NovelToon NovelToon
MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan / Romansa
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Laura adalah seorang wanita karir yang menjomblo selama 28 tahun. Laura sungguh lelah dengan kehidupannya yang membosankan. Hingga suatu ketika saat dia sedang lembur, badai menerpa kotanya dan dia harus tewas karena tersengat listrik komputer.

Laura fikir itu adalah mimpi. Namun, ini kenyataan. Jiwanya terlempar pada novel romasa dewasa yang sedang bomming di kantornya. Dia menyadarinya, setelah melihat Antagonis mesum yang merupakan Pangeran Iblis dari novel itu.

"Sialan.... apa yang harus ku lakukan???"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DIA KEKASIH SAYA

Perlahan, kondisi fisik Ash mulai menurun semenjak dia menghindari Edith. Leonard Crizen datang untuk memantau kondisi Ash. Aroma sihir milik Ash, sungguh memenuhi ruang kamarnya dan sangat pekat. Bahkan, Crizen menjadi tegang saat baru memasuki kamar Ash.

Tekanan di ruangan itu sungguh mengitimidasinya.

"Pangeran, apa ada sesuatu yang terjadi dengan Anda? Kenapa kondisi Anda seperti ini?" Crizen menyuntikkan cairan penenang untuk Ash.

Kedua iris mata Ash sudah merah darah, keempat taring Ash, bahkan lebih panjang dari biasanya. Sebelumnya, Ash selalu tidak sadarkan diri saat kondisinya seperti itu. Namun, kali ini berbeda. Crizen menyadarinya, jika "Anda menahan diri agar tetap sadar? Kenapa Anda menyakiti diri sendiri seperti ini?" Tanya Crizen.

Kening Ash sangat berkerut. Dia berjalan ke arah jendela kamarnya dan membuka pintu jendela itu agar udara di kamarnya terfilter. "Bagaimana jika aku menyerahkan semua saja? Dengan begitu, tidak akan ada lagi wadah dari Jiwa Pangeran Iblis"

Mendengar ucapan dari nada yang terdengar datar itu, kedua mata Crizen terbelalak. Buku catatan kecil di tangannya terjatuh. "Apa maksud Anda?" Tanya Crizen sekali lagi.

"Ayahku adalah Raja Benerick. Pendahulunya semuanya adalah orang-orang yang hebat. Orang-orang yang Membangun Kerajaan Urusha ini hingga seperti ini. Mereka juga, orang-orang yang menjalin perjanjian terkutuk dengan Jiwa Iblis yang menguasai area Urusha. Hanya kau satu-satunya yang tau jika aku Putra Pertama Raja. Hanya kau yang tau jika usiaku tidaklah 20 tahun, melainkan 26 tahun" Ash menoleh ke arah Crizen perlahan.

Dia menatap iris Crizen perlahan. Crizen hampir tidak pernah menatap mata Ash yang kini terlihat sayu dan kelam itu. Layaknya, dia tidak memiliki harapan untuk hidup.

"Putra Mahkota Benerick. Anak kedua Raja, sekaligus anak pertama Ratu terlahir dengan kondisi yang cacat. Tubuhnya, tidak bisa menerima kapasitas Jiwa Iblis ini. Raja Benerick juga sudah tewas. Jika aku terbunuh, maka kutukan itu akan selesai. Tidak akan ada lagi yang menampung atau pun menanggung Jiwa Iblis ini" Ash menepuk dada kirinya.

Crizen membungkuk, mengambil buku catatannya yang terjatuh. "Pangeran, Anda melupakan satu hal" Crizen memandang Ash sambil menepuk bukunya beberapa kali.

"Kutukan itu memang akan terputus dengan Keturunan Benerick. Namun, jiwa Iblis itu akan tetap mencari tubuh untuk dia rasuki. Jika Anda tewas, Jiwa itu, akan menyerang orang terdekat dengan Anda. Dia akan merasuk. Adler adalah satu-satunya Manusia yang pernah dirasuki oleh Iblis itu dan dia berhasil mengendalikannya. Saya harap, Anda merenungkan apa yang saya bicarakan. Saya permisi" Crizen keluar dari kamar itu.

Pikiran Ash sungguh buntu. Kepalanya terasa sangat berat. Dia melirik ke arah kamar mandinya. Pintu kamar mandi itu, sedikit terbuka. Tali putih tebal, terlihat mengantung di sana. Ash sungguh telah menyiapkan segalanya. Dan dia menyiapkan dirinya untuk itu.

Ash mengalihkan pandangannya. Dia kembali tidur di ranjangnya.

Tak butuh waktu lama, Edith datang mengantarkan makan malam untuk Ash. Edith bisa merasakan suasana tegang di kamar itu. Dia melihat ke arah ranjang Ash. Ash terlihat selalu tidur setiap saat di mata Edith.

Edith menghela napas, melihat kamar Ash yang berantakan. Perlahan, dan dengan hati-hati Edith mulai membersihkan kamar itu, mulai dari menutup jendela, hingga merapikan lembaran kertas yang berserakan. Lebih dari satu jam Edith membersihkannya. Dan Ash sangat lelap dalam tidurnya. Ash bahkan tidak bergerak sedikit pun, sejak kedatangan Edith.

