"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu ajak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
20
"Istri Abang selingkuh dengan teman masa kecilnya." Semuanya terkejut dengan pengakuan dari Abizar yang tidak pernah mereka sangka. Mereka sangka bukan itulah permasalahan inti yang terjadi.
Saat pernikahan dulu Bella yakin kakak iparnya itu orang yang menjaga marwahnya sebagai seorang wanita karena, dari tutur kata dan sopan santun istri abangnya kala itu bisa di acungi jempol tapi sekarang tak lagi. Bagusnya sopan santun ternyata tak membuat semuanya bagus, nyatanya masih saja wanita itu selingkuh dengan laki-laki lain. Apa kurangnya Abizar sehingga wanita itu selingkuh? Tampan iya, mapan juga iya. Lantas apa lagi yang kurang yang di cari wanita itu dari laki-laki lain.
"Astagfirullah Zar, teganya dia selingkuh dari kamu?" ujar Meska menutup mulutnya saking kagetnya.
Abizar mengangguk. "Begitulah Bu, aku tidak tau salahku dimana tapi dia memilih selingkuh dengan teman masa kecilnya, padahal semuanya sudah aku korbankan untuknya tapi ini balasan yang aku dapat." jawab Abizar sedih. Laki-laki mana yang nggak akan sedih jika istri yang dicintainya malah selingkuh dengan laki-laki lain dikala dirinya berjuang mati-matian demi keluarga kecil mereka.
"Kamu yang sabar Nak, mungkin ini ujian untuk kamu. Yakinlah Allah tidak akan memberikan ujian yang lebih dari kemapuan hambanya. Yakinlah di balik derita yang kamu lalui akan ada bahagia yang akan kamu dapatkan. Sekarang yang penting kamu fokus saja dengan masa depan kamu dan anak kamu dan tak perlu lagi memikirkan hal yang sudah berlalu." ujar Riyan kepada anaknya itu. Lagian sesedih apapun tidak akan mengembalikan apa yang sudah hilang. Ibarat kertas yang sudah di tulis tidak akan lagi bersih seperti semula.
"Iya Yah, terimakasih sudah menyemangati aku," Riyan lantas menganggukkan kepalanya. Sama halnya dengan 10 tahun lalu dia menyemangati putrinya, dan sekarang putranya meskipun dengan kasus yang berbeda. Toh tidak ada yang namanya mantan anak. Sesalah apapun anaknya sebagai orang-tua pasti akan tetap mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya.
"Benar kata Ayah, Zar. Cukup ambil pelajaran untuk kedepannya agar lebih hati-hati lagi dalam memilih pasangan. Jangan sampai terjerumus ke dalam lubang yang sama." ujar Meska diangguki Abizar.
"Iya Bu, terimakasih." balasnya singkat.
Bella menatap anaknya yang asik bermain dengan sepupu perempuannya itu yang seumuran dengan putranya, hanya saja mereka selisih di bulan saja tapi sama tahun kelahiran. Bahagia sekali rasanya anaknya itu tampak bahagia ada teman bermainnya di rumah.
"Mereka sudah tampak akrab saja ya Bang padahal baru tadi mereka bertemu dan berkenalan." ucap Bella melirik sekilas pada Abizar.
"Kamu benar Dek, abang juga tidak menyangka jika mereka akan sedekat itu. Padahal putri abang cukup sulit ber-interaksi dengan orang baru. Tapi syukurlah mereka cepat dekatnya." Bella tersenyum membalas ucapan Abizar.
Cukup lama mereka terdiam dengan melihat kedua bocah itu bermain sambil tertawa. Cukup meramaikan rumah dari biasanya.
"Apa kamu nggak ingin menikah Dek?" pertanyaan itu membuat fokus Bella teralihkan kepada abangnya.
Menikah, tidak pernah terfikir olehnya akan menikah dengan laki-laki mana pun. Kehadiran putranya terasa cukup bagi kebahagiaan hidupnya. Belum tentu nanti laki-laki yang menikah dengannya mau menerima dia dan anaknya dan yang paling penting masalalu kelamnya dulu.
TBC