Gadis kutu buku tiba-tiba mendapatkan sistem play store yang menyatakan jika update bumi akan segera terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. PVZ
Sekar berhasil menggiring sekawanan domba ke peternakan yang baru saja ia buat. Dengan seikat gandum di tangan, empat domba mengikutinya dengan tertib. Namun, ketika tiba di peternakan, Sekar terkejut melihat jumlah hewan yang mengikutinya jauh lebih banyak dari perkiraannya.
"Wow!" Sekar nyaris tidak percaya saat melihat kawanan besar yang kini ada di belakangnya. Selain domba, ada sapi, babi, bahkan seekor kuda ikut bergabung di tengah kerumunan.
"Sempurna!" serunya gembira. "Selamat datang di rumah jagal, tempat kalian hidup hanya untuk dimakan! Hahaha!" Sekar tertawa dengan gaya khasnya yang licik.
Setelah memasukkan hewan-hewan itu ke dalam peternakan yang sederhana, hanya dikelilingi pagar kayu, Sekar menyadari bahwa hanya ayam yang belum ia miliki. Ia pun berpikir untuk mencarinya dari peternakan milik villager.
Setelah menyelesaikan tugasnya di peternakan, Sekar meminta sistem untuk membuat Cauldron. Ia tahu Cauldron biasanya digunakan untuk menyimpan air, tetapi kali ini ia ingin menggunakannya untuk menciptakan villager peternak. Dengan menaruh Cauldron di tengah desa, ia berharap ada villager tanpa pekerjaan yang akan mengambil profesi tersebut.
Baru saja selesai meletakkan Cauldron, Sekar dikejutkan oleh suara dehaman di dekatnya. "Ghom!" Suara itu membuatnya terlonjak. Ketika menoleh, ia melihat seorang villager berdiri di sampingnya, menatapnya dengan ekspresi datar.
"Uwaa! Dari mana kamu datang?!" seru Sekar panik. Ia menyadari bahwa dirinya tidak merasakan kehadiran villager itu sama sekali.
"Apa mungkin aku mulai kehilangan kewaspadaan karena merasa terlalu nyaman hidup di sini?" pikirnya, meskipun ia tahu bahwa kehidupannya belakangan ini penuh dengan ancaman dari monster.
Villager itu kembali berdeham, membuyarkan lamunan Sekar. "Ghom," ia mengucapkan dengan nada khas villager. Tapi kali ini, villager tersebut mulai mengeluarkan suara yang terdengar seperti rangkaian kata.
"Huhu he huhu, hehe huhehehuhu…" ocehan itu membuat Sekar terkejut. "Villager bisa berbicara? Apa-apaan ini?!"
Sekar memperhatikan villager itu lebih saksama. Penampilannya berbeda dari villager lain, wajahnya terlihat lebih tua, dan pakaiannya memiliki detail yang lebih rapi. Namun, sebelum Sekar bisa memahami lebih jauh, notifikasi sistem tiba-tiba muncul di hadapannya.
[Peringatan! Pillager akan segera melakukan Raid pada desa ini!]
Sekar membeku di tempat. Para villager yang sebelumnya sibuk di luar langsung berlarian masuk ke rumah mereka masing-masing, sementara Sekar masih mencoba mencerna situasi.
"Raid? Bagaimana bisa? Bukankah event ini hanya terjadi jika aku menyerang markas Pillager dan mengalahkan pemimpinnya?" gumamnya, bingung. Ia merasa ada yang salah dengan sistem dunia Minecraft yang ia kenal.
Sistem segera memberikan penjelasan:
[Sistem dunia Minecraft telah mengalami perubahan akibat pengaruh item dari game lain.]
Penjelasan itu membuat Sekar semakin cemas. "Jadi, dunia ini mulai berubah karena pengaruh sistem lain? Apa mungkin NPC akan semakin cerdas?" pikirnya khawatir.
Waktu datangnya Raid semakin dekat, untuk saat ini Sekar menyingkirkan keanehan pada sistem Minecraft untuk fokus mempersiapkan diri agar dapat mempertahankan ladangnya dari para bandit.
***
Sekar merasa cemas karena saat ini ia tidak memiliki cukup anak panah untuk menghadapi serangan Raid. Senjata AK-47 miliknya juga dalam kondisi yang hampir kehabisan amunisi.
"Andai saja ada villager perpustakaan yang menjual buku Enchanted Infinity," keluhnya. Karena kekurangan anak panah dan amunisi, Sekar harus memikirkan strategi lain untuk bertahan.
[Anda masih memiliki satu tiket gacha yang belum digunakan.]
Sistem mengingatkannya bahwa ia masih memiliki tiket gacha dari pencapaian mendapatkan 1 juta poin pertamanya.
"Oh, aku hampir lupa soal itu," katanya, lalu segera menggunakan tiket tersebut.
