NovelToon NovelToon
Cinta Beracun Pak Gustav

Cinta Beracun Pak Gustav

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nara Diani

"Aku hamil lagi," ucap Gladys gemetar, ia menunduk tak berani menatap mata sang pria yang menghunus tajam padanya.

"Gugurkan," perintah Gustav dingin tanpa bantahan.

Gladys menggadaikan harga diri dan tubuhnya demi mimpinya menempuh pendidikan tinggi.

Bertahun-tahun menjadi penghangat ranjang Gustav hingga hamil dua kali dan keduanya terpaksa dia gugurkan atas perintah pria itu, Gladys mulai lelah menjalani hubungan toxic mereka.

Suatu ketika, ia bertemu dengan George, pelukis asal Inggris yang ramah dan lembut, untuk pertama kalinya Gladys merasa diperlakukan dengan baik dan dihormati.

George meyakinkan Gladys untuk meninggalkan Gustav tapi apakah meninggalkan pria itu adalah keputusan terbaik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nara Diani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 24

"Saya menyukai Gladys, kamu menyukai Gustav, kita susun rencana untuk memisahkan mereka. Saya akan membawa Gladys pergi dan kamu bisa menikah dengan Gustav."

"Kita pisahkan mereka tanpa menyakiti siapapun," lanjut George.

"Caranya?" tanya Brica.

"Caranya mudah asal kamu mau bekerja sama," jawab George santai. Brica tampak berpikir sejenak kemudian mengangguk setuju.

"Aku mau, asalkan bisa menikahi Gustav aku akan lakukan apapun," ucap Brica tegas. George tersenyum miring.

***

Gladys kembali ke kantor setelah menyelesaikan urusannya di kampus. Tadinya dia berbohong pada Gustav bahwa ada urusan di sana karena ingin menghindar tetapi setelahnya pihak kampus malah benar-benar memanggilnya.

Sudah jam 11 artinya sudah memasuki jam makan siang, Gladys yang semula ingin turun dari mobil memutuskan untuk putar balik cari tempat makan.

Namun, belum sempat berbalik seseorang mengetuk kaca mobilnya dari luar.

Tok! Tok!

Gladys menoleh menemukan wajah Mita di luar, ia turunkan kaca mobilnya.

"Gue mau ngomong sama lo," ucap gadis itu tanpa basa-basi.

Gladys tersenyum senang, sudah sebulan lebih Mita tidak bicara padanya dan untuk pertama kalinya mereka mengobrol lagi setelah pertengkaran mereka tempo hari.

"Masuk, sekalian kita makan siang," ajak Gladys membuka kunci pintu.

"Gue mau ngomong bukan makan siang bareng elo!" sarkas Mita bersidekap dada membuang muka tapi tiba-tiba perutnya berbunyi.

Kruuk ....

Wajah Mita memerah malu, Gladys mengulum senyum berusaha untuk tidak tertawa.

"Perut kamu mau, ayo aku traktir," candanya.

Mita berdehem singkat, dengan gaya ogah-ogahan dia mask ke mobil Gladys.

Perut sialan malu-maluin gue!

Rutuknya dalam hati, padahal ia mau bicara serius dengan Gladys tapi perutnya sama sekali tidak bisa diajak kompromi.

Pandangan Mita beralih ke samping, pada Gladys yang sedang fokus menyetir.

Bahkan dari segi manapun lo selalu cantik, Dys

Mita membatin lantas ia menoleh ke arah kaca spion menatap pantulan dirinya sendiri dan tersenyum miris dengan bentuk wajahnya yang tidak pernah terlihat cantik sama sekali.

"Gue mau ngomong serius sama elo, sekarang," celetuk Mita menatap Gladys.

Rasa penasaran di hatinya sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

"Mau ngomong apa?" tanya Gladys yang sedang fokus menyetir, suaranya masih sama lembutnya di telinga Mita sejak dulu.

Kebetulan sekali mereka sudah sampai di depan restoran. Gladys memarkirkan mobilnya di tempat tersedia, ia melepas sabuk pengaman dan menoleh pada Mita degan wajah serius.

"Lo ada hubungan apa sama Direktur kita?" tanya Mita to the point.

Lagi-lagi Gladys tersenyum, menghela napas panjang. Sudah ia duga cepat atau lambat Mita pasti akan curiga padanya.

Mungkin inilah saatnya dia jujur pada Mita. Akan tetapi di di sisi lain Gladys takut Mita malah makin menjauh.

"Hubungan ya? Hem ...." Gladys bergumam panjang.

"Hubungan kami rumit," jawabnya menoleh pada Mita dengan sorot mata yang sendu.

Mita meremas ujung bajunya sendiri, perasaanya berkecamuk antara lanjut bertanya atau tidak. Tetapi karena sudah terlanjur dan Gladys pun mau menjawab jujur Mita akan bertanya sejelas-jelasnya.

"Gue pernah liat lo sama Pak Gustav ciuman di ruang rapat," ucap Mita dengan suara berat, wajahnya menyiratkan rasa kecewa dan sedih.

