NovelToon NovelToon
Masa Kecil Bulan

Masa Kecil Bulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan di Kantor / Slice of Life / Careerlit
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: yuliani fadilah

Sinopsis:
Cerita ini hanyalah sebuah cerita ringan, minim akan konflik. Mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari Bulbul. Gadis kecil berusia 4 tahun yang bernama lengkap Bulan Aneksa Anindira. Gadis ceria dengan segala tingkahnya yang selalu menggemaskan dan bisa membuat orang di sekitar geleng-geleng kepala akibat tingkahnya. Bulbul adalah anak kesayangan kedua orangtua dan juga Abangnya yang bernama Kenzo. Di kisah ini tidak hanya kisah seorang Bulbul saja, tentunya akan ada sepenggal-sepenggal kisah dari Kenzo yang ikut serta dalam cerita ini.

Walaupun hanya sebuah kisah ringan, di dominan dengan kisah akan tawa kebahagian di dalamnya. Akan tetapi, itu hanya awal, tetapi akhir? Belum tentu di akhir akan ada canda tawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yuliani fadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 23 Om Caka

Bulbul masih berada di area kantor menunggu Aldan yang belum usai dengan pekerjaannya.

"Om Caka?" panggil Bulbul tiba-tiba, keduanya tengah berjalan kembali ke area dalam kantor. Pasalnya, Saka dan Bulbul baru saja pulang dari toko eskrim yang berada tepat di seberang kantor Aldan.

Saka yang menuntun tangan Bulbul, menatap anak itu dengan menundukan sedikit kepalanya. Karena tinggi badan Bulbul hanya sebatas pahanya saja. "Iya, kenapa Bul?"

Bulbul yang masih asik menjilati eskrim itu, sampai-sampai belepotan kemana-mana. Memberhentikan terlebih dahulu kegiatannya. "Om Caka baik deh, endak kaya Bang Jojo!" ujarnya dengan wajah sebal saat mengucapkan kata terakhir.

Alis tebal milik pemuda yang kira-kira berumur 20 tahun itu terlihat terangkat. "Bang Jojo? Dia Abangnya kamu?" tanya Saka akhirnya.

Bulbul menganggukkan kepalanya, sampai-sampai kedua kuncir kudanya itu ikut bergerak. "Iya, Bulbul cebel cama Bang Jojo!" adunya tak lupa bibir mungilnya yang mengerucut sebal. Tak peduli juga dirinya baru kenal dengan Saka beberapa jam yang lalu.

Saka terkekeh dibuatnya, tangannya terulur mengacak pelan rambut Bulbul. "Kenapa emang?"

"Bulbul cebel tau! Bang Jojo cuka baget jailin Bulbul ...." Bulbul menjeda ucapannya, dan kembali menjilat eskrim yang dipegangnya terlebih dahulu. "Telus kalo Bulbul minta ecklim cuka endak dikacih!" sambungnya mengadahkan kepalanya menatap Saka, sambil sedikit bibir terlihat mencebik.

Saka kembali tekekeh pelan mendengar penuturan dan raut wajah Bulbul. "Mungkin Abang kamu gak mau kamu tambah gendut," ujar Saka kembali terkekeh untuk kesekian kali diakhir ucapannya.

Bulbul mengerucut bibirnya sebal, menatap Saka. "Bulbul endak endut, Om Caka!"

Seka tertawa, dan mengangkat tubuh Bulbul membantu untuk duduk di kursi yang berada di lobby. "Iya, kamu enggak gendut, tapi gempal."

Bulbul menatap Saka dengan kening yang terlihat berlipat mendengar apa yang dikata Saka terdengar cukup asing ditelinganya.

"Gempal apa, Om?" tanya Bulbul dan kembali menjilat eskrim yang masih tersisa.

Saka menggosok hidungnya yang tiba-tiba terasa gatal. "Padat dan berisi, Bul."

Bulbul terdiam sejenak, menatap wajah Saka dengan mengedipkan matanya lambat. Dan tak lama Bulbul membulatkan mulutnya membentuk huruf o. "Ooh!"

"Tapi cekalang Bulbul endak cebel lagi kok cama Bang Jojo!" ujar Bulbul kembali.

"Kenapa gitu, bisa gak sebel lagi?"

"Coalna kemalin-kemalin, Bang Jojo malahin temen cekulah Bulbul yang cuka nakal cama Bulbul. Jadi cekalang Bulbul endak cebel lagi deh, cama Bang Jojo!" jelas Bulbul yang membuat Saka kembali terkekeh, entah itu kekehan keberapa kali, mendengar apa yang di bicarakan anak dari atasannya itu.

"Bagus dong, jangan kebanyakan sebel sama Abangnya, gak baik." ujar Saka dan membantu Bulbul membersihkan bibirnya yang kotor akibat eskrim yang dimakan anak itu, dengan tisu yang telah tersedia diatas meja lobby sana.

"Bul, Om mau ke toilet dulu, Bulbul diem dulu disini, jangan kemana-mana, yah?" lanjut Saka, lalu beranjak dari duduknya, sembari membenarkan jasnya terlebih dahulu, dan menepuk pelan kepala Bulbul.

