Erina Anjani , gadis yang tengah terluka karena pengkhianatan kejam kekasihnya memutuskan untuk pergi keluar negeri. Maksud hati ingin berlibur, untuk mengobati rasa sakit atas kecewaan yang ia terima, hari-hari Erina berganti dengan berbagai hal mendebarkan saat dirinya bertemu dengan seorang pria bernama Yerkhan.
Sering terlibat dalam situasi bersama, bibit cinta secara perlahan tumbuh di antara mereka. Namun sosok Yerkhan yang ternyata menyimpan banyak rahasia membuat Erina ragu untuk melangkah maju.
Bagaimana kisah cinta keduanya? mungkinkah Erina bisa menerima Yerkhan sebagai cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chronicha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan adik sepupu
" Jangan tinggalkan aku".
Kalimat tersebut terdengar aneh ditelinga wanita cantik yang tengah merasa sesak dalam dekapan kekasihnya itu.
" Hey, ada apa denganmu? Aku hanya pergi ke supermarket sebentar" ujar Erina mencoba melepaskan diri, namun Yerkhan malah semakin mempererat pelukannya
" Tolong hentikan, kau membuatku sulit bernapas" Erina kembali berujar sembari memukul pelan punggung sang kekasih
" Sebentar saja" gumam Yerkhan dengan perlahan sedikit meregangkan pelukannya, membuat Erina mulai merasa nyaman.
Dalam dekapan kekasihnya, Erina mulai merasakan sesuatu yang tak biasa. Tubuh Yerkhan yang lebih besar itu terasa berdesir. Detak jantung yang cepat dan helaan napas yang agak berat, seakan memberitahu wanita cantik tersebut, jika kekasihnya sedang tidak dalam keadaan yang baik.
" Apa kau bermimpi buruk?" tanya Erina, sembari mengusap lembut punggung kekasihnya, namun hanya dibalas anggukan.
Tanpa banyak bertanya lagi, wanita cantik itu kembali memberi usapan yang perlahan namun menenangkan bagi pria tampan yang masih mendekapnya hangat. Wajah cantik itu tampak tersenyum, atas tingkah Yerkhan yang begitu manja hanya karena sebuah mimpi buruk.
Berbeda dengan Yerkhan yang tengah bergelut dengan perasaannya sendiri. Mengingat belum lama ini ia meminta Erina agar tidak merahasiakan apapun darinya, tetapi yang terjadi saat ini,ia sendiri tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya pada wanita cantik tersebut.
Perasaan takut akan kehilangan, sudah terlebih dulu terpatri dalam benaknya. Terlebih jika Erina mengetahui tentang masalah psikologis yang ia derita, pria tampan itu bahkan tak ingin membayangkan hal apa yang akan terjadi kedepannya nanti.
...----------------...
" Ponselmu sering berdering sejak kemarin, sepertinya penting" ujar Erina setelah beberapa saat mereka selesai mandi dan sarapan
" Abaikan saja, hanya hal kecil" sahut Yerkhan tidak sedikitpun mengecek ponselnya, pria tampan itu malah asyik menonton televisi diruang tamu
" Kau yakin? bagaimana jika itu urusan pekerjaan?" tanya Erina yang kini sudah duduk di sebelah Yerkhan
" Mengapa kau mengkhawatirkan hal itu, daripada mengurus pekerjaan, lebih baik menghabiskan waktu bersamamu" ujar Yerkhan mengecup pipi Erina, membuat wanita cantik tersebut tersipu.
Obrolan keduanya terus berlanjut seperti biasanya, tak hanya saling menggoda, canda tawa pun acap kali mereka lakukan ketika sedang bersama seperti ini. Hingga perbincangan pun terhenti ketika keduanya mendengar suara ketukan pintu yang cukup keras.
Tok tok tok !
Mereka pun saling pandang dengan ekspresi yang sama-sama terlihat kebingungan. Pasalnya, tak ada seorang pun yang Erina kenal di daerah tempat tinggalnya, kecuali rekan kerjanya di Kafe.
" Aku saja" ujar Yerkhan bergegas membukakan pintu.
Cklak!
Tampak berdiri seorang wanita cantik berhidung mancung yang mengenakan mantel super tebal. Tak hanya itu, dandanan glamour serta tas mewah yang dijinjingnya, sangat terlihat mencolok. Membuat Yerkhan tidak merasa terkejut sama sekali, justru ia merasa malas melihat sosok wanita tersebut dihadapannya.
" Pulanglah, beritahu bibi aku sedang sibuk, dan akan kembali beberapa hari lagi" ujar Yerkhan hendak menutup pintu
" Tunggu! dengarkan aku dulu" sahut si wanita menahan pintu dengan sepatu boat yang dikenakannya.
Bukannya membuka kembali pintu yang ditahan oleh si wanita, tanpa pandang bulu, pria tampan itu malah semakin mendorong keluar pintu yang akan ditutupnya. Tentu saja secara otomatis kaki wanita yang berbalut sepatu boat itu semakin terjepit.
" Aakkkh! kau gila ya! cepat buka kembali!" seru si wanita berteriak kesakitan
" Kau yang tidak mendengarkan ku" balas Yerkhan semakin mengencangkan dorongan pintunya
" Siapa yang datang?"