"Tapi beberapa waktu lalu gue denger Pak Gustav akan menikah dengan model Brica Novelia, mereka juga beberapa kali terlihat berkencan. Gladys, kalau mereka memang sepasang kekasih terus lo apa?" tanya Mita dengan sorot mata serius penuh rasa keingintahuan.

Ia membalikkan badan pada Gladys dan memegang kedua bahu Gladys.

"Lo ... bilang sama gue kalau elo bukan seperti yang gue pikirkan kan enggak kan?" racau Mita terus mendesak Gladys buka suara, jauh di dalam hati Mita sangat berharap kalau Gladys dan Gustav tidak pernah saking berhubungan, kalau ciuman di ruang rapat hanyalah ketidaksengajaan, kalau pakaian dan barang-barang mewah Gladys selama ini benar dari investasi orang tuanya.

"Gladys jawab!" pekik Mita.

"Aku simpanan." Mita membeku, tangannya yang semula berada di bahu Gladys turun dengan lemas.

"S—simpanan? Lo, lo ga serius kan?" lirih gadis itu terbata-bata.

"Aku serius, Mita. Tiga tahun lalu, aku benar-benar putus asa. Aku kehabisan uang, dipecat karena fitnah, dan ditolak saat meminta bantuan paman dan tanteku mereka malah menyuruhku menjual rumah. Aku tertekan, bahkan sempat berpikir untuk mengakhiri hidupku," jelas Gladys parau, menceritakan kembali titik terendah dalam hidupnya.

Dunia begitu jahat bagi Gladys, padahal saat itu ia hanyalah anak remaja yang butuh bantuan dan sedang berduka tetapi tidak siapa pin mau mengulurkan tangan padanya.

Sesak, sakit, dan putus asanya dia waktu itu hingga tidak bisa berpikir jernih. Dengan kecantikan yang dia punya Gladys bahkan pernah berpikir untuk melacur saja saking putus asanya.

"Sampai akhirnya aku bertemu dengan Gustav, dia menawarkan diri untuk membiayai hidup dan sekolahku dengan syarat aku menjadi peliharaan untuk puasin hasratnya. Waktu itu aku udah gak bisa mikir apa-apa dan terima aja tawaran dia."

Tangis Mita pecah, ia menggeleng-geleng tidak terima, bahunya bergetar, kepalan tangannya mengencang di tangan. Sakit, dadanya ikut sakit dan sesak seakan dihimpit berton-ton batu.

"Kenapa ... Kenapa lo gak ngomong sama gue Gladys?" lirihnya serak, air matanya terus berguguran karena merasa gagal dan tidak berguna sebagai seorang sahabat.

Gladys menggelengkan kepalanya. "Hubunganmu dan keluargamu juga tidak terlalu bagus, Mita. Aku takut kamu terseret masalah gara-gara aku.

"Sudah tidak ada jalan untuk kembali buatku, Mita. Apapun resiko ke depannya aku terima karena ini adalah jalan yang aku pilih sendiri." Mita makin menangis mendengar kata-kata Gladys.

Ia memukul-mukul dadanya sendiri kecewa, kecewa karena selama ini ia bisa tidak tahu sesakit apa masalah Gladys, Mita merasa semakin tidak berguna lagi ketika setelah tahu pun kebenarannya ia tidak bisa berbuat apapun.

Ia bahkan dengan teganya memusuhi Gladys hanya karena perkataan Fellycia, bodohnya Mita lebih mendengarkan perkataan gadis ular itu daripada memercayai Gladys yang sudah menemaninya selama hampir sepuluh tahun.

Mita mengusap air mata di wajahnya, dengan cepat ia keluar dari mobil Gladys tanpa kata, lantas menyetop taxi yang lewat.

"Mita, Mita."

Melihat itu Gladys segera keluar menyusul sahabatnya, mengejar gadis itu tapi Mita susah keburu masuk ke dalam taxi dan menjauh pergi.

"Mita!" panggil Gladys tetapi Mita bahkan sama sekali tidak mau menolah.

Di dalam taxi Mita kembali menangis, ia mengigit bibirnya keras hingga berdarah dan mulutnya terasa asin. Lebih dari sekedar kecewa Mita malu berhadapan dengan Gladys.

Malu karena sejak dulu ia selalu menjadi beban dari sahabatnya dan tidak pernah bisa membantu dalam hal apapun.

Selama 10 tahun Gladys senantiasa membantunya, menghibur dan mengajarinya ini-itu tapi ia sangat tidak berguna bahkan tidak bisa membantu masalah Gladys hingga Gladys terjerumus ke jalan yang salah.

"Maafin gue, Dys. Maafin gue," tangisnya sesenggukan.

Lebih dari sekedar bodoh, ia sampah.

1
Myra Myra
lupakan gustac dah sesuai Ngan mu
Chung Chung
Up
Tình nhạt phai
Gokil abis!
Amanda
Seru banget deh!
Mina
Mantap jiwa banget, bikin nagih baca terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!