Bulbul yang masih asik menikmati sisa eskrimnya hanya mengangguk saja sebagai responan. Dan kemudian, Saka segera bergegas melangkah pergi ke toilet.

Setelah menghabiskan sisa-sisa eskrimnya. Bulbul, gadis itu berdiri dari duduknya, menatap terlebih dahulu sekeliling lobby itu mencari sesuatu. Setelah melihat apa yang dicarinya, yakni mencari tong sampah yang berada tak jauh dari dirinya. Gadis itu berlari kecil menghampiri tong sampah itu dan membuang sampah yang dipegangnya.

Bulbul hendak kembali ketempat tadi duduk. Namun, diurungkanya setelah mendengar suara meongan kucing.

Bulbul meluaskan pandangannya. "Ihh! Ada meong!" hebohnya setelah menemukan dimana anak kucing itu berada. Yakni, di dekat pot bunga yang tak jauh darinya berdiri.

Bulbul berlari, dan segera menghampiri anak kucing itu. "Cini meong, cama Bulbul!" pintanya sambil berusaha menggendong anak kucing itu.

"Diem meong, dangan gelak-gelak teluc!" ujarnya dan meletakan anak kucing itu dipangkuannya.

"Meong lagi apa dicini? Kok cendili?" tanya Bulbul sambil mengelus bulu kucing itu yang masih berada diletakan dipangkuannya.

Anak kucing itu sesekali mengekuarkan suara meongannya sambil mengendus-ngendus paha Bulbul, yang terhalangi oleh celana kodok yang dipakainya.

"Iih, Bulbul mau meong. Kamu ikut Bulbul pulang, yuk?" ujarnya lagi, Bulbul berdiri dari duduk dilantainya. Dan berusaha memasukan anak kucing itu pada saku kodoknya yang berada tepat didepan perutnya serta terlihat muat bagi kucing itu untuk berada di dalam sana..

Bulbul tersenyum sumringah, setelah usahanya berhasil untuk memasukan kucing itu. "Diem ya meong, dangan gelak-gelak!"

Sialnya, kucing itu hanya diam sambil sesekali mengeong seakan mengikuti apa yang diperintahkan Bulbul.

Baru saja hendak kembali pada kursi yang di dudukinya tadi, Aldan dan Saka terlebih dahulu menghampirinya.

"Bul, ngapain?" celutuk Aldan terlebih dahulu bertanya. Sepertinya pria itu telah menyelesaikan urusannya.

Setelah Aldan bertanya seperti itu, Saka mendekat. "Maaf Pak, saya tadi ke toilet dulu."

"Iya, gak apa-apa," sahut Aldan dan kembali mengalihkan fokusnya pada Bulbul.

Aldan terheran melihat apa yang dilakukan anaknya itu. Dan tak lama decakan keluar dari bibir pria itu. "Ck! Bul, ngapain ngantongin anak kucing segala! Ayo lepasin, kasian!" suruh Aldan.

Bulbul menatap sebal Aldan dengan seperti biasa, bibirnya mengerucut. "Endak! Bulbul cuka meong ini, Papa. Bulbul pen bawa pulang!" ketusnya sambil sedikit memiringkan badannya menyembunyikan kucing itu.

"Enggak, Bul, ayo cepet lepasin, kasian!" suruh Aldan kembali.

"Endak mau Papa! Bulbul mau meong, pokona Bulbul mau bawa pulang!" kekehnya sambil memundurkan badannya sedikit demi sedikit. Agar Aldan tidak melepaskan anak kucing itu.

"Kasian Bul, nanti Mamanya nyariin. Ayo buruan lepasin!"

"Endak mau Papa!" kekehnya, "Lagian dali tadi meong ini endak ada Mamana kok!"

Sementara Saka yang masih berada disana, menyaksikan apa yang terjadi, hanya bisa terkekeh diam-diam.

Aldan menatap Bulbul sejenak yang sudah menampakan wajah kesalnya. Kemudian pria itu menghela napasnya kasar. "Sa, ini kucing siapa?" tanya Aldan akhirnya pada Saka yang sedari tadi hanya diam.

Saka menetralkan raut wajahnya sebelum menjawab. "Gak tau sih, Pak. Tapi, kayanya emang gak ada yang punya, deh."

Aldan kembali menatap anaknya. "Ya udah, Kamu boleh bawa pulang. Asal jagain baik-baik!"

"Benelan, Papa?" tanya Bulbul, anak itu hanya memastikan. Dengan kepala yang sedikit dimiringkan menatap Aldan.

Aldan mengangguk, dan menpuk pelan kepala anaknya itu. "Iya."

Seketika senyuman terbit menghiasih wajah Bulbul. "Makacih, Papa!"

"Sekarang keluarin meongnya, nanti dia pup lagi!" suruh Aldan hendak membantu mengeluarkan kucing itu dari saku kodok anaknya itu.

Bulbul kembali memundurkan langkahnya. "Endak mau, Papa! Bialin adah!"

••

1
yuliani fadilah
hallo
Amai Kizoku
Saya suka sekali sama cerita ini, ayo cepat update lagi biar saya gak kesal.
★lucy★.
terharu banget pas adegan romantisnya, ini the best story ever ❤️
Jennifer Impas
Gaya penulisanmu sungguh memukau, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!