Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laporan Tentang Xavier
Arlina kini berada dikamarnya. Dia menyentuh pipinya yang bekas sentuhan Keandra. Dia teringat tentang Keandra. Dia merasakan perasaan aneh. Pertama saat diruangan waktu itu saat Keandra menariknya diruangan itu dn sekarang tadi.
"Keandra siapa kau sebenarnya? " bathin Arlina, dia mengusap dadanya.
Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi kepadanya. Sebelumnya dia tidak pernah merasakan perasaan sekuat ini. Perasaan ini bukan hanya tentang cinta, tapi perasaan mendalam. Perasaan yang seakan dia inginkan sejak lama dan perasaan yang dia nantikan selama ini.
Arlina mengusap wajahnya frustasi. Dia memilih merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.
"Keandra.. " liriknya.
"Keandra.. "
Keandra tersenyum tipis, dia merasakan hembusan angin. Angin yang begitu tipis seakan membisikkan namanya di telinganya. Mendengar itu membuat hatinya menghangat. Dia tau, Arlina nya memanggilnya dan dia tau jika Arlina penasaran akan dirinya. Namun ini belum waktunya atau mungkin dia membiarkan ingatan itu muncul dengan sendirinya.
"Bersabarlah Arlina. Aku yakin jika kau pasti akan mengetahui tentangku dan aku yakin kau akan mengingat tentang kita. Biarkan waktu berjalan semestinya. Jika waktunya tiba aku akan mengatakan semuanya." bathinnya.
Dengan mata masih fokus kedepan sembari menunggangi kuda miliknya. Lainnya tidak mengetahui senyuman atau apa yang dipikirkan Keandra mengingat pria itu didepan. Sementara Jargan dan lainnya berada dibelakangnya.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan. Mereka sampai diistana. Mereka turun dari kuda masing-masing, setelah itu mereka berjalan masuk. Keandra menoleh kearah prajurit.
"Katakan kepada Yang mulia Alaska, ratu Lusiana, pangeran Reandra dan ketujuh menteri untuk ke ruangan tertutup. Katakan jika aku ingin bertemu mereka. " titahnya dengan nada dingin.
"Baik pangeran. " paruhnya. Kemudian prajurit itu pergi untuk menjalankan perintah.
Di aula kerajaan.
Disana sudah ada raja Alaska, ratu Lusiana, pangeran Reandra dan lengkap dengan ketujuh menteri. Seorang prajurit tadi masuk dan melapor.
"Hormat Yang mulia. Pangeran Keandra meminta Yang mulia, Yang mulia ratu, pangeran mahkota dan ketujuh menteri utama untuk keruangan tertutup. " lapor nya.
Mendengar itu membuat raja Alaska dan lainnya menatap bingung.
"Kenapa pangeran Keandra meminta kami keruangan tertutup? " tanya Reandra.
"Saya tidak tahu pangeran. Saya hanya ingin menyampaikan apa yang diminta pangeran, dimana pangeran Keandra dan ketujuh kesatria utama datang. Pangeran Keandra langsung mengatakan hal tersebut jika dia ingin bertemu dengan Yang mulia Alaska dan lainnya. " jawabnya.
"Baiklah, kau bisa pergi. " ucap Alaska.
"Permisi Yang mulai. " Setelah memberi hormat, prajurit itu mengundurkan diri.
"Sebenarnya apa alasan pangeran Keandra tiba-tiba mengatakan hal itu. Kenapa dia tidak langsung menemui kita disini? " tanya Lusiana terlihat bingung.
"Mungkin ada yang penting yang ingin disampaikan oleh pangeran Keandra. " ucap Reandra yang paham akan tabiat adiknya itu.
"Baiklah. Kita kesana. " ucap raja Alaska. Berdiri dari singasana milikinya diikuti ratu Lusiana dan semuanya.
Setelah itu raja Alaska berjalan pergi diikuti ratu Lusiana dan pangeran Reandra. Dan dibelakangnya menteri ketujuh utama mengikuti dari belakang.
****
Diruangan tertutup.
Raja Alaska, ratu Lusiana dan pangeran Reandra serta ketujuh menteri ada diruangan ini. Begitu mereka masuk pintu langsung ditutup bahkan dikunci dari dalam oleh Anshel atas keinginan pangeran Keandra. Sementara diluar berada dalam penjagaan prajurit. Pangeran Keandra memerintah jika tidak boleh ada yang masuk meski sekedar ada yang ingin bertemu atau memberikan informasi. Sebelum dia dan lainnya memerintahkan untuk masuk.
Raja Alaska serta lainnya dibuat bingung dengan tingkah pangeran Keandra dan ketujuh kesatria utama kerajaan.
Mereka menyakini jika ada sesuatu yang penting. Hingga pangeran Keandra meminta mereka kesini dan ini bersifat rahasia. Apalagi ruangan yang mereka tempati adalah ruangan kedap suara. Terlebih ruangan ini hanya ada pangeran Keandra, ketujuh kesatria utama yaitu Jargan, Anshel, Fasya, Leandro, Andrean, Nikolas, Vincent, raja Alaska, ratu Lusiana, pangeran Reandra, ketujuh menteri utama yakni Hikosi, Victor, Jacky, Carlos, Arenga, Duke dan Emric.
