Lanjutan Kings and Queens.
Amira Léopold, putri kesayangan Raja Arsyanendra Léopold adalah pemberontak sejati. Opa dan ayahnya sudah pusing dengan kelakuan putri Badung itu hingga suatu hari Amira nekad terbang ke New York dan ingin berkeliling Amerika dengan mobil ... sendirian. Tentu saja Arsya dan Sean ngereog hingga mengirimkan kepala keamanan kedutaan Belgia buat mengawal Amira. Putri Badung itu mengeyel tidak mau ada pengawal tapi Grady Daughetry adalah pengawal terlatih dan tetap mengawal kemana Amira pergi. Hingga keduanya sadar sama-sama saling jatuh cinta
8th generation of klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Pekesor
Amira menatap Grady yang sedang sarapan. Mereka berdua memang bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju Los Angeles. Pria itu merasa dirinya diperhatikan, lalu mengangkat wajahnya.
"Ada apa tuan putri?" tanya Grady.
"Ternyata kamu ... Ganteng juga," senyum Amira membuat Grady melongo.
"Tuan putri ... merayu saya?" tanya Grady. "Ini masih pagi, tuan putri."
"Memang kalau masih pagi tidak boleh memuji? Ini tuh memuji bukan merayu," senyum Amira.
Grady menyipitkan matanya. "Tuan putri ...." Grady menoleh saat ponselnya berbunyi dan tersenyum saat melihat siapa yang menelpon.
"Terima saja. Aku masih nikmati sarapan," ucap Amira dengan gaya cuek.
Grady lalu berdiri sambil membawa ponselnya dan pergi keluar "Halo, Lisa ...."
Amira hanya menatap punggung Grady. Kok aku tidak rela ya melihat Grady dengan Lisa. Seperti ada yang salah dan tidak pas. Amira terkejut saat ponselnya berbunyi dan menerimanya. "Ya Imelda ?"
"Tuan putri, saya sudah mendapatkan informasi tentang Lisa Christopher. Dia berselingkuh dengan lawan mainnya di Toronto selama syuting disana," lapor Imelda.
"Dari siapa kamu dapatkan informasi ini?" tanya Amira.
"Asistennya dan dia mau memberitahukan setelah saya suap tuan putri."
Amira tersenyum. "Berapa ?"
"USD $10,000. Dan saya ambil dari rekening cadangan tuan putri," jawab Imelda kalem.
"Dasar ! Bukti ?"
"Sudah saya kirim."
Amira tersenyum. "Terima kasih Imelda." Gadis itu melihat notifikasi pesan di emailnya.
"Ada lagi tuan putri?" tanya Imelda.
"Siap-siap jemput aku di Brussels."
***
"Kamu kemana Lisa? Kenapa tidak menerima telpon aku?" tanya Grady.
"Aku sedang syuting jadi tahu sendiri kan ponselku tidak akh pegang," jawab Lisa datar.
"Oh maaf. Tapi kan biasanya ada asisten kamu."
"Dia sedang tidak pegang ponsel aku. Ada apa Grady ? Jadi pulang ke New York kan?" tanya Lisa.
"Jadi. Kamu juga kan?" jawab Grady lembut.
"Iya. Si putri manja tidak macam-macam kan?"
Entah kenapa Grady tidak suka dengan ucapan Lisa. Amira tidak manja tapi menggemaskan. "Tuan putri tidak macam-macam. Bagaimana dengan kamu ? Tidak macam-macam kan?"
Ada jeda di seberang membuat feeling Grady seperti memberitahukan ada yang salah. Jangan berburuk sangka dulu.
"Aku tidak macam-macam. Percaya padaku !" jawab Lisa ketus membuat Grady merasa hati kecilnya tidak nyaman.
"Ya sudah. Ini syutingnya sudah selesai kan?"
"Sudah. Besok aku akan kembali ke New York. Kamu kapan sampai Los Angeles?" tanya Lisa masih dengan nada tidak enak.
"Nanti malam sampai Los Angeles. Besok malam tuan putri sudah kembali ke Brussels."
"Bagus. Kamu segera pulang ke New York ya?"
"Oke sayang." Grady menoleh ke arah Amira yang terlihat malas lalu kembali ke Lisa. "Sampai berjumpa di New York. Love you."
"Ya." Lisa mematikan panggilannya membuat Grady terkejut.
Bisa jadi masih kesal karena aku tidak ada saat dia sampai New York. Grady menyimpan ponselnya ke dalam jaketnya dan kembali ke meja dimana Amira tampak tegang. Apa ada sesuatu di istana?
"Anda baik-baik saja tuan putri?" tanya Grady.
Amira hanya memandang Grady sendu dan pria itu bisa melihat mata biru putri itu seperti merasa sedih.
"Aku baik-baik saja tapi entah kamu nantinya." Amira hanya menatap Grady dengan ekspresi tidak bisa dibaca.
