Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Shifa
Umar tersenyum tipis melihat adegan dihadapannya ini, sangat berbeda dengan Shifa yang terus menangis, dia tidak menyangka jika lelaki yang begitu dia cintai dan dia lindungi bahkan dia bela mati-matian hanya seorang penghianat.
Setelah mereka pergi dari rumah mantan kekasih Shifa, keduanya hanya diam tanpa banyak kata, Umar telah menyewa sebuah mobil untuk mereka bepergian, dan telah memesan hotel untuk mereka menginap.
"Ambillah ini, ini adalah percakapan WA handphonenya yang aku sadap, bacalah jika kamu ingin, agar matamu terbuka". Umar menyodorkan handphone nya kepada sang istri.
Shifa menerimanya, dan dia tersentak melihat wallpaper Umar yang merupakan foto dirinya. Dia memandang Umar dengan sendu dan mengalihkan pandangannya begitu Umar balik menatapnya.
"Ya Allah". Ucap Shifa kini menangis histeris begitu melihat percakapan manusia penghianat dan juga ibunya yang membuat darahnya mendidih seketika.
" Poroti dia karena dia anak orang kaya, lagian dia bisa kita manfaatkan untuk keperluan kita nak". Ucap ibu Rayhan.
"Benar mah, aku mah ogah sama perempuan sok jual mahal seperti nya, jika bukan karena dia selalu memberikanku uang, aku sudah lama meninggalkannya".
" Iya nak, pertahankan saja dia untuk bisa kita keruk hartanya, lagian kau tidak perlu bekerja lagi jika kalian tetap bersama-sama ".
" Haha iya mah, enaknya punya perempuan bodoh yang cinta mati pada kita, bisa kita manfaatkan sepuasnya".
"Iya nak".
Shifa menggenggam erat handphone Umar yang dia pegang, hatinya hancur berkeping-keping tanpa sisa, dia bahkan sulit untuk bernafas, pengorbanannya selama ini hanya dijadikan bahan candaan dan dimanfaatkan tanpa dia tahu. Kini dia menjerit dan menangis sekencang-kencangnya meluapkan emosi dan amarahnya.
Umar melihat sang istri menangis histeris segera meminggirkan mobilnya untuk memberikan waktu istrinya. Dia ingin memeluknya tapi dia takut dianggap kurang ajar.
Umar hanya memandang sang istri dengan sendu, dia memang khawatir, tapi dia harus bisa memberikan istrinya waktu yang bisa dia gunakan untuk meluapkan emosinya.
"Bodohnya aku yah Allah, bodohnya aku". Jerit Shifa dengan penuh emosi dan terus menangis, dia meluapkannya dengan memukul dashboard mobil dengan penuh amarah.
Umar yang tidak tahan dengan tangisan sang istri langsung merengkuhnya dengan pelukan hangat.
"Aku sungguh bodoh kak, aku sungguh bodoh". Hiks.. Hiks.. Tangisannya menyayat hati Umar.
" Kamu tidak bodoh dek, kamu hanya mencintainya, walau dibalas seperti itu, kamu harus bersyukur setidaknya kamu bisa menjaga dirimu darinya, dan kau juga sudah tahu dan menyadarinya jika dia memanfaatkan mu, bukankah Allah maha baik karena telah menunjukkan jalan kepadamu?? Ucap Umar menepuk-nepuk punggung sang istri.
Shifa yang mendengar penuturan suaminya itu menghapus air matanya dengan kasar. Benar yang dikatakan Umar tentang semua itu.
"Terima kasih berkat kakak, aku bisa tahu semua kejahatannya dan tidak akan terus dibodohi dan dibohongi serta dimanfaatkan lagi". Ucapnya dengan sendu dengan air mata yang tak henti menetes.
" Aku melakukannya karena aku suamimu, tugasku tidak hanya membiayai seluruh keperluanmu, tapi juga menjagamu dari siapapun yang berusaha menyakitimu, aku sudah berjanji dihadapan Allah akan menjagamu dan melindungi mu sekuat dan sebisaku". Umar tersenyum menghapus air mata sang istri dan mengelus kepalanya.
"Terima kasih, maafkan aku selalu menyakiti kakak".
" Tidak apa-apa dek, aku tahu kau melakukannya karena cinta buta, jadi tidak apa, kau bisa mengerti". Ucap Umar kembali mengelus kepala sang istri lalu kembali menyetir.
