seorang pemuda menemukan orang yang tergeletak di pinggir jalan dengan keadaan penuh luka dan membawanya pulang kerumah.
"Baba?Baba sudah pulang?"tanya Raihan
"Apa yang kau katakan adik manis?"tanya pria asing tersebut
"kenapa Baba bicaranya aneh?"
bagaimana kelanjutannya mari kita baca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimshu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Selesai memarkirkan motornya Damar mengikuti kemanapun Kanaya pergi. Yang pertama mereka ke tempat penjual bumbu.
"Bulek brambang sak kilo,bawang sak kilo,lombok sak kilo Karo tomate sak kilo nggeh bulek"(bibi bawang merah satu kilo,bawang putih satu kilo,cabe satu kilo sama tomatnya satu kilo ya bibi)ujar Kanaya
"Oh nggeh mbak Naya"(oh iya mbak Naya)jawab sang penjual
"Bodyguard nya ganti Tah mbak?"tanya sang penjual
"Nggeh bulek yang satunya lagi jagain adek-adek nya"jawab Kanaya sambil tersenyum
"Nggak kepengen nikah lagi Tah mbak?"tanyanya lagi
"Insya Allah kalau masih ada jodohnya bulek,lagian siapa yang mau sama janda yang anaknya banyak kayak saya tho bulek"ujar Kanaya sambil tersenyum
"Lho Yo akeh to mbak,apa mau tak kenalin sama keponakanku?"tawar penjual tersebut
"Lah gak usah bulek,biar kalo emang sudah ada jodohnya datang sendiri"tolak Kanaya halus
"Berapa jadinya bulek semuanya?"tanya Kanaya saat menerima belanjaannya
"Tiga ratus sepuluh ribu mbak,tapi bayar tiga ratus saja"ujar sang penjual
"Yo nggak boelh gitu lah bulek,kan bulek juga cari untung"ucap Kanaya
"Nggak Popo mbak itu juga sudah untung,sama langganan sendiri kok..."
"Baiklah kalau begitu, terimakasih nggeh bulek"ujar Kanaya,siapa yang nggak mau dapat potongan harga biarpun sepuluh ribu kan lumayan juga.
Setelah dari sana lanjut ke pedagang ayam yang ada di sebelah kanan pasar.
"Pakde ayam tiga kilo di potongi nggeh"pinta Kanaya
"Iyo nduk,minta yang bagian apa?"tanya si pedagang ayam
"Pupu Karo dodo pak de,tapi di pisah nggeh pakde"ujar Kanaya
"Oh iya sebentar ya tak potongi dulu,mau jadi berapa potong?"tanya sang penjual
"Yang dua kilo jadi sebelas potong yang sati kilo jadi lima potong saja pakde"jawab Kanaya
Sambil menunggu Kanaya menuju pedagang ikan tang berada tak jauh dari sana.
"Pakde tak tinggal cari ikan dulu ya..."pamit Kanaya
"Monggo-monggo nduk "ujarnya
Kanaya berlalu dari sana menuju dagang ikan dengan Damar yang masih mengekor.
"Mas lelene Piro sak kilo?"tanya Kanaya
"Empat pulau ribu mbak" jawab sang penjual
"Kalau Nilanya berapa"tanyanya lagi
"Sama mbak"jelasnya
"Ya sudah saya mau lele satu kilo sama Nilanya tiga kilo ya mas"pintanya
"Ok mbak sekalian di bersihkan nggak?"tanya penjualnya
"Lha iya no mas "jawab Kanaya
"Yo wes di tunggu ya mbak"ujar penjual tersebut
"Tak tinggal ngamek ayam sek Yo mas"ujar Kanaya
"Oh nggeh silahkan mbak"
Kanaya kembali ke pedagang ayam setelah memesan ikan dan minta untuk di bersihkan sekalian.
