Genre : Fantasi, Fantasi-Isekai, Action, Harem, Romance, Adventure, Reinkarnasi, Isekai, Magic, Demon, Royal.
[On Going]
- Sinopsis -
Setelah berkali-kali di bully oleh orang kaya. Sion yang sudah tidak tahan dengan semua itu, akhirnya meluapkan amarahnya.
Sampai akhirnya kepuasannya berakhir dengan bunuh diri. Dan dia tidak menyesalinya, seperti kebanyakannya dia bereinkarnasi di dunia lain.
Apakah Sion akan mencoba meraih puncak? Tetap dibully? Atau sebaliknya dia membully?
- Untuk jumlah kata ga full 1k yah gaes, kadang cuma 800 atau bisa aja lebih sampai 1,5k kalau benar-benar niat. Kalau agak sibuk yahh, antara 1k atau 800+ doang.
- Up-nya yah suka-suka aku wkwk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 : Naga
Setelah berbagai penyelidikan dilakukan, akhirnya kami menemukan Naga itu. Tepat di depan kami—yang saat ini sedang bersembunyi di semak-semak.
"Rhea, Anton, Charlotte, dan Eward. Bisakah kalian mempercayakan Naga ini pada Sion?"
Rhea dan yang lainnya langsung menatap Lise dengan wajah penasaran. "Maksudnya?" tanya Anton.
"Singkatnya. Hanya Sion saja yang akan melawan Naga itu, kita hanya akan melihat dari jauh."
"Apa! Itu mustahil!" Eward memprotes dengan suara keras. "Bagaimana bisa membiarkannya sendirian, jangan main-main. Naga bukanlah hal yang bisa diatasi sendirian!"
"Aku bisa mengatasinya," kataku singkat.
"Bagaimana?! Kau ingin mati ya?" kali ini Anton.
"Percayakan saja padaku, jika ada masalah Lise akan mengatasinya." Aku menoleh ke Lise, yang dibalas dengan anggukan darinya.
"Baiklah, tapi jika ada sedikit saja masalah, maka aku akan langsung ikut campur," ucap Rhea.
"Baiklah."
Anton kemudian memegang pundakku. "Berhati-hatilah, Naga ini tak selemah itu."
Aku membalas dengan menganggukkan kepalaku.
...---...
Di depanku saat ini. Naga berukuran cukup besar, dengan warna merah menyala. Ia saat ini sedang tertidur.
Baiklah.
"Lighten up, Wind Booster!"
Dengan menggunakan peringan dan dorongan angin aku melesat tinggi melewati Sang Naga. "Emphasize!" Lalu menjatuhkan diri dengan pemberat, dengan momentum jatuhku membuat benturan keras antara diriku dan kepala Naga itu.
BOOM—!
Naga itu kemudian terbangun dari tidurnya, matanya merah menyala. "Gharghhhhhh!" teriakannya menggema, kelihatannya dia sedang marah.
Membuka mulutnya lebar-lebar kemudian terbentuk lingkaran sihir di depan mulutnya. Aku tau ini. Sesuai dugaanku itu adalah semburan api tanpa arah.
Semburan apinya diarahkan kesegala arah demi bisa mengenaiku. "Wind Booster!" Dengan pendorong angin aku kemudian melesat menghindari seburan apinya itu.
Aku menarik pedangku, semburan apinya kini tepat dibelakangku. Bayangkan, bayangkan, banyangkan!
Air mulai terbentuk di sekitar pedangku. "Water Slash!" Dengan air di pedangku aku berhasil menebas api miliknya itu dan membuat api itu padam.
"Haha! Rasakan itu!"
Menggunakan pemberat di pedangku, aku kembali melesat menghantam kaki Sang Naga. Serangan itu membuat keseimbangan Sang Naga terganggu. Dan membuatnya terjatuh.
"Gharghhh!"
Ia mengibaskan ekor besarnya ke arahku, yang mana kutahan dengan pedangku dan pemberat. "Aghh! Wind Booster!" Dengan dorongan angin aku berhasil menahannya. Ia kemudian menarik ekornya kembali dan mengibaskannya dengan arah yang berlawanan.
Aku melompat menginjak ekornya itu, lalu berlari di atasnya menuju kepalanya. "Hellfire." Jurus itu menggumpal di pedangku, lalu ku gunakan untuk menyerang bagian kepala Sang Naga.
BOOM—!
Seranganku meleset karena gerakan tiba-tiba dari Naga yang membuatku terjatuh, ia bahkan menembakkan api padaku. Untung saja berhasil kutahan.
"Naga sialan!"
[POV Rhea]
Langit begitu cerah dan udara tenang, tapi di balik itu ada seorang pria yang sedang bertarung satu lawan satu dengan Naga.
Itu kedengaran tidak masuk akal untukku, namun yang kulihat di depanku membuatku percaya. Seseorang dengan Rank C sedang bertarung seimbang dengan Naga.
Mustahil!
