Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihnya, Bumi terlempar ke dunia penyihir, tempat dimana kekuatan sangat di perlukan untuk bertahan hidup.
Bumi diangkat menjadi anak seorang penyihir wanita paling berbakat era itu. Hidupnya mulai mengalami perubahan, berpetualang menantang maut dan berperang.
Meski semuanya tak lagi sama, Bumi masih menyimpan nama kekasihnya dalam hatinya, dia bertekad suatu hari nanti akan kembali dan meminta penjelasan.
Namun, gejolak besar yang terjadi di dunia penyihir membuat semuanya menjadi rumit. Masih banyak rahasia yang di simpan rapat, kabut misteri yang menyelimuti Bumi enggan menghilang. Lantas saat semuanya benar-benar tidak terkendali, masih adakah setitik harapan yang bisa diraih?
*
cerita ini murni ide author, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat itu hanyalah fiktif belaka.
ig: @aca_0325
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Satu setengah bulan berlalu dengan cepat, waktu pembukaan pendaftaran untuk akademi langit hitam sebentar lagi. Hanya tersisa waktu dua Minggu lagi, semua orang yang ingin memasuki akademi bergengsi itu semakin giat belajar dan tidak ada yang berani bermain-main.
Saat itu sudah lewat tengah hari saat dua orang muda mudi duduk di tepi danau biru, danau sakral milik keluarga Caeruleus. Konon, katanya danau itu terbentuk karena tangis kesedihan Dewi bulan biru di masa lalu, Dewi yang memiliki kisah paling tragis dalam sejarah keluarga Caeruleus.
" Teratai biru di tengah danau adalah simbol terakhir yang ditinggalkan Dewi bulan biru,"Kata Leani menunjuk ke tengah danau, ada teratai besar yang mengeluarkan Kristal kecil dari bunganya yang mekar.
"Siapa Dewi bulan biru?"Tanya Bumi, ini pertama kalinya dia mendengar nama ini sejak ia tinggal di Terra.
"Dia wanita paling cantik yang lahir di keluarga kita, dia sangat berbakat hingga hampir menguasai semua mantra sihir abadi. Hanya saja, keberuntungan dan kemalangan pada dirinya hampir setara. Dalam tubuhnya hidup racun biru abadi dan sihir bumi abadi. Kedua sihir tingkat tinggi itu tidak bisa ditampung oleh tubuh fana nya, namun karena kecerdasannya dia menciptakan sihir baru yang dapat menetralkan keduanya. Dia di khianati pangeran Aureus dan menangis selama satu tahun di padang tandus yang membuat tempat ini menjadi danau seperti sekarang." Leani menjelaskan sembari duduk diatas rumput di pinggir danau.
" Apa itu sihir abadi?"Tanya Bumi ikut duduk di sebelah Leani. Dari sini mereka bisa melihat luasnya danau yang tidak berujung. Riaknya bergerak teratur. Jika diperhatikan dengan cermat akan nampak kilauan biru di dalam air.
" Sihir yang membutuhkan semua elemen dasar-dasar sihir. Sangat sulit dan tidak ada yang bisa menguasainya di era sekarang."jawab Leani.
"Lalu kemana perginya Dewi bulan biru? Apa dia mati?"
Leani menggeleng, dia menatap serius riak danau yang bergerak teratur, " Dia menghilang. Entah mati atau masih hidup."
Bumi mengangguk paham. Sangat di sayangkan bahwa legenda seperti Dewi bulan biru harus kalah dengan perasaannya sendiri hingga memilih menghilang selamanya.
"Kenapa pangeran Aureus mengkhianatinya? Bukankah dia Dewi paling cantik?" Tanya Bumi tidak mengerti.
" Dia memang cantik, dan pangeran itu pernah jatuh cinta padanya. Tapi, tekanan besar yang diterima pangeran Aureus tidak mungkin bisa diatasi. Dia harus menghancurkan hati Dewi, karena itulah satu-satunya cara yang bisa menyelamatkannya. Mereka tidak akan mampu mengalahkan klan Caeruleus selama Dewi bulan biru masih ada." Leani menoleh, dia tersenyum miris, "Klan Aureus menguasai pemerintahan bukan tanpa alasan. Tapi, karena jasa pangerannya di masa lalu."
Bumi tercenung, bahkan sosok yang begitu luar biasa juga akan kalah jika perasaan yang lebih mendominasi.
Tiba-tiba dua bayangan merah berkelebat dari arah Utara dan dalam sekejap tiba di tepi danau kesedihan. Leani berdiri dan menatap dua orang yang baru datang dengan wajah datar.
Bermata merah, berkulit putih pucat dan memiliki tanda merah menyala di hidung mereka. Dua orang ini berasal dari klan Erythro. Bumi langsung menganalisa dalam hati berdasarkan informasi yang di dapatkan dari dalam buku yang dia baca.
"Pantas saja kau tidak datang lagi ke duel batu merah, rupanya sedang berkencan dengan seorang manusia disini."Kata salah satu dari orang berpakaian merah, dia memiliki wajah tampan namun arogan, dia adalah Sean Amstrong.
"Apa urusannya denganmu? Aku datang atau tidak itu berdasarkan keputusanku. Kenapa pula kau mencari tahu tentangku? Apa penolakan tempo hari melukai harga dirimu!"bentak Leani garang, tangannya mulai bergerak cepat dan mulut merapalkan mantra sihir, dia siap menyerang.
"Cih, bagus kakak keduaku tidak menjalin hubungan denganmu. Leani, Leani, kau itu sampah yang tidak berharga. Mau melawan kami?" Kata Perempuan yang datang bersama pria itu mengejek Leani. Dia adalah Trixy, menurut rumor yang beredar dia seorang jenius sihir dari klan Erythro.
"Kurang ajar!" Leani berteriak marah lalu mendorong tangannya ke depan, melepaskan sihir yang sudah ia tahan sejak tadi. Gemuruh air langsung menghantam kearah dua orang itu.
"Trik kecil, hanya sihir laut biru tingkat dua, apa yang harus di banggakan." Ejek Trixy, dia membuka mulutnya dan bola api seukuran bukit kecil langsung melenyapkan air tidak tersisa, lalu sisa-sisa api terus melaju kedepan dalam kecepatan tinggi.
" Hujan biru di neraka, Caeruleus ke enam!" Bumi merapalkan mantra yang tidak sengaja dia baca dalam buku kuno yang entah bagaimana bisa ada dalam lemari di kamar tidurnya.
Hujan mendadak turun dengan deras di depan mereka, menjadi perisai pelindung yang menghalangi bola api mendekat.
BYUR....GERRR...BOOM...
Terdengar Ledakan keras memekakkan telinga saat bola api menabrak perisai, air dan api berhamburan ke sembarang arah membentuk ribuan percikkan kecil. Bumi mundur dua langkah dan Trixy berhasil menstabilkan keseimbangannya yang hampir jatuh.