Mereka akan kembali ke hotel untuk beristirahat karena mereka sudah lelah terutama untuk Shifa.
"Mau langsung pulang atau disini dulu?? Tanya Umar kepada sang istri.
" Boleh tidak kita disini dulu, ada yang akan aku urus lebih dahulu sebelum kita pulang". Tanyanya penuh harap.
"Boleh, memang apa yang ingin kamu urus, aku akan membantumu".
" Aku akan menjual mobil dan rumahku yang dipakai lelaki sialan itu". Geramnya dengan tangan mengepal.
"Mobil dan rumah?? ". Cicit Umar tidak percaya.
" Iya, aku memiliki mobil dan rumah yang ku beli dengan hasil keringatku".
"Apa surat-surat nya atas namamu?? Tanya Umar dengan penasaran
" Iya itu atas namaku, dan aku memegang surat-surat nya".
"Baguslah jika seperti itu, kamu bisa melakukannya jika kamu ingin".
Umsr tersenyum tipis mendengar hal itu, dia membayangkan keadaan Rayhan dan keluarganya jika rumah itu dijual.
" Rumahmu ditempati oleh Rayhan dan keluarganya??
"Iya, aku mengizinkannya tinggal disana karena rumahnya katanya direnovasi".
" Kamu punya rincian pemberian atau apa gitu?? Tnya Umar dengan santai
"Maksud kakak seperti catatan transfer?? Tanya Shifa dengan kening mengkerut
" Iya seperti itu, kamu bisa menggugatnya jika kamu memilikinya, aku akan meminta Uwais membantumu karena dia seorang pengacara, bagaimana?? Umar meminta persetujuan Istrinya itu.
"Uwais anak tante Nazwa itu kan?? Tanya dengan mata membulat.
" Iya, Ukasyah dan Utsman juga bisa membantumu, mereka tentara dan polisi". Ucap Umar dengan santai.
"Mereka bertiga anak-anak tante Nazwa, adik ummi kan??
" Iya, mereka semua memang bekerja dibidang hukum jadi kita bisa meminta tolong kepada mereka".
"Aku punya kak, karena setiap kali aku memberinya uang, aku selalu mentransfernya".
" Tabungan konvensional atau digital??
"Konvensional kak, tapi melalui M-bangking".
Umar menganggukkan kepalanya dengan heran, istrinya ini terlalu royal, sampai mau-mau saja diporoti seperti itu, dan lebih parahnya lagi laki-laki ini manusia tidak punya malu.
" Aku tidak menyangka jika kau bisa diporoti sedemikian hebat seperti itu?? Umar menggeleng tak percaya.
"Itulah sebabnya ayahku mengatakan aku ini bodoh karena cinta". Ucap nya menundukkan kepalanya.
" Tidak apa-apa, kami akan membantumu mengambil semua milikmu, lagian kau punya catatannya kan, tapi jika aku bisa kasih saran, jual saja mobil dan rumahmu beserta isinya sedangkan uang yang kamu berikan biarkan saja, anggap saja sedekah pada lelaki miskin tak tahu diri".
"Kakak benar, itu yang lebih penting, aku akan mengambil semua yang kuberikan kepadanya dan menjualnya, dia pasti akan merasakan kesengsaraannya".
" Baguslah jika kamu mengerti, oh iya kamu bilang rumahnya direnovasi, apa ada uangmu juga disana?? Atau itu hanya omong kosong mereka kepadamu??
"Tenang saja kak, aku memegang surat-surat rumahnya jadi kita mudah menjualnya". Ucap Shifa tersenyum misterius memandang Umar
Umar tersenyum lebar mendengar penuturan sang istri, sedangkan Shifa yang melihat senyuman Umar itu merasakan desiran yang berbeda dihatinya.
" Bagus dan pintar sekali". Puji Umar kepada sang istri dengan wajah berbinar cerah
Shifa yang dipuji seperti itu menundukkan kepalanya malu, ini pujian pertama Umar kepadanya selama mereka menikah.
"Apa kamu membawanya?? Tanya Umar dengan penasaran
" Aku membawanya di koper kak, tadinya aku pikir ketika aku sampai disini, kami akan bersama jadi aku membawa surat-surat berharga milikku agar tidak terlalu repot nantinya".
"Iya, Allah maha baik kepada kita menunjukkan kebenaran sebelum semuanya terlambat".
" Iya kak dan aku akan memberi pelajaran untuk nya yang tak akan dia pernah duga sebelumnya".
Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!