Kedatangan Erina yang muncul secara tiba-tiba, membuat Yerkhan terkesiap, hingga tanpa sadar melepaskan gagang pintu yang tengah ia pegang. Tanpa ada yang menahan lagi dari dalam, otomatis pintu pun terbuka lebar dengan si wanita yang langsung jatuh tersungkur dilantai.
Bruuk!
" Kau sangat keterlaluan!" bentak si wanita memegangi kakinya yang terasa nyeri
' Sebentar, aku merasa familiar dengan wajah nya' batin Erina mencoba mengingat kembali wajah seseorang yang sepertinya pernah ia jumpai.
" Pffttt !"
Yerkhan yang melihat wanita tersebut jatuh tersungkur, seketika menahan tawa. Wajah tampan itu tampak memalingkan wajah ke arah lain dengan masih berusaha menahan tawanya.
" Oh anda baik-baik saja? mari ku bantu berdiri" ujar Erina berniat membantu wanita tersebut, namun sudah didahului oleh Yerkhan yang tiba-tiba menyeret si wanita.
" Jangan!" pekik si wanita terlihat ketakutan
" Apa yang kau lakukan?! hentikan!" pekik Erina merasa panik.
Entah mengapa, melihat Yerkhan menyeretnya seperti itu, membuat Erina merasa khawatir. Namun kekhawatirannya seketika menghilang, ketika melihat wanita tersebut sudah duduk di atas sofa ruang tamu.
" Jangan berlebihan" ujar Yerkhan menatap dingin si wanita yang tampak ketakutan itu. Namun tiba-tiba,
" Awwwh"
Wanita cantik berhidung mancung itu tampak meringis kesakitan ketika membuka sepatu boat pada salah satu kakinya. Tampak luka lecet yang tak begitu parah di sekitar area mata kaki.
" Kau terluka, sebentar ku ambilkan obat merah" ujar Erina bergegas mengambil kotak P3K miliknya, namun Yerkhan kembali mendahului
" Biar aku saja" ujar Yerkhan bergegas mengambil kotak P3K milik Erina di dalam kamar.
Setelahnya mereka bertiga pun terlibat dalam sebuah percakapan kecil. Hingga Erina pun menyadari jika wanita tersebut merupakan orang yang pernah ia tolong saat syuting ditengah danau beberapa bulan yang lalu.
" Aku Zalima" ujar wanita cantik tersebut menjulurkan tangannya pada Erina
" Oh, aku Erina" balas Erina menjabat tangan wanita cantik dihadapannya
" Kami saudara sepupu" bisik Yerkhan pada Erina yang tepat duduk di sebelahnya
' Ternyata mereka masih satu kerabat' batin Erina merasa lega, mengingat ia merasa khawatir setelah melihat Yerkhan yang bertindak semena-mena pada wanita tersebut
" Ehm, maksud kedatanganku kemari, untuk menjemputmu kembali ke Astana, semua orang jadi membatalkan rapat penting, dan film pendek ku tidak jadi rilis, itu semua karena mu" jelas Zalima dengan ekspresi kesal
" Benarkah? bukankah itu bagus? jadi kau bisa berlibur sesuka hatimu untuk beberapa bulan kedepannya" balas Yerkhan santai
" Pokoknya kau harus kembali sekarang, bibi sedang menunggumu!" tegas Zalima
" Ck, sudah kubilang, aku sibuk, lagipula bagaimana bisa kau tahu jika aku berada disini? kau melacak ku ya?" ujar Yerkhan memasang wajah malas
" Jika tidak ingin dilacak, mengapa tidak kau matikan saja ponselnya, b*doh!" dengus Zalima semakin kesal
Mendengar percakapan keduanya membuat Erina seketika terdiam. Tentu saja karena bahasa yang mereka pakai bukanlah bahasa inggris, melainkan bahasa kazak. Sangat sedikit sekali kosa kata yang ia pahami.
" Maaf, sepertinya kalian perlu bicara berdua"
Erina beranjak dari tempat duduknya, namun dicegah oleh Yerkhan yang dengan tiba-tiba meraih pinggang kekasihnya itu. Erina pun merasa terkejut, terlebih lagi kini ia sudah berada di atas pangkuan pria tampan tersebut.
" Apa yang kau lakukan?!" bisik Erina dengan wajah memerah karena malu
" Kau lihat, betapa sibuknya aku? jika aku pergi sekarang, siapa yang akan menjaganya untukku?" ujar Yerkhan, menatap wajah cantik kekasihnya
Kali ini Yerkhan mengatakannya dengan bahasa yang sangat dimengerti oleh Erina. Tentu saja hal tersebut membuat wajah kekasihnya itu semakin memerah menahan malu. Jika saja ia mengatakannya tanpa ada orang lain yang mendengar, mungkin saja Erina tidak akan semalu ini.
" Astaga, kau memang sudah gila" tukas Zalima menggelengkan kepala sembari menutupi wajahnya yang ikut memerah.
ehhh kerasukan /Joyful//Joyful//Facepalm/
. astaga apa ini komen 😭😭😫😫😫😆😆😆😆😆😆
🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️
jadi puas kesalnya kan 😭🤣🤣🤣
astaga tadi gagal tonjok²an ini gagal anu²an/Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm/