Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Wisuda Maudy
Hari hari berlalu begitu cepat,
Tak terasa Maudy sudah menyelesaikan sidang skripsi nya,
Bahkan ia juga sudah keterima setelah mendaftar untuk melanjutkan study nya,
Besok,
Ya, besok adalah hari dimana Maudy akan melangsungkan wisuda.
Amanda,
Dia yang sudah sejak tadi antusias, dia yang bahkan memilih pakaian serta aksesoris dan yang lainnya untuk di kenakan oleh Maudy.
Bahkan, dia juga yang sudah boking MUA untuk merias Maudy.
Maudy?
Dia hanya bisa pasrah saja dan menerima semua yang di lakukan oleh Amanda.
"Kamu harus segera di wisuda juga" ucap Maudy.
"Iyaa aku akan usahakan bulan ini juga akan mengajukan skripsi" balas Amanda.
Maudy menganggukan kepala dengan tersenyum kecil.
Keduanya berbincang dengan posisi Amanda yang tiduran dengan berbantal paha Maudy.
*
Sedangkan di perusahaan,
Leon sedang kedatangan tamu yang tak di undang.
Arthur,
Ya, dia dengan berani menghampiri Leon ke perusahaan nya karena ia mendapatkan info bahwa Amanda sedang berada disana.
"Waw, masih ada nyali juga seorang Arthur datang kesini?" ledek Leon dengan wajah sinis nya.
Arthur duduk dengan santai, dia tak gentar dan tak pernah takut meski ada kegugupan di mata nya.
Leon bisa melihat itu semua nya,
Dia terkekeh kecil dengan semua ini, dia memang sudah merencanakan hal ini bersama dengan Alwi.
"Ehem, cari siapa Tuan muda Arthur Adnan?" ledek Alwi dengan santai.
"Gak , gue gak cari siapapun"
"Tapi, gue denger Tuan mu punya Sekertaris baru, kok gak ada?" celetuk Arthur.
Leon menatap Arthur dengan tenang, dia yakin bukan itu tujuan utama nya.
"Bukan nya lu cari Putri gue kan" tegas Leon dengan tatapan tajam nya.
Glek.
"Sial"
"Udah pernah ketemu belum, atau usaha anda selalu gagal?" ledek Alwi.
Arthur menatap Alwi penuh emosi, dia merasa sangat di rendahkan dengan kata-kata yang Alwi lontarkan.
"Lu songong banget jadi orang, hanya kacung juga lu songong sekali" bentak Arthur.
Alwi diam saja, dia menatap Arthur tenang.
"Kenapa marah? Emang bener kan apa yang Alwi katakan, lu selalu gagal ketika mau deketin Putri gue"
"Karena Putri gue bukan cewe gampangan, tidak seperti Putri lu yang dengan berani menggoda orang"
Brak.
Arthur menggebrak meja di depannya, dia menatap tajam pada Leon.
"Awas saja , gue gak akan lepaskan Amanda"
"Lu akan bertekuk lutut di hadapan gue karena gue bisa menggapai Amanda" ucap Arthur dengan gaya sok nya.
Haha.
Leon tertawa dengan sangat renyah, dia lalu menatap Arthur dengan penuh ketajaman.
"Sebelum itu, cari tau dulu siapa lawan lu sebenarnya Bung"
"Apa anda lupa, kebakaran hebat tahun lalu" ledek Leon dengan wajah datar.
Bugh.
"Jangan mengaku kuat jika masih berlindung di ketek kakak anda"
Arthur menyeka darah yang keluar dari sudut bibir nya, dia menatap Leon dengan tajam karena sudah berani memukul nya.
"Kenapa?"
"Pergi sana dari sini, karena anda mengganggu waktu berharga saya"
Arthur pun pergi dari sana dengan penuh amarah dan kekesalan.
Dia merasa marah pada anak buah nya yang salah memberikan info,
"Sial, awas kalian" gerutu Arthur.
Ting
Lift terbuka dan Arthur pun langsung masuk ke dalam mobil yang masih terparkir di halaman perusahaan.
Dia melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi, dia sangat merasa kesal dan juga emosi.
*
Leon pulang ke rumah hampir tengah malam,
Dia sengaja lembur karena besok akan menghadiri wisuda Maudy sebagai tamu undangan.
Ya, dia adalah donatur utama di kampus tersebut, tapi tidak semua orang tau.
Langkah kaki Leon terhenti kala melihat Maudy yang tertidur di sofa ruang keluarga.
"Ngeyel sekali, jangan nungguin malah nungguin" gumam Leon terkekeh kecil.
Dengan gerakan halus, Leon pun mengangkat tubuh Maudy dan memindahkan nya ke kamar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ke esokan pagi nya,
Di rumah Leon sudah heboh dengan suara Amanda yang sangat nyaring.
Dia sudah sejak pagi buta memilih pakaian untuk dirinya pakai,
Bahkan ia juga selalu berteriak kala melihat Maudy yang masih sibuk di dapur.
"Ya ampun, Bundaaaaa cepetan mandi dan siap-siap"
"Lihat, udah jam berapa dan sebentar lagi mua nya datang" teriak Amanda kembali dengan kesal.
Maudy tertawa kecil,
Dia lalu masuk ke kamar untuk membersihkan diri dan bersiap.
Leon?
Dia sudah sejak tadi duduk di ruang keluarga, dia melihat antara Amanda dan Maudy yang selalu saja membuat nya terhibur.
"Huh, gini amat ya punya calon nyokap yang terlalu nyantai" keluh Amanda dengan kesal.
"Suruh siapa kamu ricuh sendiri, lihat Maudy dia santai tetapi selalu tepat waktu" celetuk Leon.
Amanda hanya mendelik saja ke arah Leon.
-
Tak berselang lama, Maudy pun sudah siap dengan pakaian nya.
Dia kelaur kamar dengan santai, dia akan di rias di ruang keluarga karena kamar adalah tempat privasi.
Deg.
Maudy menghentikan langkah nya kala melihat Amanda dan Leon terduduk diam dengan pandangan pada dirinya.
Dan,
Bukan hanya mereka berdua saja, ternyata maid yang sedang bekerja pun menatap ia dengan penuh kekaguman.
"Hei, kenapa sih? Gak pantes ya aku pake baju ini" ucap Maudy yang mana membuat mereka tersadar.
Eh,
"Non, belum di makeup saja sudah cantik begini apalagi sudah. Aura konglomerat nya menguar banget"
"Iya Non, padahal baju nya sangat sederhana tapi ya allah cantik nya"
Maudy tertunduk malu kala para maid memuji nya,
Dia pun melangkah ke arah sofa dan duduk di samping Amanda.
"Ayah, Ayah yakin buat ngizinin Maudy keluar rumah" celetuk Amanda.
Hah.
Leon menghela nafas kasar, dia lalu menatap Maudy kembali dengan penuh rasa kagum dan cinta.
"Mau nya di kurung saja di rumah, tapi ini hari penting" balas Leon kesal.
Maudy terkekeh kecil,
Hingga tak berselang lama, MUA pun datang dan Maudy langsung saja di rias.
Amanda dan Leon hanya terdiam, keduanya pun pergi bersiap untuk pergi bersama dengan Maudy.
Ya, Leon memang secara terang-terangan bahwa ia memang sangat mencintai Maudy.
Tak ada keraguan ataupun apapun dalam diri Leon dalam menyayangi Maudy, dia tak pernah malu dalam mengungkapkan kasih sayang nya.
Dan,
Hampir 1 jam mereka bersiap akhir nya selesai juga.
Leon kembali di buat kagum oleh kecantikan Maudy.
"Emang dasar nya cantik, padahal hanya di rias biasa saja tapi cantik nya"
"Aura nya menguar banget"
Maudy hanya tersenyum mendengar ucapan mua tersebut.
Hingga,
"Sayang, jangan pergi aja ya" celetuk Leon dengan wajah kesal.
"Loh, kapan aku mau wisuda Hubby" balas Maudy lembut.
Ck,
Leon mengecup puncak kepala Maudy dengan lembut, dia lalu duduk bersama Maudy.
.
.