Setelah mengukuhkan kekuasaannya atas Kota Canyu, Zhang Wei memulai perjalanan epik menuju puncak dunia demi membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan. Namun, jalan menuju tujuan itu penuh bahaya: musuh kuat, intrik politik, hingga menjadi buronan kekaisaran Qin.
Dalam petualangannya, Zhang Wei harus menghadapi penguasa Tanah Barat, mengungkap rahasia dunia, dan membuktikan dirinya sebagai pendekar pedang kelabu yang tak terkalahkan.
Dengan tekad membara, Zhang Wei bersiap melawan dunia untuk mencapai puncak tertinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengakhiri Kebodohan
Zhang Wei berdiri dengan angkuh di depan gerobak pedagang yang mencurigakan itu. Tangannya melambai perlahan, memberi isyarat kepada para pengawal untuk memulai pemeriksaan. Mata tajamnya meneliti setiap gerak-gerik mereka, memerhatikan bagaimana pria-pria itu mulai tampak gelisah.
Salah satu pengawal memeriksa tumpukan kain yang terlihat biasa, tetapi saat disentuh, kain itu terasa lebih berat dari seharusnya. Dengan cekatan, pengawal itu mengangkatnya, memperlihatkan pedang dan pisau yang tersembunyi di bawahnya.
"Kalian menyebut ini dagangan?" Zhang Wei bertanya dingin, matanya menyipit tajam.
Pemimpin kelompok itu berusaha mempertahankan sikap tenangnya. "Kami hanya membawa perlengkapan untuk perlindungan diri, Tuan Zhang Wei. Tidak ada yang mencurigakan di sini."
Zhang Wei tersenyum tipis, sebuah senyum yang tidak sampai ke matanya. "Benarkah? Lalu bagaimana dengan ini?" Dia menunjuk sebuah peti kayu yang terlihat biasa, namun terdapat simbol samar dari organisasi bawah tanah.
Pengawal lainnya membuka peti itu dengan hati-hati, memperlihatkan bubuk hitam yang dikenal sebagai bahan peledak tingkat tinggi. Suasana di gerbang menjadi tegang. Beberapa orang yang melihat dari kejauhan mulai berbisik, menyadari ada sesuatu yang besar sedang terjadi.
"Kalian pikir aku bodoh?" suara Zhang Wei penuh dengan penghinaan. "Mengira aku tidak akan mengenali trik murahan ini? Membawa bahan peledak dan senjata ke kota ini? Kalian benar-benar meremehkanku."
Para pria itu saling bertukar pandang, jelas mereka tidak punya jawaban. Namun, pemimpin mereka mencoba satu trik terakhir. "Kami hanya mengikuti perintah, Tuan Zhang Wei. Kami tidak tahu apa-apa!"
Zhang Wei tertawa dingin. "Jika kalian tidak tahu apa-apa, maka kalian benar-benar tak berguna. Tapi jangan khawatir, aku punya tempat khusus untuk orang-orang seperti kalian."
Dengan satu isyarat, para pengawal segera menangkap mereka. Gerakan para pria itu diperlambat oleh formasi kota yang menekan kekuatan mereka, membuat perlawanan mereka tampak seperti lelucon.
Mereka dibawa ke penjara khusus yang terletak di kediaman keluarga Song, sebuah tempat yang terkenal tidak memiliki jalan keluar. Penjara itu diperkuat dengan formasi dan penjagaan ketat. Bahkan seorang Martial Emperor pun akan kesulitan melarikan diri dari sana.
Di sana, Zhang Wei berdiri di depan sel mereka, menatap mereka dengan pandangan penuh penghinaan. "Kalian semua adalah pion kecil dalam permainan besar. Namun, pion pun bisa menjadi ancaman jika tidak ditangani dengan benar. Jangan khawatir, aku akan memastikan kalian tetap 'nyaman' di sini sampai kalian memberitahuku semua yang aku butuhkan."
Dia berbalik meninggalkan mereka, langkahnya mantap. Di luar, Song Tianyu menunggunya. "Apa yang akan kita lakukan selanjutnya, Tuan Zhang Wei?"
Zhang Wei tersenyum tipis. "Lakukan apa yang seharusnya kau lakukan."
Malam itu, Zhang Wei berdiri di balkon kediamannya, memandangi kota Canyu yang kini damai. Namun, pikirannya dipenuhi oleh rencana berikutnya. Setelah berminggu-minggu mengatasi para utusan bodoh yang tak henti-hentinya dikirim oleh organisasi rahasia, ia memutuskan sudah cukup.
Song Tianyu menghampirinya dengan raut wajah penuh tanggung jawab. "Tuan Zhang Wei, apakah Anda yakin akan menyerahkan semua ini kepada saya?"
Zhang Wei menoleh, ekspresinya tenang namun tegas. "Kau sudah membuktikan dirimu mampu. Kota ini sudah seperti rumahmu. Aku mempercayakan semuanya padamu. Tapi ingat, jangan lengah. Selalu bersiap menghadapi apa pun."
Song Tianyu mengangguk hormat. "Saya tidak akan mengecewakan Anda."
Tanpa banyak bicara lagi, Zhang Wei berbalik dan menghilang dalam sekejap menggunakan kemampuan teleportasinya. Dia langsung menuju markas besar organisasi rahasia itu, lokasi yang dia dapatkan dari ingatan salah satu utusan pertama yang menyerangnya.
***
Di markas besar organisasi itu, suasana malam yang sunyi berubah menjadi mimpi buruk. Zhang Wei muncul seperti bayangan, menghilangkan para penjaga satu per satu tanpa suara. Tubuh-tubuh mereka tergeletak tanpa nyawa, dan bahkan Martial King yang menjaga pintu utama tak sempat menyadari kehadirannya.
Di dalam aula utama, pemimpin organisasi itu, seorang Martial Emperor, duduk di atas singgasana batu, memeriksa laporan terakhir mereka tentang kegagalan di kota Canyu. "Bodoh!" bentaknya kepada bawahannya. "Bagaimana mungkin kita kalah dari seorang anak ingusan?"
Namun, sebelum dia bisa melanjutkan kemarahannya, sebuah suara dingin bergema di ruangan itu. "Mungkin karena anak ingusan itu jauh lebih kuat dari yang kau kira."
Semua mata beralih ke arah suara itu, dan di sana berdiri Zhang Wei, dengan pedangnya yang memancarkan aura abu-abu gelap yang mematikan.
"Kau!" Martial Emperor itu bangkit, mencoba mengerahkan kekuatannya. Namun, sebelum dia sempat menyerang, Zhang Wei sudah bergerak. Dalam satu kilatan, pedang abu-abu gelap itu melintas, dan kepala Martial Emperor itu terpisah dari tubuhnya, jatuh ke lantai dengan suara berdebum.
Bawahannya yang lain mencoba melarikan diri, tetapi Zhang Wei tidak memberi mereka kesempatan. Dalam satu malam, seluruh markas besar organisasi itu hancur.
***
Ketika fajar menyingsing, tidak ada yang tersisa dari markas itu kecuali reruntuhan. Zhang Wei berdiri di tengah kehancuran, membersihkan pedangnya dengan kain hitam.
Dia memandang ke arah timur, tempat kota Canyu berada. "Sekarang, tak ada lagi yang menghalangi. Jika mereka masih berani, maka aku akan menunggu."
Reruntuhan yang dulunya menjadi markas besar organisasi rahasia itu. Hanya keheningan yang tersisa, kecuali suara debu yang beterbangan di udara. Zhang Wei berdiri di atas puing-puing, matanya yang tajam memandang pemandangan kehancuran yang telah dia ciptakan.
"Begitu mudah," gumamnya sambil menyarungkan pedangnya yang kembali tenang, seolah tidak pernah digunakan untuk membantai puluhan nyawa dalam satu malam.
Namun, ini bukan sekadar balas dendam. Ini adalah peringatan. Sebuah pesan untuk semua pihak yang mencoba melawan atau menguasai kota Canyu. Tidak peduli seberapa besar organisasi mereka, seberapa kuat pemimpin mereka, Zhang Wei adalah ancaman yang tidak bisa diremehkan.
Sebelum pergi, Zhang Wei memastikan tidak ada informasi atau barang berharga yang tersisa. Semua dokumen, harta, dan bahkan rahasia mereka dia kumpulkan ke dalam cincin penyimpanannya. Di dalam ruangan terdalam, dia menemukan sebuah petunjuk: sebuah lambang emas dengan ukiran naga yang mengisyaratkan keterlibatan seseorang dari keluarga kekaisaran Qin.
“Qin Lian,” desis Zhang Wei sambil mengepalkan lambang itu. “Kita lihat langkah apa yang akan kau ambil selanjutnya.”
Dengan satu teleportasi, Zhang Wei kembali ke kota Canyu, meninggalkan reruntuhan itu untuk menjadi saksi bisu kegagalan lawan-lawannya.
harusnya seperti dewa iblis
dewa bagi kawan
iblis bagi musuh
ditunggu up nya Thor