rumah mereka.

Tetapi dengan satu syarat—

"Dia boleh tinggal di sini, tapi jangan pernah kamu perlakukan dia sama kayak kamu memperlakukan anak kita. Jangan biarkan orang-orang tahu kalau dia itu anak kandung kamu. Aku nggak mau nama kita rusak di media!"

"Aku mengerti, Sayang. Terima kasih udah mau mengerti keadaanku. Kamu memang istri yang sangat baik dan pengertian."

"Jangan biarkan anak ini mencolok. Jangan biarkan dia bertemu banyak orang. Aku nggak mau anak pelakor dapat kebahagiaan setara dengan anak kandungku di rumah ini. Di sini aku yang punya kuasa. Kamu kalau nggak nikah sama aku mungkin hanya jadi gembel di jalanan, Mas. Ingat itu!"

Gunawan membiarkan dirinya dihina oleh sang istri asal masih bisa bersama dengan wanita itu. Mereka membesarkan Syailendra bersama, seusai dengan kesepakatan yang istrinya buat. Amelia tidak sepenuhnya membenci Syailendra karena ia tahu anak itu tidak bersalah, tapi tetap saja untuk menyayangi Syailendra ia tidak bisa. Masih ada dendam di hati Amelia pada ibu dari anak itu. Amelia tidak ingin Syailendra menyaingi anak kandungnya.

Ya, Amelia menghukum Ambar lewat anaknya. Syailendra tidak akan pernah ia biarkan dikenal banyak orang. Diizinkan bernafas saja harusnya sudah bersyukur.

****

Syailendra termenung mendengar seluruh cerita itu. Tubuhnya bagai patung tanpa nyawa. Hatinya mati rasa. Mendadak ia jijik dengan tubuhnya sendiri karena ia merupakan anak haram hasil perbuatan zina ayahnya dengan perempuan lain.

"Sekarang kamu sudah tahu semuanya. Gimana rasanya jadi anak pelakor penghancur rumah tangga orang lain? Masih bisa kamu melawan sama saya?!" bentak Amelia. Wanita itu tak dapat menahan emosinya, tak berpikir perkataannya bisa menyakiti hati Syailendra.

"Ma, udahlah. Kamu udah janji dulu sama Papa untuk nggak libatkan Syailendra. Kenapa kamu beritahu dia semuanya?" kata Gunawan, pasrah.

"Dia harus tau posisinya biar nggak ngelawan sama kita lagi. Dengan dia ikut olimpiade nasional, sama artinya dia bocorin aib kamu ke semua orang. Mama malu banget waktu Bu Susan laporin ini ke kamu. Apalagi kalau dia sampai menang. Bisa-bisa kita ikut disorot. Kamu nggak mikir ke sana, Pa?!"

Gunawan menghela napas berat, menatap Syailendra dengan sorot jengkel. "Kenapa sih kamu harus dititip sama ibu kamu itu ke kita? Harusnya kamu ikut ibu kamu aja sana ke akhirat!" bentak Gunawan.

Syailendra tersenyum miris. "Aku juga nggak minta dilahirkan ke dunia. Papa yang udah bikin aku ada. Sekarang kenapa Papa yang marah-marah!"

"Kurang ajar kamu!"

Plak! ... satu tamparan mendarat di pipi Syailendra. Hati Syailendra amat perih merasakan itu. Hilang seluruh rasa takutnya. Sekarang ia benar-benar ingin melawan ayahnya itu. Syailendra rasa dirinya punya hak memperjuangkan kebahagiaannya sendiri. Yang salah itu ayah dan ibunya. Lantas kenapa harus dirinya yang menanggung semua ini?

"Papa sama Mama nggak usah takut kalau aku akan dikenal semua orang. Aku berjanji, apa pun kegiatan aku, aku nggak akan melibatkan kalian berdua. Makasih banyak karena Mama Amelia udah mau membesarkan aku. Suatu hari kalau aku udah sukses, aku ganti semua biaya yang udah Mama keluarkan. Anggap aja ini hutangku pada kalian."

"Bagus. Kamu memang harus ganti semuanya. Saya hanya akan membiayai kamu sampai lulus SMA. Setelah ini kamu cari uang sendiri. Kalau perlu angkat kaki dari rumah kami!"

"Oke, aku akan pergi. Begitu aku lulus, aku akan angkat kaki dari rumah kalian," kata Syailendra penuh luka.

Amelia membuang muka.

Syailendra berusaha meraih tangan Amelia untuk meminta maaf. Ia ciumi tangan ibu tirinya itu sampai air mata Syailendra menitik di punggung tangan wanita tersebut.

"Atas perbuatan ibu kandungku di masa lalu, aku minta maaf, Ma. Meski Mama benci sama aku, aku tetap sayang Mama seperti Mama kandungku sendiri. Maaf karena udah bikin Mama hancur. Maaf karena Mama jadi sakit gara-gara aku hadir di antara kalian," bisik Syailendra bergetar, membuat Amelia memejamkan mata, berusaha tak luluh.

Selanjutnya Syailendra beralih menyalami tangan sang ayah. "Pa, makasih karena udah bikin aku ada di dunia ini. Aku nggak akan menyalahkan semua yang Papa lakukan. Itu urusan Papa dan Ibu kandungku di masa lalu. Makasih karena udah mau besarin aku, ya, Pa. Maaf kalau selama ini aku belum bisa jadi yang terbaik buat Papa. Maaf karena aku sempat memiliki harapan akan disayang sama Mama dan Papa sama seperti kalian sayang ke saudara-saudara aku," ujar Syailendra tulus dari hati terdalamnya.

Dan setelah itu Syailendra menyeret kakinya keluar dari ruangan tersebut sambil menyeka air mata yang tak mau kering. Ia berjalan tertatih, sesekali terjatuh karena tak kuat melangkah. Ia biarkan wajah lebamnya menjadi pusat perhatian semua orang. Toh mereka juga tidak akan ada yang peduli.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!