Janda hanyalah statusku.
Nadira Ayu, seorang gadis muda yang berparas cantik. Tak pernah terbayangkan oleh Nadira, jika dirinya akan menjadi seorang istri diusianya yang masih begitu muda.
Lika liku serta permasalahan dalam hidupnya seolah telah berhasil membuatnya terlempar dari keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari, dengan tanpa sengaja, dirinya dipertemukan dengan seorang gadis kecil yang begitu cantik.
Dan alangkah terkejutnya Nadira, saat gadis kecil itu menginginkannya untuk menjadi sang mommy baginya. Namun sayang, daddy dari gadis kecil itu memandang dirinya dengan sebelah mata hanya karena ia berstatus sebagai seorang janda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Sederhana
Selamat Membaca
🌿🌿🌿🌿🌿
Sepasang insan anak manusia itu telah melangkahkan sepasang kaki mereka untuk memasuki sebuah mall besar. Beraneka macam produk nampak begitu menghiasi setiap tempat yang ada di sana.
Dengan sikapnya yang sama, Andra masih menggenggam tangan Nadira. Dalam benaknya Nadira sudah tahu mall ini, mall ini adalah mall yang kemarin sempat dirinya kunjungi untuk membeli gaun sebagai hadiah untuk ulang tahun Aida.
" Selamat datang tuan, selamat siang, terima kasih karena tuan Andra sudah kembali datang berkunjung ". Sambut salah satu pelayan wanita.
Andra hanya memberikan respon anggukan saja, karena hanya itulah yang biasa dirinya balas untuk menyahuti sapaan dari karyawannya.
" Mas, pelayan itu mengenali mas Andra? ". Bisik Nadira di sela - sela langkahnya.
" Semuanya mengenal ku, karena aku pemilik mall ini ". Sahut Andra.
Deg....
Nadira sangat tertegun, hatinya terlonjak kaget mendengarnya. Jadi mall besar ini adalah milik Andra.
" Aku tahu jika diriku memang tampan, jadi berhentilah mentapku seperti itu ". Sahut Andra.
Nadira langsung menunduk, ia merasa malu sendiri karena memandangi Andra. Nadira hanya merasa tertegun, ia tak menyangka jika laki - laki yang menjadi pacarnya ini adalah pemilik mall nya. Muncul pertanyaan dalam benak Nadira, sebenarnya pacarnya ini orang apa, mengapa sepertinya ia memiliki kekayaan yang sangat banyak.
Hingga tanpa Nadira sadari, kini langkah mereka telah sampai di sebuah ruangan yang terdapat banyak fashion baju khusus wanita yang begitu menarik dan mewah.
" Mas, kenapa kita masuk ke sini? ". Tanya Nadira.
" Tentu saja untuk membeli baju ". Sahut Andra.
" Mas Andra mau beli baju wanita? ". Tanya Nadira lagi.
" Bukan aku, tapi kamu ". Sahut Andra.
" Tapi mas, aku tidak ingin membeli baju, lagipula aku tidak membawa uang yang cukup untuk membeli baju di tempat ini ". Sahut Nadira dengan menunduk.
Mendengar sahutan dari Nadira, membuat Andra menjadi menghela nafasnya. Selain lupa, ternyata Nadira tidak pintar. Namun meski begitu, Andra juga merasa kasihan. Sepertinya kekasihnya ini wanita yang sangat berhemat.
" Kamu ini memang suka lupa ya, mall ini adalah milikku, apapun yang dijual di tempat ini semuanya milikku, kamu tak perlu membeli, ambil saja apa yang kamu mau ". Jelas Andra.
Ya, Andra sengaja mengatakannya karena ia tak ingin jika Nadira sampai merasa tak mampu untuk membeli, meski sebenarnya jikalau memang harus membeli, tentulah dirinya yang akan membayarnya.
" Tuan nona, apa yang ingin tuan dan nona cari? ". Seru salah satu pelayan wanita yang ada di sana.
" Berikan semua baju mahal di sini pada pacarku, biarkan dia memilih baju apa saja yang ingin dia pilih ". Jelas Andra.
" Baiklah tuan, akan segera kami lakukan, mari nona akan saya antar ". Sahut pelayan itu lalu mengajak Nadira.
Nadira merasa bingung dengan semua ini, haruskah Andra melakukan semua ini, padahal sudah jelas - jelas jika dirinya menolak untuk dibelikan baju.
" Silakan di pilih nona, semua baju yang ada di sini adalah model baru ". Seru pelayan wanita itu.
" I-iya mbak terima kasih ". Sahut Nadira yang merasa kikkuk.
Jujur, selama hidupnya, baru kali ini Nadira merasakan hal ini. Diajak berbelanja, bahkan di suruh memilih sendiri baju mana yang dirinya inginkan.
Untuk sejenak Nadira merasa kehadiran Andra dalam hidupnya, seolah sengaja diutus oleh Tuhan untuk bisa menjadi sosok yang bisa melindunginya. Meski sikap Andra begitu dingin dan terkesan acuh, namun sejatinya Andra adalah orang yang begitu sangat peduli terhadap orang terdekatnya, termasuk dirinya.