"Jadi ada apa pangeran? " tanya raja Alaska. yang sudah duduk di kursinya begitupun dengan lainnya.
"Apa ada hal penting hingga kau mamanggil kami kesini? " tambah ratu Lusiana menatap kearah putranya itu.
"Xavier masih hidup. " dingin Keandra langsung pada intinya.
DEG!
Mendengar itu raja Alaska dan lainnya terkejut.
"Ba-bagaimana mungkin dia masih hidup? Kita melihat sendiri dia mati saat perang yang terjadi 5 tahun yang lalu. " ucap Pangeran Reandra seakan tidak percaya.
"Tapi itulah kenyataannya pangeran. " jawab Nikolas.
"Bisa kalian jelaskan kenapa kalian bisa yakin jika Xavier masih hidup? " tanya raja Alaska.
"Jargan! "
Mendengar seruan Keandra, Jargan mengangguk. Lalu memberikan kota peti berukuran sedang kepada raja Alaska. Hikosi mengambil peti itu dan membukanya di depan raja.
Hikosi terkejut dengan isi peti itu. Lalu mengeluarkannya dari dalam peti untuk ditunjukan kepala raja Alaska.
Melihat itu raja Alaska dan lainnya terkejut.
"Itukan milik Xavier bagaimana bisa? Aku ingat pakaian ini terkubur bersama jasad Xavier waktu itu. " ucap Victor.
"Darimana pangeran dan lainnya mendapatkan semua ini? " tanya Duke.
"Peti itu ditemukan oleh Arlina. " jawab Leandro.
Mendengar itu mereka terkejut terutama Hoshi. Lalu dia menatap kearah Jargan.
"Jargan!
Jargan melihat seruan dan tatapan Ayahnya meminta penjelasan itu
"Iya Ayah, Arlina yang menemukan peti itu. " jawab Jargan.
"Bagaimana bisa? Kapan? " tanya tanya Hikosi.
"Tadi setelah pulang dari academy. Arlina sebelum pulang kemeshion pergi kehutan tepat perbatasan menuju ibukota dan menemukan peti itu disebuah rumah kecil dekat gubuk. Yang aku tau belum ada rumah itu disana selama ini dan jika rumah itu berada disana dengan cukup lama maka tidak ada yang mengetahui. Arlina disana berniat mencari tahu hilangnya surat laporan dari desa Heal. Namun justru menemukan rumah itu dan menemukan peti tersebut didalam rumah itu. " jawab Jargan menjelaskan.
"Intinya disini, berkhat Arlina kita mengetahui kebenaran tentang Xavier yang masih hidup. Berarti saat perang 5 tahun lalu dia belum benar-benar mati. " ucap Andrean menambahkan.
"Yang perlu kita lakukan adalah mencari keberadaan pria itu, dan kita tidak tahu siapa saja yang bersekongkol dengannya. Dia itu licik. " tambah Vincent.
Mendengar itu mereka mengangguk setuju. Mereka tau siapa itu Xavier. Musuh yang licik dengan seribu muslihat.
"Alasan aku meminta kalian kesini untuk membicarakan hal ini karena di istana ada mata-mata yang aku yakini itu suruhan dari Xavier. " ucap Keandra.
mendengar itu membuat raja Alaska, ratu Lusiana, pangeran Reandra dan ketujuh menteri terkejut.
"Bagaimana pangeran tau jika ada mata-mata? " tanya Carlos.
"Karena rencana kita untuk mengusut bandit waktu itu sudah tersebut telah terbongkar, Ayah. " Leandro menjawab pertanyaan dari ayahnya.
"Apa! " terkejut mereka.
"Setelah pembahasan kita waktu itu, tiba-tiba penyerangan terhadap bandit hilang begitu saja tanpa jejak. " ucap Fasya.
"Tak hanya itu, saat waktu itu kami berkunjung didesa Heal untuk memberikan bantuan juga serangan bandit itu menghilang. Warga setempat mengatakan jika serangan bandit kepada mereka berhenti begitu saja tiba-tiba tanpa alasan jelas. Dan desa itu damai hingga saat ini. " tambah Vincent.
"Apa kalian menemukan petunjuk tentang mata-mata itu? " tanya raja Alaska.
"Tidak Ayahanda. Aku masih menyelidikinya. Namun aku percaya jika mata-mata itu lebih dari satu. " jawab Keandra.
"Itu benar Yang mulia. Tidak hanya istana, tapi kediaman Kimendra, Margaret, Ocean, Margenta, Shankara, Sanchez, dan Alexander juga tidak luput adanya mata-mata. Dan kami semua mencari tahu siapa orang yang menjadi mata-mata tersebut. " timpakan Anshel.
Lagi-lagi mereka terkejut, apalagi ketujuh menteri itu. Tidak menyangka kediaman mereka juga ada mata-mata juga.
"Berarti jika memang itu benar maka dipastikan itu mata-mata Xavier dan kita harus mengusut tuntas hal ini. Terutama mata-mata itu. Xavier saat ini benar-benar bermain dengan licik dan kita tidak tahu apa yang dia rencanakan sekarang. " ucap Arenga.
"Kalau begitu, Kalian selidik masalah ini. Terutama tentang mata-mata itu. Kita harus segera mengungkapnya. Aku yakin dia sedang mengatur siasat. " titah raja Alaska.
"Baik Yang mulia! " patuh mereka serentak.
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