Itu yang kupikir, bagaimana bisa dia melakukan itu. Refleknya akan gerakan-gerakan Sang Naga juga begitu cepat. Dia selalu menyiapkan mantra sihir lebih awal agar lebih mudah mengatasi serangan Naga.
"Hellfire!"
Boom—!
Ledakan terjadi ketika pria itu menyerang Sang Naga dengan pedangnya, dengan cepat pria itu menghindari serangan-serangan api dari Sang Naga.
"Reflek yang bagus," gumam Lise yang berada di sampingku.
Sang Naga kemudian mengaktifkan sihir-sihirnya, inilah yang membuat Naga sulit dikalahkan, dengan berbagai sihirnya membuatnya begitu kuat.
Beberapa lingkaran sihir mengelilingi Naga Itu, memunculkan berbagai jenis sihir, api, air, tanah, dan angin.
Sion memilih menghindari sihir-sihir lainnya, ketika terpojok dia lebih memilih dipojokkan sihir tanah, karena dia bisa dengan mudah memotong tanah-tanah itu dengan pedangnya. Tapi, tentu saja Naga merah itu tak tinggal diam. Ia menggunakan ekornya lagi untuk menyerang.
"Lighten up."
Dengan kekuatannya itu tiba-tiba saja dia jadi lebih lincah dan lompatannya menjadi semakin jauh dari sebelumnya, membuatnya kembali berhasil menghindar.
Sang Naga juga mulai kelihatan kesal dipermainkan oleh manusia.
[POV Lise]
Akhirnya Sion sudah mulai mahir menggunakan pedangnya, walau masih sedikit asal-asalan tapi tiap gerakannya seakan sudah diperhitungkan olehnya.
Sion menebas Naga itu dengan vertikal kebawah. Tepat mengenai kepalanya Naga. "Ghaghahhh!" Naga itu mulai mengamuk lagi, ia menembakkan bola api ke arah atas.
Bola api besar itu kemudian terpecah-belah dan turun kebawah menyerupai meteor. "Sial, bisa-bisanya," ucap Sion yang masih menatap langit yang dipenuhi bola api.
Sion mengangkat tangannya ke atas, terlihat lingkaran sihir di jarinya mulai muncul. Lingkaran itu berukuran sedang. "Water Boom!"
BOOM—!
Ledakan tercipta akibat benturan bola air berukuran besar dengan puluhan bola api. Disekitar Sion masih dipenuhi asap yang membuatku kesulitan melihat apa yang terjadi.
Tanpa peringatan tiba-tiba pria dengan rambut hitam itu terlempar keluar dari asap. Ia menabrak pohon dan mengeluarkan darah segar lewat mulutnya. "Huekk!"
Entah kenapa aku jadi jijik.
Naga itu mengejar Sion yang masih memuntahkan darahnya, setelah selesai dengan urusannya itu Sion langsung melesat dengan peringan ditambah pemberat di tangannya tepat mengenai badan Sang Naga.
BOOM—!!
Ledakan dan ledakan terjadi, memang kekuatan fisik Sion telah banyak meningkat karena sering menggunakan pemberat. Dengan cakarnya Naga itu mencoba menyerang Sion lagi.
Krank—!
Pedang Sion dan cakar Naga itu saling bertemu.
Krank—!
Tebasan demi tebasan dilancarkan oleh Sion, sampai akhirnya ia melesat kesamping dan melompat dengan peringan. Saat ini dia tepat di depan kepala Naga itu.
"Emphasize," ucapnya, menggunakan sihir pemberat pada kakinya dan menendang wajah naga itu.
Sampai membuat Naga itu akhirnya roboh karena sudah tidak kuat menahan luka-luka yang terus menerus disebabkan oleh Sion. Dari awal dia selalu mengincar beberapa titik. Yaitu, kaki, ekor dan kepala. Dengan menyerang titik-titik itu berkali-kali membuat Sang Naga akan merasakan kesakitan untuk serangan kesekian kalinya.
[POV Sion]
Setelah pertarungan tadi, saatnya mengakhiri ini!
Aku mengangkat pedangku, bersiap memenggal kepala Sang Naga Merah itu. "Kau sudah cukup mengacau, sekarang terimalah ini."
Aku akhirnya menebaskan pedangku, tapi tepat sebelum mengenai lehernya Naga itu berbicara. "Tu-tunggu!"
"Eh?"
Lise dan yang lain mulai mendekat. "Apa aku salah dengar tadi?" tanya Rhea. "Benar aku merasa Naga itu berbicara tadi," tambah Anton, sedangkan Eward hanya mengangguk.
"Etoo... Tolong jangan bunuh aku."
Suasana menjadi hening sebentar, setelahnya menjadi heboh karena Naga di depan kami ini berubah wujud menjadi gadis cantik dengan rambut merah, tanduknya masih telihat di kepala.
"Serius?"
"Aku bisa jelaskan soal ini, aku tak bermaksud menyerang desa-desa itu!"
...---...
...(Naga Merah/???) ...