" Nona, nona kenapa diam?, apa model bajunya kurang menarik? ". Seru pelayan wanita itu.
" Iya mbak maaf, semua model bajunya menarik kok mbak, ini saya sudah mau mulai mencari ". Sahut Nadira dengan tersenyum kecut.
Dan Nadira pun akhirnya mulai mencari baju - baju yang bermerk itu. Sementara Andra sendiri, ia lebih memilih duduk di sebuah sofa panjang yang tersedia di sana. Andra memilih diam saja, namun pandangannya masih setia mengarah pada Nadira. Hari ini, Andra benar - benar ingin melakukan apa yang diinginkan oleh kekasihnya itu.
Nadira masih setia mencari - cari model baju yang sesuai dengan seleranya, hingga pandangannya terarah pada salah satu baju yang begitu sederhana namun terlihat begitu elegan.
" Baju ini bagus ". Batin Nadira.
Merasa suka dengan model bajunya, Nadira pun ingin melihat nominal harga untuk baju itu. Diperhatikan nya nominal itu hingga...
Deg... dan betapa terkejutnya Nadira dengan nominalnya. Nadira langsung membekap mulutnya. Ia sangat terkejut bukan main.
" Ya Allah, hanya untuk sebuah baju seperti ini harganya sampai belasan juta?, kenapa mahal sekali? ". Batin Nadira yang begitu sangat tak percaya.
Sedangkan Andra, yang sedari tadi memperhatikan Nadira, menjadi tersenyum geli. Andra merasa gemas dengan raut Nadira. Meski Nadira tak begitu ekspresif, namun Andra tahu, jika yang membuat Nadira terkejut adalah harga dari baju itu.
Karena merasa harganya terasa begitu sangat mahal, ia pun memilih untuk melihat model baju yang lainnya, siapa tahu di tempat ini, ada harga baju yang nominalnya tidak lebih dari dua ratus ribu rupiah.
" Kenapa di lepas bajunya? ". Seru Andra tiba - tiba.
Sontak saja hal itu pun membuat Nadira langsung terjingkat.
" M-mas, kenapa mas Andra ke sini, lebih baik mas Andra duduk saja ". Sahut Nadira.
" Kenapa kamu melepas baju yang sempat kamu lihat, sepertinya kamu menyukai nya, kenapa tidak diambil saja? ". Bukannya menjawab pertanyaan dari Nadira, Andra malah masih bertanya.
" Emm... tidak apa - apa mas, aku masih ingin mencari yang lain saja ". Sahut Nadira yang mengelak.
Andra terdiam mematung. Mendengar sahutan Nadira yang sebenarnya berusaha untuk menutupi, entah mengapa membuat hati Andra menjadi merasa bersalah. Andra merasa bersalah karena dirinya tadi sempat menilai jika Nadira adalah sosok wanita yang tidak jauh berbeda dengan wanita di luar sana yang begitu matrealistis.
" Sana, mas Andra duduklah, biarkan aku melanjutkan mencari baju ". Seru Nadira lembut lalu ia pun segera fokus kembali mencari baju.
" Apa mungkin aku yang salah menilainya?, Dira tak seperti kebanyakan wanita di luar sana, dia wanita sederhana, iya, sederhana, Dira wanita yang sangat sederhana ". Batin Andra yang masih terus memandangi Nadira.
" Pelayan ". Panggil Andra.
" Iya tuan ". Sahut pelayan itu.
" Aku mau semua baju ini di barisan ini di packing, jadi langsung siapkan saja semuanya ". Suruh Andra.
" Baik tuan ". Sahut pelayan itu.
Nadira merasa bingung dengan apa yang dilihatnya. Andra menyuruh untuk mengepak semua baju - baju mahal ini, tapi mengapa seperti itu. Bahkan dirinya masih belum sempat menemukan baju yang ingin dipilihnya.
Andra yang melihat raut kebingungan dari Nadira pun tetap bersikap santai.
" Sudah jangan bingung, semua baju - baju itu untukmu ". Terang Andra.
" Apa mas?, semua baju itu untukku? ". Sahut Nadira yang tak percaya.
" Iya, tentu saja untukmu bukan untukku ". Jelas Andra lagi.
" Tapi mas itu terlalu banyak, apalagi harga dari semua baju itu sangatlah mahal, janganlah hanya karena demi aku mas Andra sampai membuang - buang uang seperti ini ". Sahut Nadira dengan raut nya yang terlihat jelas sedih.
Andra tak menyahut, lidahnya terasa begitu kelu untuk menyahuti Nadira. Hati Andra menjadi semakin merasa bersalah dibuatnya. Seharusnya dirinya bisa menilai sejak awal, jika Nadira bukanlah tipe wanita yang suka memanfaatkan orang lain untuk kesenangannya, apalagi sampai memanfaatkan hartanya.
Dan, ternyata apa yang dilakukannya adalah suatu kesalahan besar, jika ingin membuat Nadira senang dengan segala uang yang dimilikinya.
" Dira, maafkan aku yang sudah sempat salah menilaimu ". Batin Andra.
Bersambung..........
🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤
🌿🌿🌿🌿🌿