Sebuah hologram muncul di depannya, memperlihatkan roda keberuntungan yang pernah ia lihat sebelumnya. Roda tersebut dipenuhi berbagai hadiah, seperti item langka, game premium, hingga tiket diskon.
Perlahan roda keberuntungan mulai berputar dengan kecepatan yang terus meningkat.
"Aku berharap mendapatkan sesuatu yang berguna untuk mempertahankan ladangku," ujar Sekar sambil berdoa dengan penuh harap.
Putaran roda perlahan melambat, hingga akhirnya menampilkan hadiah yang ia dapatkan.
[Selamat! Anda mendapatkan game Plants vs. Zombies]
"Sebuah game? Dan gratis pula!" Sekar sangat senang dengan hadiah yang ia peroleh. Game PVZ, jika dibeli melalui Play Store, memiliki harga yang mencapai 2 juta poin. Ia merasa sangat beruntung bisa mendapatkannya tanpa biaya.
"Aku tidak mengerti, kenapa game sederhana ini bisa begitu mahal," gumamnya. Tanpa ragu, Sekar langsung mengaktifkan game PVZ untuk melihat apakah permainan ini dapat membantunya melawan serangan Raid yang akan segera terjadi.
[Apa player membutuhkan panduan untuk memainkan game PVZ?]
Sekar merasa sedikit tersinggung dengan pertanyaan sistem.
Sebagai manusia yang hidup di era teknologi canggih, tentu saja Sekar tahu tentang game seperti PVZ dan setidaknya sudah pernah memainkannya sekali.
Plants vs. Zombies adalah game tower defense yang mengharuskan player melawan serangan zombie yang ingin memakan otak seorang NPC bernama Crazy Dave.
Untuk melawan zombie, player diberikan berbagai tanaman dengan kemampuan yang berbeda-beda, seperti Peashooter yang menembakkan kacang, Chomper yang bisa memakan zombie, dan Wallnut yang memiliki ketahanan tinggi.
Sekar merasa senang karena game ini bisa sangat membantu dalam menghadapi Raid dari para Pillager.
"Tapi, sebagai gadis baik yang tidak sombong, aku akan mendengarkan panduan darimu," katanya dengan rendah hati.
[....] Sistem tampak terdiam, meragukan kata-kata rendah hati Sekar.
Sistem kemudian menjelaskan cara bermain game PVZ, yang sebagian besar mirip dengan PVZ yang sudah Sekar mainkan sebelumnya.
Yang berbeda di sini adalah sebagian besar tanaman masih terkunci di awal permainan, yang hanya bisa dibuka dengan melakukan berbagai misi.
Saat pertama kali bermain, player diberi tiga tanaman gratis yaitu Peashooter, Wallnut, dan Sunflower.
Peashoter adalah tanaman penyerang, dia akan menyerang zombie yang mendekat.
Wallnut merupakan tanaman kacang berukuran besar, tidak bisa menyerang tapi pertahanannya keras sehingga menjadi benteng pertahanan.
Sun flower adalah inti dari permainan, tanaman ini menghasilkan energi matahari yang diperlukan untuk membeli tanaman.
"Tunggu, bukankah aku punya Sun Shroom?" Sekar teringat hadiah yang dia dapat dari Booster Pack.
Sun Shroom memiliki kemampuan menghasilkan Sun Energy seperti Sunflower. Namun, bedanya, Sun Shroom hanya menghasilkan 25 Sun Energy, setengah dari yang dihasilkan oleh Sunflower. Tetapi, setelah beberapa waktu, Sun Shroom akan tumbuh besar dan mulai menghasilkan Sun Energy dalam jumlah lebih banyak.
Sekar segera mendirikan sebuah menara setinggi 20 blok, dan di puncaknya dia membuat lahan khusus untuk menanam Sunflower dan Sun Shroom. Dia sengaja menempatkan kedua tanaman itu di tempat yang tinggi agar terlindung dari serangan monster.
Seiring waktu, energi matahari yang terkumpul semakin banyak, memungkinkan Sekar untuk mulai membeli tanaman-tanaman penyerang.
Ding!
[Raid telah dimulai!]
Setelah mendengar notifikasi, Sekar melihat dari kejauhan sekelompok Pillager berlarian menuju desa.
"Mereka membawa crossbow dan pedang sebagai senjata. Sementara jumlah mereka..."
Sekar memperkirakan ada sekitar 12 Pillager.
Dengan memanfaatkan sistem game PVZ, Sekar membeli beberapa Peashooter dan Wallnut, lalu menanamnya di lokasi strategis yang kemungkinan besar akan dilewati oleh para Pillager.
Sambil bersembunyi, Sekar mengamati seberapa efektif tanaman-tanaman itu dalam menghadapi serangan para Pillager.