"Pakde berapa semuanya?"tanya Kanaya pada penjual ayam
"Seratus lima puluh ribu nduk"jawab penjual ayam
"Ini pakde uangnya, maturnuwun pakde"ujar Kanaya
"Yo saya toh yang terima kasih mbak"ucap sang penjual
"Nggeh pun sami-sami pakde"lalu Kanaya berlalu dari sana
"Mas ikanku sudah?"tanya Kanaya
"Sudah mbak ini"ujar penjual itu sambil menyodorkan kantung kresek berisi ikan
"Berapa mas semuanya?"tanya Kanaya
"Seratus enampuluh aja mbak"jawab sang pedagang
"Ini ya mas uangnya"ujar Kanaya
"Iya terimakasih ya mbak"
"Sama-sama mas"
Setelah adari pedagang ikan Kanaya berlalu ke pedagang sayur. Damar yang sedari tadi ngekor sambil membawa belanjaan sang mama menatap kagum pada mamanya.
Wanita yang berada di depannya ini sungguh wanita kuat dan hebat. Sang mama tidak pernah dengan sengaja mengajak anak-anak untuk menemani berbelanja jika bukan anaknya sendiri yang menawarkan bantuan.
Bisa Damar lihat seberapa banyak belanjaannya,jika tadi dia tidak menawarkan diri betapa repotnya sang mama jika harus membawa semuanya sendirian.
Setelah dari pedagang sayur akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Sampai di parkiran damar menaruh belanjaannya di depan kebetulan motor mamanya matic jadi depannya lebih luas untuk menaruh barang belanjaan.
"Ma tunggu dulu ya mas mau beli cilok dulu"pamit Damar
"Sekalian sama saudaranya yang lain ya nak,ini uangnya"ujar Kanaya sambil menyodorkan uang kepada Damar
"Nggak usah ma mas juga punya uang kalau sekedar untuk beli cilok buat damar sama saudara-saudara."tolak Damar
"Uangmu biar si tabung saja sayang"ujar Kanaya.
"Sekali-kali nggak papa lah ma traktir yang lain"ucap Damar
"Ya sudah kalau begitu,jangan lupa tamu kita juga belikan siapa tahu mau juga"ujar Kanaya
"Siap komandan"jawab Damar sambil hormat
Damar menuju dagang cilok sementara Kanaya duduk di atas motornya sambil menunggu putranya.
Setelah selesai membeli cilok Damar segera menuju sang mama yang sudah menunggu.
"Uangnya nggak kurang sayang?"tanya sang mama
"Nggak ma malah masih ada jadi mama tenang aja ya..."ujar Damar
Kemudian mereka menaiki sepeda motor dan mulai pergi dari pasar induk. Setengah jam kemudian mereka akhirnya sampai di rumah juga.
Kanaya langsung ke dapur melanjutkan rencana memasaknya setelah berganti baju rumahan. Dan Damar langsung menemui para saudaranya untuk memberikan cilok yang dia beli.
"Mas habis dari mana kok dapat cilok?"tanya Riska
"Habis dari pasar induk ikut mama"jawab Damar sambil membagikan ciloknya
"Kenapa nggak pamit sama kami,tau gitu aku titip tadi"ujar Billa
"Emangnya mau nitip apa kamu dek?"tanya Rakha
"Mau nitip stok pensil karakter,punyaku sudah mau habis bang,peminatnya si sekolah juga banyak"jawab Riska
"Ya sudah biar besok Abang yang belikan,kebetulan besok lomba Abang lewat sana"ujar Rakha
"Asyik Alhamdulillah akhirnya bisa nyetok lagi"ucap Billa senang
"Abang tinggal punya uncle Ken,Abang saja ya yang berikan"ujar Damar
"Baiklah biar Abang yang antar punya uncle ken siapa tau beliau mau,di negaranya kan gak ada cilok"ujar Rakha
Setelah mengatakan itu Rakha bergegas ke kamarnya untuk memberika cilok milik uncle Ken.
________________________
terimakasih buat yang sudah membaca 🙏🙏🙏 jangan lupa tinggalkan jejak ya...🥰🥰🥰
Maaf kalau belum sesuai ceritanya