Edith tiba-tiba merasa risau. Dia menatap selimut tepat di bagian perut Ash cukup lama. Dia hanya ingin memastikan jika Ash masih bernapas. Selimut itu bergerak perlahan. Napas Ash terlihat pelan. Sekali lagi, Edith melihat wajah Ash. Penuh dengan keringat.

Edith merasa kasihan dengan Ash. Wajah Ash terlihat lebih pucat dari biasanya. Edith mengambil kain untuk menyeka keringat Ash. Namun, Ash terbangun begitu kain seka itu menyentuh keningnya.

Mata merah Ash, bertemu dengan iris hijau Edith. "Nonaku...." Ucapnya meraih pergelangan tangan kanan Edith yang memegang kain seka, kemudian menariknya.

Tarikan itu, spontan membuat tubuh Edith menimpa tubuh Ash.

Degh....

Degh....

Suara jantung Ash terdengar pelan dan beraturan, seolah Ash sedang tidur. Edith menarik wajahnya dari dada telanjang Ash, "Maafkan saya, Tuan muda!" Ucap Edith dengan cepat dan segera berpindah.

Ash masih memegang pergelangan tangan Edith. Dia memberikan senyuman yang terlihat tulus. Dia duduk dan menarik tangan Edith dengan lembut, tangan kirinya meraih pinggang Edith dan menariknya perlahan. Ash merangkul pinggang Edith. "Aku bukanlah Ash" Ucapnya menempelkan sebagian wajahnya di dada Edith.

"BUKAN ASH?! BERARTI IBLIS ITU?! AKU HARUS SEGERA PANGGIL ADLER!" Edith memegang kedua bahu Ash dan mendorongnya pelan. Ash menahan dorongan itu, seolah dia menolaknya.

"Nonaku, tubuh ini sungguh membutuhkanmu. Tidak bisakah aku meng-imprintmu agar tubuh ini baik-baik saja? Dan aku bisa menjagamu sebagai pengantinku" Tangan kanan Ash meraih telapak tangan Edith. Dia mulai mengenggamnya. Menarik telapak tangan itu perlahan, dan mencium punggung tangannya.

Aroma manis dari tangan Edith sungguh membuat Iblis itu menjadi gila. Namun, Iblis itu menahan diri dengan mengigit bibirnya sendiri dibalik telapak tangan Edith.

Edith mengingat kembali tentang istilah imprint di novel ini yang sama dengan memberi jejak atau meninggalkan tanda sebagai kepemilikannya. "Tidak! Yang harus jadi penggantinya adalah Saint! Aku hanya ingin hidup bebas dan tidak mau terlibat dengan Iblis psikopat ini" Edith menunjukkan senyumannya.

"Tapi, Tuan Muda. Saya hanya orang biasa. Yang Anda butuhkan adalah sosok seperti Saint-"

"Aku tidak membutuhkannya. Aku sudah cocok denganmu!" Tegas Ash.

Wajah Edith langsung masam dengan cepat. "Anda belum pernah bertemu dengannya. Jika Anda bertemu dengannya sekali....saja, Anda pasti akan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama!" Tegas Edith sambil menunjukkan senyuman lebarnya.

Ash memeluk Edith semakin erat. "Bodoh dengan cinta pandangan pertama. Itu sangat kekanak-kanakan. Tapi, ini sungguh benar. Nonaku, biarkan aku mengimpritmu sekali saja, kita akan hidup bersama selamanya. Aku akan menjaga dan membimbingmu sampai akhir hayatku"

Edith merinding dengan kata-kata puitis Ash.

"Aku sungguh akan menjagamu. Membawa ke mana pun tempat yang ingin kamu kunjungi, aku akan memberikan keleluasaan untukmu, asal kamu mau menjadi pengantinku dan tidak boleh menyakiti perasaanku. Meski aku hebat dalam segala hal, tapi tidak dengan hati kecil ini" Ash menunjuk dada kirinya.

"Memberikan keleluasaan?"

"Ya, keleluasaan. Aku akan memberikan apapun yang kamu minta, jika kamu setu-"

"BRAK!" Pintu kamar Ash dibuka dengan keras oleh Adler. Adler melakukannya karena merasakan aura dari Iblis itu di balik kamar ini. Dan juga, Edith tidak kunjung keluar.

"Cih! Kau lagi! Kenapa suka sekali mengangguku!?" Ash memeluk pinggang Edith dengan erat. Dia merasa terganggu dengan kehadiran Adler di sekitarnya.

Adler berjalan ke arah Edith. Dan menarik lengan kiri Edith agar dilepaskan. "Maafkan saya. Anda tidak boleh mengimprintnya sembarangan" Ucap Adler sambil menahan lengan Edith.

Ash semakin erat memeluk Edith. "Kenapa!?" Ash sungguh tidak bisa menyembunyikan rada ketidaksukaannya terhadap Adler.

"Karena dia ke...kekasih saya" Adler melingkarkan lengan kanannya di pinggang Edith dan menariknya hingga membuat Edith terangkat dan terlepas dari Ash.

"SIAL...." maki Edith karena omong kosong yang Adler ucapkan sangat berbahaya dengan kondisinya sekarang.

1
Airyn Choi
keren 😍 seru di khayalin. semangat menulis terus..
jeesomoody_
Fun bgt ceritanya, next thor
Pikachu Gosong
semangat buat lanjutinnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!