Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.
Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.
Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Maestro meratakan semuanya.
Di sebuah tempat yang dipenuhi dengan kobaran api, berdiri tiga orang saat itu. Di belakangnya satu Paviliun sudah habis ludes terbakar tak menyisakan apapun selain abu. Salah satu dari mereka bertiga kemudian berdecak kesal.
"Cih. Tidak seru sama sekali. Apa hanya segini kekuatan dari sekte bintang tiga?" Feng Zun memainkan plakat nama tempat itu sebelum menghancurkannya.
Liu Qiang dan Hu Tian yang melihatnya hanya menghela napas sampai seseorang tiba-tiba muncul dengan langkah cepat.
"Salam Pemimpin Liu Qiang, saya membawakan sebuah laporan darurat yang berasal dari markas!"
"Laporan darurat dari markas?"
Liu Qiang mengerutkan keningnya dan tidak percaya darimana asal laporan yang datang. Anak buahnya itu dilanda kepanikan luar biasa sehingga omongannya pun sedikit terdengar kurang jelas.
"Keadaan markas sekarang sedang diserang dan mereka membutuhkan bantuan ketiga pemimpin segera!"
Hu Tian dan Feng Zun yang mendengarnya segera berdiri. Mereka bertiga saat ini sedang berada di luar, sehingga akan memakan waktu sedikit lebih lama untuk bisa kembali lagi ke markas.
"Apa yang terjadi di markas saat kita keluar?" Hu Tian melotot membuat anak buahnya ketakutan.
"Ka-Katanya mereka diserang oleh pemuda yang bernama, Zhen Liang. Orang ini yang telah mengalahkan Pemimpin Wu Dao sebelumnya."
Mendengar orang yang mengalahkan Wu Dao, Feng Zun segera tersenyum lebar. Dia mulai bersemangat setelah sekian lama, apalagi penyerangan mereka ke sekte kelas tiga berujung tidak menyenangkan sama sekali untuknya.
"Berapa jumlah yang menyerang kita?" Liu Qiang memejamkan matanya dan mulai berpikir, tetapi apa yang dikatakan anak buahnya sungguh mengguncang mereka bertiga.
"Menurut laporan, dia datang hanya seorang diri saja ke Istana Paviliun Ular pemimpin." Anak buahnya menundukkan kepala, dia segera menjauh takut akan dihajar mereka bertiga dan menyinggung perasaannya.
"Hanya... Seorang... Katamu?" Mata Liu Qiang dan Hu Tian terbelalak tidak percaya bersamaan, sedangkan Feng Zun mulai tertawa kencang di sana.
"Bukankah pemuda itu sangat menarik? Sudah berapa lama aku tidak memakan daging seseorang yang menarik sepertinya." Feng Zun menjilat bibirnya.
Liu Qiang, Hu Tian, dan Feng Zun secara bersamaan mengedarkan energi kultivator, Tahap-Puncak yang membuat tanah dan angin sampai bergetar.
Mereka bertiga bergegas menuju Istana Paviliun Ular dengan kecepatan penuh, dengan kecepatan itu mereka mungkin akan sampai di sana dalam waktu kurang dari lima belas menit.
Mereka juga tidak perlu terlalu terburu-buru sebab di sana sekarang juga ada Deng Kai dan puluhan anggota mereka yang menjaga Istana Paviliun Ular. Karena pemikiran tersebut, mereka masih bisa sedikit bersantai.
Namun, wajah Feng Zun tampak cemberut. Jika memikirkan kedatangannya akan terlambat dan semuanya sudah berakhir.
*
Istana Paviliun Ular. Semua mata tidak percaya dengan apa yang berada di depan mereka. Salah satu pemimpin mereka, satu dari Lima Ular Raksasa menundukkan kepalanya di hadapan Zhen Liang.
"Apa kau itu adalah kultivator angkuh yang sama dengan sebelumnya?"
Zhen Liang bertanya karena Deng Kai begitu berbeda dari beberapa saat yang lalu sebelum mereka bertarung. Kemana keangkuhan dan kesombongannya menghilang?
"Begitu, kurasa ini adalah sifat kultivator sejatinya jika sudah terpojok."
Zhen Liang mendengus dan menembak langsung kepala Deng Kai.
Teknik Rhapsody Penghancur Langit! Jurus Pertama Rhapsodes!
Doooor!
"Sekarang, puluhan atau mungkin, ratusan roh gentayangan yang mengutukmu bisa pergi dengan tenang ke alam sana."