"Memang saya kenapa tuan putri?" tanya Grady bingung.
"Kamu akan tahu sendiri nanti." Amira menyesap kopinya.
Ya ampun tuan putri ... Apakah saya akan digantung raja Arsyanendra? Berbagai hal berkecamuk di pikiran Grady dan semuanya berhubungan dengan hukuman yang akan dia peroleh dari Arsyanendra.
***
Grady dan Amira melanjutkan perjalanan dan pria itu bertekad untuk langsung ke Los Angeles tanpa harus menginap lagi di kota San Diego. Amira sudah memesan kamar hotel di daerah Beverly Hills dan Grady hanya mengikuti permintaan sang putri. Besok pagi mereka akan berjalan-jalan di Rodeo Drive atau pun China Theater lalu malamnya dia akan mengantarkan Amira ke LAX karena pesawat kerajaan sudah dikirim Arsyanendra.
Raja Belgia itu memilih mengirimkan pesawat pribadi ke LAX demi menghindari paparazi yang pasti akan mengejar putrinya. Bukan berarti Grady tidak bisa melindungi Amira di bandara, tapi Arsyanendra tidak mau ada drama lagi.
Grady menoleh ke arah Amira yang sepanjang perjalanan tampak diam saja, tidak seperti biasanya yang cerewet dan selfie dengan gaya lebay. Grady tahu dari Instagram Amira, tidak ada satu pun foto atau video yang diupload kecuali saat dia menginap di rumahnya, saat melihat matahari terbit di Colorado. Grady tahu, para keluarga Sultan itu paling jarang upload foto karena mereka sangat menjaga privasi meskipun akun mereka banyak yang tidak di privatisasi.
"Anda baik-baik saja, tuan putri ? Apakah sarapan tadi tidak enak?" tanya Grady dari balik kacamata hitamnya. "Apa anda ingin mampir ke dinner atau fast food karena tidak enak?"
"Bukan itu."
"Lalu apa?" Grady menoleh ke arah Amira.
"Dengar Grady, kamu itu pria baik. Kamu seharusnya mendapatkan yang lebih baik dari Lisa. Banyak gadis di luar sana yang pantas buat kamu!" jawab Amira dengan gaya princess nya.
"Memang kenapa tuan putri? Apakah anda tahu sesuatu?" tanya Grady yang membelokkan mobilnya ke sebuah pom bensin.
Amira hanya diam saja. Grady tampak penasaran lalu mendekati Amira setelah memarkirkan mobilnya. "Tuan putri?"
Amira menoleh ke Grady. "Lisa tidak baik buat kamu!"
Grady mengernyitkan dahinya. "Apakah tuan putri ... Mendapatkan perkataan dari ibu aku ?"
"Apakah bibi Anna tidak suka dengan Lisa ?" balas Amira terkejut. "Bibi Anna tidak pernah cerita apapun soal Lisa ke aku."
"Tuan putri, apapun kehidupan pribadi aku adalah urusan aku. Mohon, anda jangan ikut campur," ucap Grady dingin.
"Tapi Grady ...."
"Tuan putri, kita memiliki pengalaman yang indah tapi saya mohon, jika saya mengetahui sesuatu tentang Lisa, biar saya sendiri yang melihat, bukan dari orang lain. Saya tahu anda bisa berbuat apa saja, tapi tolong, soal saya, adalah urusan saya."
Amira terdiam. Kamu salah Grady, keluarga memang bisa melakukan apa saja tapi tetap sepupu aku sampai sekarang belum ditemukan pasca diculik saat masih enam bulan. Kami tidak sehebat yang kamu kira. Tapi yang jelas, aku tidak ikhlas kamu dipermainkan oleh Lisa!
"Saya mau beli minuman dingin. Anda membutuhkan sesuatu?" tawar Grady ke Amira yang masih terdiam.
"Iced coffee dan chips."
Grady mengangguk. "Anda tunggu sini sebentar." Grady pun keluar dari dalam mobil sementara Amira membuka ponselnya dimana ada rekaman dari asisten Lisa yang diam-diam mengambil foto dan video Lisa bersama lawan mainnya berciuman dan melakukan hubungan intim di dalam kamar ganti.
Amira menghela nafas panjang dan melihat ke belakang saat tahu Grady keluar dari toko. Akan aku rebut kamu, Grady. Setidaknya ada yang pertama menjadi pekesor !
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
mas arsya ga pkir2 dlu buat jmput amira????kl dia ga mau plang gmna????
bakalan mulus nih jalan Grady sama princess Amira, kalo yang ngomong queen mother pasti raja Arsya nggak bakal pikir pikir dulu 😅😅😅
yg sok jd phlwan....bknnya dpt pnghrgaan,mlah cma dpt malu doang kn....mna pnjra mnnti....
sokoooorrr.....
makanya mau melakukan apapun itu pikir pikir dulu seperti raja Arsya, padahal kebanyakan gedubrakan dulu pikir belakangan😅😅🤭