Waktu seolah berhenti, pemandangan ini begitu menakjubkan. Semua orang melihat kepala pemimpin mereka yang berlubang dengan suara erangan Deng Kai yang meminta belas kasih berulang kali.
Kesedihan tampak terlihat di wajah semua orang, tetapi apa yang mereka bisa lakukan tepat di hadapan monster tersebut.
"Tidak! Pemimpin Deng Kai!"
"Kenapa malah seperti ini, apa semua sudah selesai?"
"Sekarang semuanya telah berakhir."
Zhen Liang mendengarkan rengekan semua orang dengan mata dinginnya, saat ini hanya ada setengah orang saja yang tersisa dari seluruh penjaga yang menghadangnya.
Dirinya masih mempertanyakan kemana kesombongan mereka sebelumnya, di depan Zhen Liang sekarang, mereka seolah sedang menjadi seperti anak kecil.
"Apakah kalian juga mendengarkan rintihan orang yang telah kalian bunuh." Satu lagi pertanyaan yang membuat Zhen Liang penasaran. Namun, seketika semua orang terdiam. Suasana menjadi sangat sunyi pada saat itu.
"Dari kesunyian ini, aku bisa mengambil sebuah kesimpulan."
Semua kultivator sama saja, tidak ada yang berbeda. Setelah mengetahui mereka sedikit lebih kuat dari yang lain. Mereka dengan mudahnya menghilangkan nyawa seseorang. Tidak hanya itu tapi juga merampas apa yang dimiliki orang lain.
"Kalian memang orang-orang yang pantas mendapatkan hukuman dari langit."
Zhen Liang segera mengangkat tangannya.
Teknik Rhapsody Penghancur Langit! Jurus Pertama Rhapsodes!
Energi yang mengerikan mulai berjatuhan layaknya bintang-bintang melalui tangannya, dia mengikat semua orang di satu tempat kemudian menembaki mereka semua dari jauh. Jeritan kesakitan dan rintihan meminta pertolongan terus menerus terdengar di tempat itu.
Setelah selesai dengan semua penjaga di luar, Zhen Liang mulai masuk ke dalam Istana Paviliun Ular.
"O-Orang itu menerobos masuk! Semuanya cepat lari dan selamatkan diri kalian!"
Ketika dirinya masuk ke dalam paviliun, Zhen Liang menyaksikan pemandangan dimana setiap orang yang berhamburan pergi keluar demi menghindarinya. Layaknya mereka sedang bertemu dengan malaikat maut.
Mereka yang mencoba melarikan diri membuat gaduh seluruh tempat di dalam rumah, bahkan terdengar lebih berisik daripada kawanan lebah.
"Percuma saja jika ingin melarikan diri."
Zhen Liang mulai mengambil napas pelan sebelum menghilang di sana.
Teknik Rhapsody Penghancur Langit! Jurus Pertama Rhapsodes!
Menggunakan kekuatannya, Zhen Liang menembak satu persatu setiap orang yang terlihat di matanya, seolah dirinya sedang menari dengan diiringi bersama musik.
Tidak membutuhkan waktu lama, kondisi di dalam paviliun perlahan menjadi kacau balau. Darah merembes keluar dari mayat milik anggota Kelompok Ular Putih yang berjatuhan di sepanjang koridor dan ruangan. Di segala ruang, tidak ada satupun tempat yang aman bagi mereka berlindung.
Zhen Liang tidak berhenti, meski mereka merengek dan meminta ampun sekalipun dirinya akan membinasakan semuanya.
Teknik Rhapsody Penghancur Langit! Jurus Pertama Rhapsodes!
Teknik Rhapsody menggema begitu lantang dan menunjukkan terornya. Ada beberapa kultivator yang tidak tinggal diam begitu saja menunggu ajalnya.
Mereka yang berani kemudian mencoba melawan meski hasilnya sama sekali tidak berubah. Zhen Liang menghindari semua teknik berbahaya yang datang kepadanya dengan Rhapsody.
Perlahan jeritan dan histeris dari semua orang mulai memudar, hanya suara Rhapsody yang masih menggema di sana. Sampai beberapa saat kemudian, tidak ada lagi satupun suara yang tersisa. Kondisi di sana sangat sepi bagaikan kuburan.
Zhen Liang yang terduduk di atas tumpukan para mayat kemudian memandangi sebuah tempat di kejauhan.
Ada suara langkah kaki dari seseorang yang berjalan mendekatinya.
Dari sana, Zhen Liang menemukan satu orang bocah yang mengeluarkan amarah dengan menunjukkan gigi taringnya.